16. Janjian

175 98 13
                                    

Janjian

Awalnya hanya sekedar pesan whatsapp . Hingga perlahan mulai akrab ~

***

Painan, 2021

Sore ini aku dan Andra sudah membuat janji untuk kembali bertemu. Katanya, ada beberapa hal yang ingin ia sampaikan. Ntah apa itu, jujur saja aku tidak terlalu penasaran. Awalnya Andra ingin menjemputku  kerumah. Tapi, segera saja ku tolak tawaran Andra, mengingat jika lelaki itu hanya sekedar sedang berlibur disini. Bisa kupastikan jika dia tidak banyak tau tentang jalanan yang ada di Painan ini.

Aku memakirkan motor beat ku di sebuah cafe yang cukup yang besar. Ku cek ponsel untuk mengetahui keberadaan Andra. Kata Andra dia sudah sampai dan sudah menunggu di lantai dua cafe tersebut. Walaupun aku sudah cukup lama tingal disini, tapi ini kali pertamaku masuk ke cafe yang sudah dipenuhi oleh muda-mudi.

Perlahan-lahan ku langkahkan kakiku memasuki cafe hingga akhirnya aku sudah sampai dilantai dua. Aku pun berdecak kagum melihat keindahan yang terpampang disini. Hamparan laut lepas dapat terlihat jelas dan sangat indah. Belum lagi pepohonan yang ada, dan lampu gantung yang menghiasi ruangan ini. Jika malam hari aku pergi ke tempat ini, pasti pemandangannya jauh lebih indah.

Ku telelusuri satu-satu persatu orang yang ada untuk mencari keberadaan Andra. Akhirnya aku menemukannya dipojokan sana dan terlihat sibuk dengan ponselnya.

“Andra” panggilku saat aku sudah sampai dihadapannya. Segera ia mengalihkan pandangannya dari ponsel dan beralih menatapku.

“Eh Dil udah nyampe. Duduk” jawabnya sambil tersenyum

Yaiyalah mau duduk. Masa iya aku mau berdiri terus sampe pulang. ucapku dalam hati

“Ada apa? Kok kamu ngajakin aku kesini?” tanya ku padanya.

“Gak ada apa-apa sih sebenarnya. Saya Cuma mau ketemu kamu doang. Emang gak boleh?” tanya nya.

“Ya gak gitu juga sih. Jarak rumah ku kesini itu cukup jauh. Jadi aku ngerasa sia-sia aja kalau gak ada omongan penting” jujur saja aku sedikit kesal

“Lah, kan saya udah nawarin untuk jemput kamu. Kamu nya aja yang gak mau” jawabnya sambil terkekeh

“ kamu aja gak tahu rumahku ada dimana” ucapku sambil melihatkan sebuah senyuman terpaksa

“Kan ada google maps” katanya enteng

“Sayangnya rumahku gak bakalan keliatan di google maps.”

“Yaudah. Saya yang salah. Kamu minum dulu supaya adem” suruhnya. Ku lihat segelas jus alpukat sudah tersedia dimeja ini. Dari mana ia tahu jika aku menyukai jus alpukat?

“Jus alpukat?” tanyaku untuk memastikan

“Iya, kamu suka kan?” tanyanya.

“Tau dari mana?” aku bertanya sambil memberikan sebuah tatapan intimidasi.

“Bukannya saya sudah pernah bilang. Apapun tentang kamu pasti saya ketahui” jawabnya tersenyum senang.

“Oooooo” jawabku tak niat.

“Boleh saya bertanya sama kamu?”

“Hmmm boleh, asalkan tidak pertanyaan matematika, fisika, kimia dan teman-teman nya saja” jawabku bertanya.

“Tidak akan. Saya tidak akan menanyakan hal yang tidak kamu sukai.” Kata  Andra

“Emang mau nanya apa?” akhirnya aku berusaha untuk biasa saja

SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang