LANJUTAN

888 52 3
                                    

HASAN POV

aku sedikit terlambat hari ini. Sesampai dikoridor sekolah bel langsung berbunyi. Belum juga sampai depan kelas aku udah disuruh kaka2 osis yang lain untuk baris berbaris... aku bahkan berbaris menenteng tasku.

Sesampainya dibarisan aku tiba2 terkejut. Nama anto dipanggil kedepan oleh wakil ketua osis. Aku bahkan bisa melihat wajah anto yang sekarang memerah seperti tomat. Dia pasti juga sangat terkejut.

Aku melihat dia maju didepan dengan langkah yang agag malas2an. Enath kenapa, tiga hari ini bersama dia, aku semakin memperhatikan tingkahnya. Rasanya selalu pengen berantam sama dia. Aku juga bingung entah apa yang terjadi samaku sendiri.. kalau dia cewek ya maklum.. ini cowok dan ahhh. Entah kenapa.. aku garut2 kepalaku sendiri bingung. Rasanya ingin tidak menghiraukannya. Tapi nyatanya.. seperti magnet, dia ada aja disetiap hariku. Apalagi sekarang jadi teman sebangku.

Aku melihat dia maju setelah didepan aku melihat sang ketua osis mmberbisik2 sama dia. Entah apa dipikiranku aku merasa bahwa bisikan2 disana seperti pemandangan dua sejoli yang lagi jatuh cinta.
Tanpa sdar mulutku langsung berkata" dasar kumpulan maho". Dan teman disekitarku hanya heran melihatku.

Saat siketua osis memetik gitarnya, aku dengar dan benar dia memainkannya dengan bagus. Bahkan cewek2 disampingku mulai bersorak sorak. Memanggil manggil namanya. Ada juga yang bergosip, dan berkata.. " mereka sangat mesra". Aneh pikirku cewek2 malah sepertinya suka melihat mereka bersama. Dunia ini mulai menjijikan.

Saat dia mulai bernyanyi. Aku baru sadar, semua tiba2 terdiam.. bukan karena apa2. Suara anto begitu lemvut. Seperti perpadiuan suara vidi, tulus dan afgan. Sungguh lembut dan ada husky2nya... bahkan cewek disampingku sepertinya sampai ngiler lihat pertunjukan didepan.

Dia bahkan bisa bernyanyi tanpa persiapan? Pikirku. Bahkan tanpa latihan bisa kompak sama ketua osis?. Tanpa sadar aku mulai memuji2 dia dalam hatiku.

Dia bahkan bisa juga mempermainkan power lembut suaranya. Aku juga sempat tercengang mendengar suaranya. Kenapa dia gag jadi penyanyi sih.. kenapa haris disini. Apa dia suka pamer kesemua orang kalau dia jago nyanyi. Pikirku entah kemana2.

Saat bernyanyi aku juga lihat kalau mereka berdua saling bertatap2an. Seakan dunia ini hanya milik mereka. Aku pikir mereka tidak sadar kalau kami dan guru2 ada disekitar mereka. Bahkan lagunya bukan lagu romantis? Kenapa harus bertatap2an? Semua pertanyaan itu muncul dikepalaku sampai aku mengutuk diriku sendiri..
Kenapa aku bahkan mulai memperhatikan setiap gerakanya..

Setelah selesai bernyanyi, dia balik ke barisan dia tadi. Aku mulai mendengar teman teman sekitar kami memuji2 dia. Bahkan sampai minta tanda tangannya. Aku mendengar ella juga heboh dan mengaku2 bahwa dia yang mengajari anto bernyanyi.

Saat semua memuji dia aku berkta"" ah biasa aja pun suaranya. Gag ada istemewanya.."

Semua termasuk anto melihat kearahku heran.. dengan percaya diri aku berkata kembali " kenapa.. ada yang salah.. emang biasa aja kan .. diluar banyak lebih bagus " pungkasku lagi

" emang dasar kupingmu aja rusak, ngiri tanda tak mampu" sahut anto.
Aku hanya tersenyum dan mengangkat bdengbapertanda tidak peduli ucapannya..

" udah gag usah ditanggapin emang dia begitu.kan dr kemarin kayak baru kenal aja" sahut ella.

Ketua osis kemudian mengambil alih didepan. Dan mengumumkan bahwa pertandingan hari ini akan dimulai dengan lomba yel yel..
Semua bertiriak dan kami dipersilahkan masuk kekelas kami untuk bersiap2.

Semua sibuk dengan atribut yel yel masing masing termasuk aku. Tapi aneh aku lupa membawa ikat kepalaku.
Aku cari2 kelaci ke tas dan semuanya.. aku gag bisa menemukan. Aku ingat2 lagi.. sebelum aku masuk kemobil ternyata aku meninggalkan nya di depan kamar saat mengikat tali sepatu..
Sial pikirku.

Tiba2 ada seseorang membalikkan badanku. Dan tangannya dengan cepat mengikat tali di kepalaku.
" nih aku bawa dua. Aku takut kawan2 ada yang gag bawa" katanya sambil mengikat dan berlalu pergi..

Apa... aku gag salah lihat? Anto mengikat kan tali dikepalaku?. Aku mulai geleng2. Tiba2 pikiranku melayang kembali kesaat kami ciuaman darurat.. aku menutup mulutku tiba2. Dan mulai mengumpat diri sendiri. Entah apa yang kulakukan. Lagian aneh anak itu tiba2 baik, tiba2 menjengkelkan... Pikirku lagi.

Aku kembaki kelapangan dan kini adalah giliran kelas kami. Tidak lupa kak evelyn sebagai pembimbing kelas berpesan. Kita harus juara. Tunjukkan kalian kelas unggulan dan kalian bisa apa saja. Kak evelyn menuturkan. Kami satu kelas membuat lingkaran. Kamisatukan tangan dan mulai beesorak...

" yeye. X1 bisa.. X1 bisa X1 luar biasa..."
Kami semua bersorak dan langsung bentuk barisan. Kami diperbolehkan memakai alat apapun. Jadi dulu aku pernah ikut drumb band sewaktu smp. Dan alatnya aku bawa hari ini. Aku juga tak kalah semangatnya untuk bernyanyi yel2. Dan yaps. Didepan seperti seorang mayoret meminpin kami dan mengatur gerakan kami. Siapa lagi kalau bukan anto.

Kami bernyanyi...
Oooo.. kata sipemandu, kami nyahut lagi ooo begitu dan lanjut ke yel2 lain.

" siapa yang bisaa... kalahkan kami.. siapa yang bisa pasti terlibas... " itu adalah salah satu lirik yel yel yang kami nyanyikan. Kami sangat semnagt karena memang tradisinya unggulan selalu memenangkan lomba yel yel ini.

Waktu yelyel hanya 15 memit per kelas. Jadi kami memakainya sesemangat mungkin. Awalnya aku malas. Tapi euvoria kelas ini luar biasa sehingga aku mulai ikut semangat..

Selesai yel yel semua bersorak. Bahkan kak evelyn melihat jmkami sambil acungkan jempol pertanda puas.. daat aku hendak berlari ke deoan kelas untuk minum dan istirahat, aku tersandung didepan kelas.. dan prak. Taanganku lecet dan pedih..

" ayo sini gue bantu ke UKS" ia menjulurkan tangannya.

" gue gag butuh bantuanmu, setiap ada loe hidupku pasti sial" kataku.

" lah salahku apa. Lagian yang jaruh sendiri kau, ngapain aku yang salah.. yaudah kalau gag mau bantu aku pergi. Disini juga cuman ada aku doang. Kau sendiri aja ke uks" balsnya.

" yaudah sini bantu gue cepat. Yang ikhlas bantunya" sahutku. Karena memang tidak ada orang disana. Hanya ada aku dan dia. Haaaa. Apasih kok jadi kayak sinetron2 gitu ya.

Ia menopangku, aku sedikit harus menunduk karena ya. Tinggi kami agag beda. Saya 178 cm. Dan dia hanya sekitar 165 lebihlah. Sampai diuks, dia bantu aku untuk ngobatin lukanya. Sambil ngomel2.
" kau sebaiknya kalau jalan hati2 . Dua hari dua kali jatuh kan gag banget .. " jelas nya.

Dia mulai meniup2 lukaku dan mengobatinya sambil mengomel2 gag jelas. Entah apa yang dia bilang, aku gag dengar karena aku malah sibuk memperhatikan wajahnya, punya mata yang bulat, coklat, dan wajah outih mulus. Tiba2 aku refleks memegang wajahnya. Dan dia kaget.

" kau apa2an sih sialan.. ngapain megang2 gue" katanya
Aku yang kaget dengan tingkahku aku mulai cari alasan..

" elu sih, buat bingung kadang baik kadang menjengkelkan, aju cuman ngecheck mungkin lu demam atau apa sehingga mau obatin gue" sahutku.

" eh monyong.. lu udah diobatin, udah dibantu dan tolongin tapi tetap aja lo ya. Songong. Gag tahu terimakasih dasar" balas dia

" aku kan gag minta bantuanmu,, kau yang menawarkan. Lagian ya saat aku megang mukamu itu kasar kayak alas sandal jepit... lagian lu bantu gue ikhlas apa kagak huhhhh? " tanyaku

" auh ah gelap, ngobrol sama orang kek kamu itu gag ada gunanya, buat pusing.." nih obatin lukamu sendiri. Saat dia mau keluar dari ruang uks. Aku narink tangan dia. Dan bruk.. dia ninduh gue kali ini. Persis kayak kemarin. Dan seperti kemarin juga bibir kami berremu lagi..

Kami sempat saling pandang. Sampai ada suara dr depan pintu mengagetkan kami. "Uhmmm.. ngapain kalian disana" kata bang chael.
" gag kok bang, tadi aku jatuh dan pas di kasur hasan" jawab anto dengan cepat.

"Oh gitu. Ngapain kalian disini bukannya ikut sama teman2 kalian malah berdua2an disini. Bahkan tadi guru manggil2 namamu karena kalian juara yel2.." kata bang ketos ke anto..

" oh maaf bang tadi aku jatuh dikelas. Jadi anto bantu aku kesini dan bantuin ngobatin juga" sahutku

" oh yaudah.. kalau udah selesai kembali kelapangan, jangan lama2 disini. Jangan jadi alasan" sambung bang ketos.. kami hanya mengangguk pertanda setuju...

MUSUH  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang