"Semesta punya rencana lain untuk kisah ini. Kita hanya perlu menjalani saja, tidak perlu protes atas apa yang ingin semesta tunjukkan."
*****
'apa yang dia lakukan di disini?'
Genggaman di nampan yang Liony bawa semakin mengerat, sampai kuku kuku jarinya memutih. Jantungnya memompa dua kali lebih cepat dari biasanya. Liony tersadar dari lamunannya ketika suara Mama nya memanggil. Dengan rasa ragu segera Liony menyusul Lia yang sudah ikut bergabung di Gazebo.
Ketika mata elang itu terus memperhatikan nya, tanpa mengalihkannya barang sedetikpun membuat Liony semakin salah tingkah. Gelisah, canggung, dan bingung, itulah yang Liony rasakan.
Pemilik mata elang itu, adalah Ken. Ya, Ken yang sekarang sedang mengobrol dengan Papa nya, Ken yang ada di rumahnya saat ini. Liony bertanya-tanya, kenapa Ken bisa ada di jakarta dan tau alamat rumahnya yang di Jakarta.
"Liony, temani Ken, ya. Dia dari tadi nunggu kamu. Kasian jauh-jauh dari Bogor."
"Hah? Aku, Ma?"
"Ya, kan kamu temannya. Yaudah Mama sama Papa mau pacaran halal dulu. Dah sayang. Love you."
Setelah mengucapkan kalimat panjang itu, Mama dan Papa Liony meninggalkan mereka berdua. Ada kecanggungan yang Liony rasakan, mungkin Ken juga merasakan itu, hanya saja tidak terlalu nampak dari ekspresi nya.
"Ken, pindah ke ruang tamu yuk, aku mau bersih-bersih dulu" ujar Liony yang merasa tidak nyaman masih memakai pakaian kerjanya.
"Kamu merasa terganggu?" Tanya Ken melihat Liony yang begitu gelisah.
Liony menggaruk tengkuknya, "ah, engga."
"Gapapa. Aku ngerti."
"Maaf."
Ken tertawa renyah, "kenapa harus minta maaf, Ly? Aku tau kamu canggung karna sudah lama sekali kita tidak bertemu. Akupun merasa begitu."
"Ngobrol di dalem aja yuk, biar lebih nyaman" ajak Liony.
Ken hanya menuruti ajakan Liony, sambil membantu Liony membawakan nampan yang tadi dibawanya, dan membawakan nya masuk kedalam.
******
Ken menunggu di ruang tamu, sedangkan Liony membersihkan tubuhnya dan berganti pakaian. Mata Ken menulusuri rumah megah namun sangat sederhana ini. Matanya menangkap bingkai foto gadis kecil yang sedang tertawa, membuat garis bibir Ken melengkung. Itu foto Liony ketika berusia 5 tahun. Ken mengambil kesempatan untuk memotret foto itu dengan kamera ponselnya.
'Gadis kecil yang lucu' gumam Ken. Rasanya Ken ingin tertawa geli.
Suara derap langkah kaki menuruni satu persatu anak tangga, Reflek Ken menoleh ke arah tangga. Nampak lah Liony yang sudah terlihat segar karena habis mandi. Liony mengambil posisi duduk di sebrang Ken.
"Maaf, Sedikit lama."
"It's okay,"
"Gimana pekerjaan kamu, Ly?" Tanya Ken.
"Aku nyaman sama pekerjaan aku."
Ken manggut-manggut, "pantes ya, kamu betah di Jakarta."
"Begitulah, kamu sendiri gimana sama studio kamu?"
"Studioku di Bogor aman, sekarang di kelola sama temenku juga. Aku buka cabang baru di Jakarta."
"Wah, hebat kamu, Ken."
Mereka kembali diam. Tidak ada lagi yang memulai pembicaraan, hanya ada suara tv yang menyala. Moment Awkward pun tercipta antara Ken dan Liony. Ada banyak yang ingin Liony tanyakan, begitu pula Ken. Tapi tenggorokan mereka seakan tercekat.
Tak lama kemudian, Ken memutuskan untuk pulang. Karena sudah terlalu lama juga ia bertamu di rumah Liony, sejak sore tadi. Liony mengantarkan Ken sampai depan.
"Ken-"
"Ly-"
Liony salah tingkah karena ucapan mereka yang tak sengaja berbarengan.
"Kamu duluan, Ly" Ken mempersilahkan Liony untuk berbicara lebih dulu.
"Hati-hati."
"Itu saja?"
"Lalu, apalagi?"
"Tidak, ku kira ada yang ingin kamu sampaikan."
"Tidak ada, Ken."
"Yaudah, aku pulang ya, Ly" pamit Ken.
"Iya."
"Salam sama Mama dan Papa kamu."
"Iya."
"Setelah ini, kita akan sering bertemu, Ly, seperti dulu."
Liony tersenyum sebagai respon.
"Aku kangen kamu, Ly."
Liony hanya diam. Tidak tau lagi harus merespon seperti apa. Setelahnya, Ken masuk kedalam mobil dan mobil itu melesat jauh meninggalkan perkarangan rumah Liony.
********
Seperti biasa, mengakhiri weekend nya di temenin sama Liony lagi.
Gimana part ini?
Bagaimana perasaan kalian, Ken kembali muncul?
Terimakasih sudah membaca cerita ini.
Jangan lupa Vote, comment, dan share ketemen-temen kalian ya.
Jangan lupa juga baca cerita ILUSI karya TitikTeduh_
Thanks you
Love,
Dev.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vriendschapszone
Teen FictionUntukmu, yang raga dan hatinya tidak akan pernah bisa ku gapai. Untukmu, yang berkali kali melihat tapi tak pernah berani untuk merasakan. Untukmu, yang selalu membuat rinduku menumpuk tak terobati dengan temu. Kita pernah berada di dalam satu ling...