sorry for typo
🌱
jaemin dan jeno berjalan menuju rumah, langkah nya terhenti saat kedaan rumah yang dikunjungi oleh orang orang menggunakan baju hitam hitam layaknya orang melayat namun tak terlalu banyak
isak tangis terdengar dimana mana, mata keduanya fokus pada bendera kuning yang dipasang di gerbang rumah
jeno dan jaemin membelalakkan matanya ketika melihat sang ayah menghampirinya dengan mata yang sembab
" ayah ada apa " tanya jaemin namun ayahnya tidak menjawab ia memeluk erat tubuh jaemin
" his... ibu mu sudah bahagia diatas sana " jelas sang ayah tangis jaemin pecah saat itu juga
" AYAH, hisk...TIDAK MUNGKIN his..AYAH KATAKAN JIKA INI HANYA MIMPI AYAH! " teriak jaemin memukul pukul punggung sang ayah yang masih setia memeluknya
jeno tidak berkata apa pun ia berlari menghampiri ibunya yang kini terbaring kaku di dalam peti mati yang berlapis plastik
kini ia tak bisa melihat wajah cantik dan manis sang ibu untuk yang terakhir kalinya, ia hanya bisa melihat peti tanpa tau siapa yang ada dalam peti
" AYAH BUKA.... his... INI BUKAN IBUKAN AYAH, AYAH KATAKAN JIKA INI BUKAN IBU AYAH " teriak jaemin histeris mencoba memeluk peti yang jelas jelas tidak boleh disentuh dengan tangan langsung
jeno hanya bisa menahan jaemin yang memberontak, ia juga ingin melihat ibunya, ingin memastikan jika yang di dalam peti itu ibunya atau bukan
" ayah, kenapa ayah tak memberi tau jeno dan jaemin jika ibu- his... ayah kenapa ayah " ucap jeno
" maaf, ayah tidak mau kalian khawatir ini juga mendadak ayah tidak menduga jika ibu akan meninggalkan kita secepat ini " jelas sang ayah menitihkan air matanya
" virus itu menyebar begitu cepat dalam tubuh ibumu " lanjutnya
jaemin masih dalam dekapannya
namun tangis jaemin tidak terdengar lagi" jaemin " ucap sang ayah namun jaemin tak kunjung membalas ucapannya
" jaemin " ucap jeno, ayahnya pun melepas pelukannya dan jaemin ambruk membuat jeno dengan refleks menangkap tubuh jaemin
jeno segera menggendong tubuh jaemin dan membawanya ke dalam kamar, membaringkannya di kasur
jeno masih terdiam pandangannya kosong, bahkan ia tak membantu ayahnya yang sedang sibuk dengan jaemin
air matanya mengalir begitu saja" jangan melamun " ucap sang ayah menepuk bahunya membuat lamunannya buyar seketika
" ayah tau ini berat, kamu hebat ayah bangga jen, kamu merawat jaemin hingga sebesar ini tanpa ayah dan ibu maafkan ayah tidak bisa menjaga ibu seperti kamu yang menjaga jaemin " jelas sang ayah ia pun memeluk jeno, dan jeno membalas pelukkannya
" maaf pak, jasadnya akan segera dimakamkan " ucap seorang petugas rumah sakit
" tunggu anak saya sadar dulu " jelas sang ayah
tak lama jaemin pun sadar, menatap sekelilingnya dan mencoba mengingat apa yang terjadi
" minum dulu " ucap jeno menyodorkan air minum
" hyung cubit aku " ucap jaemin dan jeno hendak mencubitnya namun tidak jadi karena sang ayah menyuruhnya untuk menghampirinya
" ayo na, ibu akan segera dimakamkan " ucap jeno
jeno dan jaemin pun segera menghampiri sang ayah yang berada dengan orang orang yang memakai costum layaknya astronot
***
KAMU SEDANG MEMBACA
the twin's || jeno jaemin
Cerita Pendekjaemin & jeno si kembar jaemin dan jeno dua anak kembar yang saling menyayangi, kurangnya kasih sayang dari kedua orang tuanya yang membuat si kaka lebih memperhatikan sang adik ia ingin adiknya merasakan kasih sayang walaupun hanya darinya 02-mei...