Sebuah Boeing 737-700 mendarat mulus di bandara Adi Sucipto. Karamatsu menanggalkan sabuk pengaman, lantas meraih sebuah tas gitar di bagasi kabin.
"Selamat malam pak," ucap seorang pramugari bermata sayu. "Mohon maaf, karena pesawat belum berhenti sempurna, dimohon untuk kembali ke tempat duduk anda." Sang pramugari tersenyum.
Karamatsu mengacak rambutnya, lalu menghempaskan pantatnya ke kursi.
Seorang laki-laki tua keluar dari pintu kokpit pesawat, lantas berbisik kepada sang pramugari bermata sayu. Pramugari itu mengernyitkan keningnya, lantas memicing ke arah Karamatsu.
"Selamat malam tuan, boleh kami melakukan pemeriksaan terhadap tas yang anda bawa?" tanya si lelaki tua.
"Maaf, saya tidak mengerti?"
"Kami hanya ingin memeriksa tas anda pak."
"Silahkan saja!" sinis Karamatsu.
Laki-laki tua menarik tas gitar, keluar dari pangkuan Karamatsu. "Maaf, tapi untuk mencegah kepanikan, tolong periksa di belakang saja," bisik Karamatsu. Kedua awak pesawat terbang itu saling pandang, lantas menjinjing tas gitar ke bagian belakang pesawat.
Karamatsu mendesah, ia kembali menyalakan ponsel, mengecek kembali email yang dikirimkan seseorang. Isinya membuat jantung Karamatsu serasa berhenti berdetak : PULANGLAH BODOH, LILITH MENGHAJAR ANAK INI HINGGA MAMPUS!!!
Karamatsu kembali mengacak rambut hitam berminyaknya. Kepalanya berdenyut-denyut, kantung mata menghiasi wajahnya, dan tubuhnya nampak lebih jangkung dan kurus, penampilannya benar-benar kacau.
"Pak, mohon ikut saya sebentar." Si pramugari bermata sayu menepuk pundak Karamatsu.
Karamatsu bangkit dari duduknya, membuntuti si pramugari ke bagian belakang pesawat.
Ruangan sempit yang bisa menyebabkan claustrophobia menyambutnya. Si laki-laki tua menatapnya dari balik meja berwarna silver, kedua matanya menatap tajam.
"Silahkan anda buka!" perintah si laki-laki tua. Karamatsu, dengan santai menarik resleting tas gitar, lalu menarik tongkat sepanjang 50 sentimeter dari dalamnya.
"Nah, benda apa itu?"
"Pedangku." Karamatsu menjawab santai, namun suaranya sedikit bergetar.
"Dikarenakan anda membawa senjata tajam ke dalam kabin pesawat terbang ini, anda akan dimintai keterangan oleh pihak berwa .... "
Karamatsu melempar sebuah kartu pengenal, dan amplop berwarna cokelat. "Saya seorang Omyoji," kata Karamatsu.
Si lelaki tua dan sang pramugari meneliti dua benda yang baru saja dilempar Karamatsu.
"Kami mengerti pak, namun prosedur mengharuskan saya melaporkan bila seseorang membawa benda tajam ke dalam kabin pesawat terbang ini."
"Jadi?"
Si lelaki tua mendesah. "Anda tetap harus mengikuti pemeriksaan pihak berwajib."
Karamatsu menggebrak meja di depannya. "Saya tidak punya waktu!"
"Prosedur tetap prosedur!"
"Tapi ...."
"Pak, tolong ikuti prosedur ini, saya harap kita bisa bekerjasama!" geram si laki-laki tua.
"Bekerjasama? Nampaknya hanya anda yang diuntungkan di sini!" Karamatsu pelotot.
"Kita berdua diuntungkan, anda dapat pulang setelah menjalani pemeriksaan, dan saya tidak akan di pecat oleh maskapai!" bisik si laki-laki tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Son Of Venus
ParanormalBagaimana jika seorang pria misterius datang ke rumahmu, lantas melontarkan tiga kata berikut. "Kau putra Lucifer." Satu bulan sebelum akil baliq, Adam Samael Raiden harus menerima fakta aneh, dirinya adalah putra sang pangeran neraka, sekaligus sa...