11. Perasaan Yg masih Sama

48 4 3
                                    


"Selain kepiting beranak paus, keanehan apa lagi yang ada difilm spongbob? " candaan seseorang yang dari tadi tiada henti memberikan pertanyaan aneh.

"Siput bersuara meong hahaha " pecah sudah tawa mereka yang sedang kumpul disuatu tempat.

Salah satu orang menghentikan candaan yang nggak mutu sembari melirik seseorang yang diam sedari tadi "Woy Nathan kesambet lo" tegur fero kepada Nathan yang bengong sedari tadi.

Nathan hanya memutar bola matanya malas, dan beranjak dari kursi kayu "lo kenapa sih? Belum move on dari Regita? " tanya Fero menebak akan temannya masih dilanda kegalauan.

"Udah move on gue, gue banyak pikiran " jawab Nathan dengan tegas.

"Oh iya gimana lo udah taken sama Vanya?" tanya Tomi, membuat Nathan menaikan sebelah alisnya.

" Gue sama dia cuman temen" dengan tegas Nathan memberitahu kepada teman-temannya.

"Eh bro mau kemana? " tanya Fero terus membuat Nathan berjalan keluar caffe tanpa menjawab pertanyaan dari Fero.

"Dia masih galau, lo bayangin aja hubungan udah berjalan lebih dari tiga tahun tidak ada angin tidak ada gledek tiba-tiba putus sakit bro,  meski cowok juga punya hati" ucapan Tomi membuat semua teman-temannya ikut setuju dan miris apa yang dialami salah satu temannya yaitu Nathan.

Nathan pergi kesuatu tempat dimana akhir-akhir ini sering ia kunjungi yaitu makam ibunya,  ya ia ditinggal sang ibu pada umur 15 thn dimana ia masih duduk dibangku SMP, setelah kejadian itu membuat Nathan sulit berbaur dengan teman-temannya hingga ia berkenalan dengan Regita yang mampu mengembalikan sosok Nathan yang dulu.

"Ma, 6 tahun " suara Nathan yang melemah " 6 tahun mama sudah meninggalkan Nathan dan Noval, hari ini Nathan kembali ingin bercerita" sambungnya yang masih tersendat-sendat.

"Kenapa, luka selalu datang tanpa permisi, atau bahkan tanpa ada tanda-tanda terlebih dahulu? Hingga luka itu sangat nyaman terus menganga hingga enggan untuk menutup luka yang kian tidak kunjung pudar? "  helaan nafas berat,  yang menandakan sesak didada.

"Mungkin sudah takdir Nathan ya Ma? Selalu ditinggal sama orang-orang tersayang tanpa tau Nathan rela atau tidak untuk ditinggalkan" dengan senyuman sembari mengganti buket bunga mawar merah yang sudah layu dengan yang baru.

"Sampai sini ya ma, Nathan bercerita karena Nathan masih ada tugas, jaga baik-baik diri mama disana, selalu bahagia" salam perpisahan Nathan dan langsung meninggalkan gundukan tanah yang diatasnya tersemayam buket bunga mawar merah segar disamping batu nisan.

Setelah dari makam sang ibu, Nathan pulang kerumah dan hendak mandi sebelum pergi ke kampus, ia ada kelas sore kebetulan agak ringan mata kuliahnya hari ini hingga Nathan mau untuk hadir pada kelas itu.

Saat tiba dirumah Nathan kaget atas keberadaan sang adik Nathan, dimana ia sejak ibunya meninggal Nathan tinggal sendiri, sedangkan Sang adik ikut tinggal dengan papa dan keluarga barunya.

"Ngapain lo disini? " tanya Nathan kepada Noval yang berdiri didepan pintu rumahnya.

"Berkunjung kerumah saudara kandung sendiri ya kali dilarang" ucapan Noval mampu membuat Nathan malas untuk menanggapinya yang nanti akan berujung saling teriak sana teriak sini.

Nathan langsung membuka pintu rumahnya dan masuk kedalam, ia sadar bahwa sang adik Noval mengikutinya dari belakang.

"Rumah lo lumayan rapi, kirain tinggal sendiri ini rumah bakal jadi gudang" lagi-lagi ucapan Noval membuat Nathan menahan amarah.

"Ya, karena gue cowok yang tidak suka merepotkan orang lain, sehingga gue usaha sendiri dan mandiri " jawab Nathan sembari menaiki tangga, kembali ketujuan awal yaitu membersihkan diri. Masa bodo jika ada Noval dirumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 31, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My friends HijabersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang