[31]

1K 82 30
                                    

.......

"Heejin aku pergi duluan ya? Ada urusan mendadak di kantor." ucap Taehyung.

Heejin yang baru saja mengeluarkan uang untuk membayar mainan Hea mengerutkan dahinya menatap Taehyung.

"Urusan apa? Kata kamu udah izin."

"Urusan—"

Ddrrtt...

Taehyung kembali melihat ponselnya dan ternyata Jeny lagi yang meneleponnya. Dengan cepat Taehyung menolak panggilan tersebut untuk menyembunyikannya dari Heejin tapi sayang Heejin sudah melihatnya duluan namun Heejin pura-pura tidak tahu.

"Urusannya mendadak, kamu bisa pulang naik taxi kan?"

"Hm."

"Kamu baik-baik aja kan pulang sendirian?"

"Nggak perlu di perduliin urusi urusan mendadak kamu." jawab Heejin dengan nada bicara yang cenderung acuh. Tega sekali Taehyung membiarkan dia dan Hea naik taxi hanya untuk menemui selingkuhannya.

"Maafi aku karena nggak bisa lama-lama." cicit Taehyung.

"Hea Papa kerja dulu ya kamu pulang sama bunda naik taxi, nanti pas pulang Papa ajak jalan-jalan lagi." Taehyung mengacak pelan surai Hea.

"Yah Papa." lirih Hea dengan bibir yang mengerucut lucu.

"Maaf ya sayang, Papa janji pulang kerja kita keluar lagi ya?" tanya Taehyung pelan.

"Maaf ya sayang, Papa janji pulang kerja kita keluar lagi ya?" tanya Taehyung pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taehyung mengusak wajahnya kasar. Dia tersandar lesu pada kursi apartemen Jeny. Dia dan Jeny baru saja ke dokter untuk mengecek keadaan Jeny dan ternyata Jeny benar-benar hamil. Usia kandungan Jeny sudah dua minggu dan Jeny harus memperhatikan pola makannya, jangan terlalu banyak berpikir dan bekerja, serta kurangi minuman beralkohol.

"Jadi gimana Tae?" tanya Jeny.

"Nggak tahu." Taehyung menggelengkan kepala.

"Aku mau kamu tanggung jawab."

Taehyung kembali duduk normal dan memperhatikan wajah Jeny.

"Gimana aku ngomongnya sama Heejin? Aku bingung."

"Huh kamu selalu pikirin Heejin tapi aku nggak?" oceh Jeny sebal.

"Bukan gitu maksud aku—"

"Kamu nggak mau tanggung jawab?"

"Ck bukan, aku takut sama Papa dan Mama aku buat cerita masalah ini."

"Apa yang perlu kamu takuti hm? Tinggal ngomong kok, lagian aku nggak apa-apa kalo jadi istri kedua kamu."

After Losing || KTH ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang