"Kisah yang belum sempat kita mulai, tapi aku sudah merasakan luka nya."
~Liony Amrila~
****
Hubungan Liony dengan Ken menjadi semakin dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Entah itu sekedar berjalan-jalan malam, menemani Liony ke toko buku, nonton bioskop, atau berburu kedai es krim yang ada di Bogor.
Tapi hubungan mereka masih penuh tanda tanya. Belum ada yang berani mengungkapkan perasaan satu sama lain. Ken yang masih bingung dengan apa yang dia rasakan, dan Liony yang menunggu kapan Ken akan memperjelas statusnya.Dunia Liony menjadi lebih menyenangkan setelah ada Ken di dalamnya. Ken yang mengisi harinya dengan penuh tawa, penuh cerita, dan petualangan yang menyenangkan. Tanpa sadar Liony sudah memusatkan hidupnya hanya untuk Ken.
*****
Tahun ketiga duduk di bangku SMK membuat Liony disibukkan dengan ujian dan tugas yang menumpuk. Setiap pulang sekolah yang Liony lakukan hanya belajar dan belajar. Tidak ada lagi harinya bersama Ken, bahkan meluangkan waktu untuk membalas pesan Ken pun tak bisa. Liony benar-benar fokus dengan tujuannya. Ken mengerti, Liony sedang berjuang untuk masa depannya.
Suara pintu berderit. Wanita paruh baya yang masih terlihat awet muda mengintip di balik pintu.
"Mama boleh masuk?"
"Gak Ony kasih masuk juga, Mama tetap bakalan masuk bukan?" Sahut Liony
Wanita paruh baya itu terkekeh. Langkahnya masuk kedalam kamar bernuansa pink, dengan banyak foto yang tertempel di dinding sebagai dekorasi kamar.
Amelia Natusha a.k.a Mama Lia. Umurnya 40-an tapi wajahnya masih terlihat awet muda. Kalau jalan beriringan dengan Liony selalu dibilang adik-kakak.
"Di minum susunya, jangan terlalu di forsir, sayang. Nanti kamu kecapean." Lia mengelus rambut Putri semata wayangnya yang sudah mulai beranjak dewasa.
Senyum Liony mengembang, kemudian memeluk pinggang Mama nya. Melepaskan sejenak tugas sekolah yang membebankan nya.
"Ma, setelah lulus sekolah Ony mau cari kerja di Jakarta, boleh?" Tanya Liony setelah melepas pelukannya.
"Kamu gak mau kuliah dulu?"
Liony menggeleng sebagai jawaban.
"Ony bukannya gak mau kuliah kok, Ma. Ony mau kuliah tapi nanti."
"Kamu tau kan, Mama dan Papa sayang sama kamu? Mama gak akan batasin mimpi kamu. Apa yang kamu mau, apa yang kamu pilih, dan kamu bisa bertanggung jawab, silahkan."
Liony memeluk Mama nya kembali dengan erat.
"Makasih, Ma."
"Sama-sama, sayang. Yaudah lanjutin belajar nya, Mama mau lanjut ke dapur."
"Calangeo Mama." Liony membentuk simbol love dengan jarinya.
Lia hanya terkekeh geli melihat kelakuan anaknya itu. Setelahnya, tubuh Lia menghilang di balik pintu yang kembali tertutup rapat.
Liony menghela nafas. Semoga keputusannya untuk menata karier di ibukota adalah pilihan yang tepat. Impian Liony, untuk bisa bekerja di perusahaan besar bagian accounting. Sebenarnya Liony bisa mendapatkan nya dengan mudah, cukup dengan campur tangan Papa nya. Tapi, Liony ingin mandiri, mendapatkan pekerjaan dengan usahanya sendiri. Itu lebih berkesan bukan?
******
Detik berganti menjadi menit,
Menit berganti menjadi jam,
Jam berganti menjadi hari,
Dan haripun sudah berganti menjadi bulan.
Hubungan Ken dan Liony semakin merenggang, Liony benar-benar tidak lagi membalas pesan dari Ken, dan Ken pun tidak lagi mengirimkan Liony sebuah pesan. Tanpa mereka sadari, keduanya menjadi asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vriendschapszone
Teen FictionUntukmu, yang raga dan hatinya tidak akan pernah bisa ku gapai. Untukmu, yang berkali kali melihat tapi tak pernah berani untuk merasakan. Untukmu, yang selalu membuat rinduku menumpuk tak terobati dengan temu. Kita pernah berada di dalam satu ling...