Bagian 11

11 4 7
                                    

Akhir-akhir ini Jakarta memang sering diguyur hujan. Tidak aneh jika banyak orang yang membawa payung ataupun jas hujan.

Pemandangan beberapa orang yang meneduh di halte. Warna-warni dengan berbagai corak pada payung yang kini melindungi tuannya di dalam, terlihat seperti pelangi dari atas gedung ini. Sepulang kerja tadi, Liony mendapat telpon dari Senja, dia meminta Liony untuk menemaninya di gedung tua. Gedung yang sudah lama tidak terpakai, sekarang menjadi tempat Liony maupun Senja untuk menenangkan diri.

Liony tidak tahu pasti, ada masalah apa dengan Senja, yang Liony tau setiap Senja mengajaknya ketempat ini, dia sedang dalam keadaan tidak baik. Dari kantornya, Liony langsung bergegas mengendarai mobil merahnya menuju gedung tua itu.

Sampai di gedung tersebut, Liony sudah mendapati Senja yang duduk di tepi gedung, dengan kaki yang di biarkan menjuntai kebawah. Menikmati padatnya kota jakarta dengan di temani satu cup coklat panas.

Tanpa permisi Liony ikut duduk di samping Senja, membuat Senja yang sedang melamun pun ikut tersentak.

"Ngelamun aja Mbak nya" ujar Liony seraya meletakkan tas kerjanya di sampingnya.

"Baru pulang, Li?"

"Lo liatnya gimana, Kanay?"

"Baru pulang kerja."

"Nah, yaudah. Udah tau jawabannya malah nanya lagi."

"Basa-basi doang."

Keduanya kembali terdiam dengan pikiran masing-masing. Tidak tau apa tujuan Senja mengajaknya kesini, yang Liony tau Senja sedang ada masalah, entah itu masalah keluarga atau pekerjaannya. Mungkin Senja hanya butuh teman, dan untuk kali ini Liony mau menjadi teman yang baik untuk Senja.

Sudah satu jam Liony berada di sini, dan mungkin Senja lebih dari itu. Tapi yang mereka lakukan hanya diam, tidak ada yang berbicara apalagi bertanya, seolah mengerti Senja hanya butuh keheningan dan teman disisinya.

Liony menatap Senja yang menyesap coklat panasnya --ah mungkin sudah tidak panas karena terlalu lama di diamkan, melihat mata Senja yang tertutup menikmati desiran angin setelah hujan, Liony jadi tidak enak hati untuk mengajaknya pulang.

Liony berdehem, "lo masih mau disini?"

Kelopak mata Senja terbuka, menatap Liony yang mungkin Senja sadar Liony sudah tidak nyaman berada di tempat ini.

"Lo udah mau balik ya?"

"Eh? Ya, nggak apa-apa kalo lo masih mau disini," sela Liony cepat.

"Ayo deh balik." Senja kini menatap Liony dengan senyum samar di wajahnya. "Sorry yaa Li, buang-buang waktu banget gue ngajak lo kesini," ucap Senja tak enak.

"Santai aja kali, Kanay."

Liony bangkit lebih dulu merapihkan baju kerjanya yang terlihat sudah tidak beraturan, apalagi make up di wajahnya yang bisa di bilang sangat kacau.

"Lo, lagi ada masalah ya?"

Tiba-tiba saja Senja terdiam, membuat Liony menatapnya kebingungan.

"Ayah lagi?"

Senja menggeleng, berarti bukan masalah keluarga yang sekarang Senja sedang fikirkan.

"Lagi mumet aja."

Liony ber-oh-ria mendengar jawaban Senja.

"Masalah kerjaan?"

Melihat anggukan kecil dari Senja membuat Liony terkekeh kecil. Mengucap syukur dalam hati Liony, karena masalah yang di alami Senja tidak terlalu berat.... Menurutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VriendschapszoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang