30. One day with him (1)

44 15 9
                                    

JANGAN LUPA VOTE AND COMENTNYA ❤️

30. One day with him

“Hari ini kita berjalan berdampingan. Akankah dihari-hari selanjutnya juga demikian?”

***


Padang, Desember 2021

Aku tidak pernah membayangkan jika suatu hari nanti aku akan diperlakukan seperti seorang putri oleh lelaki yang katanya menyukaiku.

Jangankan untuk membayangkan, memikirkan hal hal demikian saja aku tidak pernah. Tapi, hari ini di Minggu pagi yang cerah tampaknya hal-hal demikian akan terjadi.

Tadi malam lelaki berlesung pipi manis itu menelfon ku untuk menanyakan apakah aku sibuk atau tidak esok harinya. Dengan jujur aku langsung menjawab tidak. Biasanya dihari Minggu aku hanya bersih-bersih kamar kos saja. Itu pun tidak memakan waktu yang lama.

Dapat ku tebak jika dia tersenyum senang di ujung telepon sana. Aku bisa merasakan itu semua dari nada bicaranya nya yang terdengar girang.

Ternyata lelaki itu ingin mengajak ku berjalan-jalan seharian. Dengan pertimbangan yang cukup matang ku terima saja ajakan nya.

Setelah telepon itu terputus langsung saja ku buka lemari pakaian Ku. Aku melihat semua baju yang ada. Hanya terdapat gamis, baju sepotong dan rok didalam lemari ku. Akhirnya aku memutuskan untuk memakai rok diadukan dengan baju yang menurut ku tidak memperlihatkan lekuk tubuhku.

Tit tit tit

Pagi harinya aku mendengar suara klakson yang sepertinya menyuruhku untuk keluar.  Langsung saja ku sambar tas kecilku dan aku bersiap untuk pergi. Awalnya aku berpikir jika lelaki itu akan mengajakku pergi menggunakan kendaraan beroda dua. Namun nyatanya tidak. Dia sudah duduk manis di kursi kemudi mobil.

“Andra, kita pergi naik mobil?” tanyaku heran.

Lelaki itu pun mengangguk sambil tersenyum “Iya, kenapa emangnya? Kamu gak suka?” tanyanya.

“Bukan gitu sih. Cuma berdua doang naik mobil?” tanyaku dengan polosnya. Pasalnya aku jarang sekali bepergian menggunakan mobil.

“Lah, dari pada naik Honda. Duduknya dekatan dong. Saya sih mau-mau aja. Gak tau kalau kamu, makanya saya bawa mobil” kata lelaki itu.

Ahhh, ternyata ini alasannya. Aku tersipu malu mendengar ucapannya. Andra sangat menghargai wanita. Begitu pikir ku.

“Ihhh gak mau” balasku cepat. Aku pun melirik bangku kosong dibelakangnya. Berharap aku akan duduk disana.

“Kamu duduk di samping saya Dil. Gak usah coba-coba duduk dibelakang. Saya bukan supir kamu” ucapnya dengan muka yang pura-pura di buat kesal.

Sungguh lucu lelaki ini.

“Heheheh iya-iya” jawabku. Lalu setelahnya aku membuka pintu mobil dan duduk disamping Andra.

Sekitar 20 detik aku sudah duduk disini namun Andra belum juga menjalankan mobilnya. Aku pun bingung, ingin diam saja tapi mulutku gatal rasanya ingin bertanya.

“Ndra kok gak jalan?” akhirnya aku memutuskan untuk bertanya.

Mendengar pertanyaanku lelaki itu malah sibuk memandangiku. Aku yang dipandang seperti itu pun menjadi tidak tenang.

Bedak aku ketebalan ya?

Atau mungkin mascara aku udah luntur?

Atau liptint yang aku pakai terlalu mencolok?

SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang