25. Ungkapan Perasaan

80 38 16
                                    


PART TERBAPER SELAMA AKU NULIS. JANGAN LUPA VOTE AND COMENTNYA ❤️

Ungkapan Perasaan

Pada awalnya saya hanya ingin memendam perasaan. Tapi ternyata tidak bisa. Memendam rasa terhadap kamu orang yang saya suka, sulit sekali rasanya ~


***


Painan, November 2021

Hari ini hari kedua kami berada dipainan. Kami juga sudah tidak menginap dikawasan pantai Carocok lagi. Saat ini kami menginap di kawasan puncak Langkisau. Disana ada semacam villa yang langsung menyuguhkan kami pemandangan dari atas.

Pukul 01:45 WIB

Malam ini aku sedang menyendiri dari atas balkon penginapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini aku sedang menyendiri dari atas balkon penginapan. Pemandangannya sungguh luar biasa indahnya. Aku dapat melihat hamparan laut luas dari atas sini. Ada juga lampu-lampu yang menambahkan ke estetikaan pemandangan. Sungguh, tenang sekali rasanya. Tak ada rasa takut ku dari atas sini. Padahal sudah tengah malam. Ntah mengapa, aku merasa nyaman dengan ini semua.

Ku eratkan jaket pink yang tengah ku kenakan. Dingin sekali rasanya, jilbab hitam yang ku kenakan juga terkadang tertiup oleh angin. Ku pejamkan mataku untuk menikmati semua nikmat Tuhan.

Sepuluh detik ku pejamkan mataku, tiba-tiba ada seseorang di sampingku “Kamu tidur?” begitu katanya.

Mendengar hal itu reflek ku buka pejaman mataku.

“Ahh ternyata tidak. Saya pikir kamu tertidur disini” kata lelaki itu sambil memasukkan kedua tangannya kedalam Hoodie abu-abu miliknya.
Aku hanya diam mendengar perkataan lelaki itu. Siapa lagi kalau bukan Andra.

“Kamubgak dingin? Ini udah hampir jam 2 malam loh” katanya masih memulai topik obrolan denganku.

“Dingin sih. Tapi pemandangan nya indah. Kapan lagi aku bisa nikmati pemandangan kayak gini” akhirnya aku terpancing dengan umpan yang diberikan oleh Andra.

“Kamu kan tinggal diPainan. Pasti sering dong kesini” kata Andra lalu berjalan mendekat ke arahku.

“Gak sering banget. Paling juga kesini kalau sore, kalau malam cuma sekali dua kali lah” jawabku sambil memandang pemandangan yang ada.

“Cantik” ujarku penuh kagum.

“Iya, kalian berdua sama-sama cantik.” Ujar lelaki itu tiba-tiba.

“Kalian?” tanyaku heran.

Mendengar pertanyaanku Andra memutar tubuhnya jadi menatapku.

“Iya, kamu dan pemandangan itu. Sama-sama cantik dimata saya. Namun, cantiknya berbeda. Kamu dengan dirimu sendiri dan pemandangan itu dengan keindahannya sendiri pula” jawabnya tulus.

SCHEIDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang