05. Start

2.6K 279 0
                                    

05. Mulai

Hari berganti menjadi pagi. Caroline merapatkan sweeter birunya seraya melangkah menuju meja makan. Tadi malam, ia tidak tidur nyenyak. Pasalnya kehadiran Sebastian membuat dirinya menjadi tertekan. Apalagi lelaki itu menghilang sekejap dengan meninggalkan pesan,

Ingatlah, Aku selalu mengawasimu.

Tulisan itu tercetak jelas di cermin rias milik Caroline, membuat gadis ini dengan cepat langsung menghapusnya.

Caroline mendesah seraya melahap roti berselai cokelat di tangannya. Memikirkannya saja sudah membuat kepalanya pusing. Menyebalkan.

Seperti biasa, ia makan sendiri di depan meja makan karena Lucky selalu berangkat kerja lebih awal. Yah, di rumah mewahnya ini, Caroline hanya tinggal bersama Ayahnya dan juga sepuluh pelayan yang bekerja di rumahnya. Lain lagi dengan bodyguard, supir pribadi, tukang kebun dan satpam belum tercantum di dalam hitungannya. Namun tetap saja, Caroline merasa sangat kesepian. Notebennya yang anak tunggal dan tidak memiliki saudara satupun ini membuat hidup Caroline menjadi sepi. Apalagi disaat Ibunya meninggal, hidup Caroline sangat-sangat hampa dan monoton.

"Nona, tuan Brent sudah menunggu di depan--ingin menjemput Nona." Ucapan dari salah satu pelayan yang tiba-tiba datang, membuat Caroline menghentikan acara sarapannya. Ia lalu bangkit, meraih tas, dan berjalan menuju pintu keluar dengan niat untuk menemui Brent.

Namun tak lama kemudian, kening Caroline mengernyit ketika dirinya tidak menemukan siapapun di halaman rumahnya. Bukannya tadi, pelayannya bilang bahwa Brent sudah menunggunya di sini? Tapi kenapa lelaki itu tidak ada? Ah, apakah Brent sudah berangkat dan meninggalkannya?

Caroline berdecak dan memilih untuk berjalan menuju supir pribadinya. Ia tidak ingin terlambat hanya karna memikirkan hal bodoh seperti itu. Lantas, Caroline langsung masuk ke dalam mobil dan melesat--menuju ke sekolahnya.

Tak perlu waktu lama, Caroline sudah sampai di sekolahnya. Mobilnya berhenti di parkiran hingga membuat gadis ini keluar dan langsung berjalan memasuki gedung sekolah. Caroline mencoba bersikap acuh ketika beberapa siulan memenuhi indra pendengarannya. Caroline tahu, itu berasal dari para siswa lelaki yang tengah nongkrong dan Caroline melewati tempat tersebut. Sudah tak ayal lagi jika Caroline mendapat siulan dan godaan seperti ini. Sejatinya, Caroline sudah terbiasa dengan itu semua.

Caroline menghentikan langkahnya ketika ia merasa seseorang tengah berjalan mengikutinya. Caroline menoleh ke belakang, namun tidak menemukan siapapun yang patut ia curigai karena dirinya kini tengah berada di koridor sekolah--tempat para murid berlalu lalang dengan bebas. Alis Caroline bertaut. Gadis ini kembali memalingkan wajahnya ke arah depan dan mencoba untuk fokus
berjalan.

Tuk tak tuk tak

Suara langkah kaki itu ...

Dengan gerakan cepat, Caroline menoleh ke arah belakang dan lagi-lagi tidak mendapatkan seseorang yang mencurigakan di matanya. Hanya ada beberapa siswi yang tengah duduk di atas kursi dan beberapa siswa yang sedang berjalan seraya berbincang-bincang di hadapan matanya. Ah, apakah ini hanya perasaannya saja?

Caroline menghembuskan nafasnya dengan pelan lalu memilih untuk melupakan hal tersebut. Ia kembali mengambil langkah sebelum penglihatannya menangkap sesuatu. Mata Caroline menyipit, ketika ia melihat Brent tengah berjalan beriringan bersama sesosok siswi yang tak asing lagi di matanya.

Gadis berbondu hitam dengan mata yang terbilang minimalis itu bernama Anya. Entah kenapa, di akhir-akhir ini Caroline jadi sering melihatnya. Padahal dulu, Caroline merasa ... untuk bisa bertemu dengannya sangatlah susah karena statusnya yang terbilang nerd dan jarang bergabung dengan orang lain. Tapi, yang dilihatnya sekarang? Brent si most wanted sekolah berjalan berdampingan bersamanya? Oh ayolah, Caroline tidak bisa tinggal diam jika seperti ini.

Caroline berlari kecil mendekati Brent dan Anya hingga membuat keduanya sontak menoleh karna kedatangan Caroline yang tiba-tiba. Caroline mengembangkan senyumannya dan berhenti tepat di hadapan mereka.

"Kau tidak pernah cerita, kalau kau sedang dekat dengan Anya, Brent," goda Caroline yang terdengar lebih seperti sapaan.

Brent hanya menatap Caroline sekilas, lalu beralih untuk meraih tangan Anya dan menariknya dari sana. Caroline yang merasa diacuhkan, tentu saja tak tinggal diam. Ia kini mensejajarkan langkahnya dengan Brent. Pandangannya pun tetap tertuju kepada Brent.

"Apakah kalian berdua berpacaran?"

Pertanyaan Caroline sukses membuat langkah Brent terhenti, begitupun Anya. "Aku sedang marah kepadamu, Line. Jadi jangan bertanya kepadaku untuk saat ini," jelas Brent tanpa membalas tatapan Caroline.

Caroline mengernyitkan dahinya, merasa tidak mengerti dengan penjelasan dari Brent. Dia marah? Kenapa? Apa salah Caroline?

Caroline akhirnya hanya bisa menatap sendu ketika untuk kedua kalinya, Brent melangkah pergi seraya menarik Anya--seakan menjauh darinya. Tidak biasanya Brent seperti ini. Bagaimana pun sikap Caroline, Brent tidak pernah marah apalagi sampai mendiamkannya seperti ini. Tapi sekarang? Apa ini karena insiden semalam, ketika Caroline tiba-tiba mengajaknya untuk pulang dari pesta? Tapi jika itu jawabannya, nampaknya tidak masuk akal, mengingat Brent yang setuju saja ketika Caroline merengek meminta untuk pulang waktu itu.

Argh, pagi-pagi seperti ini, otak Caroline sudah dipaksa untuk bekerja. Caroline menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga dan beranjak untuk melangkah dari sana. Ia tidak sadar, bahwa sepasang mata mengamatinya sejak tadi.

Sosok itu ...
Tersenyum miring ketika melihat Caroline berjalan sendirian memasuki gedung sekolah. Di tangannya terdapat sebuah kalung berbentuk bulan sabit yang digenggamnya sejak tadi. Kalung itu ia genggam dengan erat bersamaan dengan matanya yang terpejam rapat.

"Dia memang sangat mirip dengannya," desisnya seraya membuka matanya secara perlahan dengan pandangan yang menatap ke arah kalung tersebut penuh dalam. "Sangat mirip."

___________________________________

Call Me, Sebastian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang