Jaewook prov
Saai itu, saat Seona pingsan dan bemimpi tentang kakaknya Jinu. Aku benar-benar merasa bersalah. Jika saja aku tidak memaksakannya saat itu, Seona tak akan pingsan dan bermimpi hal yang buruk itu.
Aku diam-diam datang kepemakaman Kak Jinu. Aku melihat Seona menangis tersedu. Tanpa sadar aku ikut meneteskan air mataku. Hatiku ikut sakit melihat Seona menangis seperti itu.
Berminggu-minggu aku bebaskan dia menjadi pesuruhku. Saat kulihat dia sudah membaik, aku mulai mengganggunya lagi. Kali ini tidak begitu menyusahkan dia. Entah mengapa aku jadi tidak tega.
Seperti beberapa hari yang lalu. Aku menyuruhnya untuk memijat tubuhku yang pegal.
"Apaan?" Tanya Seona
"Pijetin gue!" Pintaku
Dia langsung memijit bahuku. Sesekali dia sengaja menekannya karena kesal. Aku mendesis kesal dengan perlakuannya dan dia tidak lagi melakukan itu.
"Pijitin gue juga!" Pinta Kino
"Nggak boleh, Seona punya gue," Kataku
Apa yang barusan aku katakan? Semoga Seona tidak berpikir ke hal lainnya. Seperti aku menyukainya? Arghh kenapa aku mengatakan itu. Aku meninggalkan dia yang masih memijatku.
☁️☁️☁️
Kemarin. Kemarin aku menyuruhnya membuatkan tugasku dan memakaikan aku dasi. Entah kenapa aku ingin ia memasangkan aku dasi. Padahal aku sangat mahir memasang dasi karena sering ikut kepertemuan pertemuan penting ayahku.
Saat Seona memasangkan dasi dengan wajah kecutnya, aku rasa aku ingin melihat wajahnya setiap detik. Dan saat ia ingin beranjak pergi aku menahannya dan menatapnya dalam. Dia bingung dengan tingkahku dan menyadarkanku lalu aku melepas tangannya dan dia pergi.
Saat bel jam istirahat berbunyi aku berpikir dan memutuskan untuk membebaskan dia dari menjadi pesuruhku dan mengungkapkan perasaanku. Ya, aku sadar aku menyukai Seona.
Saat kulihat Seona dikantin bersama teman-temannya, aku memutuskan untuk mengurungkan niatku mengungkapkan perasaan dan hanya memberitau dirinya bahwa ia tidak perlu lagi menjadi pesuruhku.
☁️☁️☁️
Pulang sekolah, aku tau Seona akan menjenguk Jihoon yang berada dirumah sakit. Awalnya aku ingin ikut tapi, ya sudahlah. Lagipula aku tidak dekat dengan Jihoon dan tak memiliki alasan lain pergi kerumah sakit. Jadi aku memutuskan untuk pulang.
Jaewook prov end.
Sesampainya Jaewook dirumah, ia melihat Mirae yang sedang berteriak kearah Dongwook. Mirae curiga bahwa Dongwook yang berusaha melenyapkan Jinu saat itu. Ia tidak bisa menerima kelalaian dirinya sendiri saat memeriksa tali yang akan Jinu gunakan.
"Kang Mirae! Udah berapa kali gue bilang, bukan gue!" Kata Dongwook
"Terus siapa?! Cuma lo yang benci sama dia," Kata Mirae menangis
"Itu cuma kecelakaan Mirae. Murni sebuah kecelakaan," Kata Dongwook dengan nada lembut
Mirae terduduk dilantai rumah Dongwook dan menangis. Dongwook menenangkannya dengan memeluknya. Jaewook yang melihat itu bersikap bodo amat dan naik menuju kamarnya.
Saat Jaewook turun, Mirae meminta maaf kepada Dongwook. Dia sangat terpukul kehilangan Jinu, bahkan Jinu sampai detik terakhir hidupnya belum mengetahui perasaan Mirae padanya. Mirae tak bisa menerima itu dan menyalahkan Dongwook.
"Iya gapapa," Kata Dongwook yang dibalas senyuman oleh Mirae dan berlalu pergi
"Siapa hyung?" Tanya Jaewook

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream || WINNER [END]
FanfictionSeona harus menghentikan mimpi buruknya agar kelima kakaknya, Seungyoon, Seunghoon, Taehyun, Mino, Jinu tidak mengalami hal yang buruk. Apakah Seona berhasil menghentikan mimpi buruknya? Apakah orang-orang tersayangnya bisa lolos dari mimpi buruk Se...