******
"Pertemuan kita begitu tak terduga. Tapi ku fikir, itu hanyalah sebuah kebetulan."
******
Januari tahun 2020
'Ly, apa kabar?'
Pertanyaan itu yang terus terngiang-ngiang di kepala Liony, bahkan saat dia sudah di perjalanan kembali ke Jakarta pun, pertanyaan Ken seperti suara nyamuk yang sedang mengganggunya.
'Ken, kenapa kamu selalu datang tiba-tiba.' batin Liony
Usahanya selama 3 tahun membiasakan diri tanpa Ken di hatinya runtuh begitu saja. Semua yang sudah Liony tata dengan rapih, di buyarkan kembali dengan pertemuan mereka.
Liony tidak menghindar dari apa yang sudah semesta rencanakan. Liony tau, bahwa apa yang semesta kehendak tidak bisa sesuai dengan apa yang kita inginkan. Karna kita tidak tahu bagaimana cara kerja semesta.
Mungkin ada maksud lain, semesta mempertemukan nya kembali. Dan mereka harus mencari jawabannya sendiri.
****
Sampai di Jakarta Liony langsung mengistirahatkan tubuh dan pikirannya. Liony lelah dengan apa yang baru saja dia alami. Haruskah Liony bersembunyi dan pergi ke planet mars? Tapi itu tidak mungkin.
Liony menatap balkon kamar yang berada tepat di sebrang kamarnya, Liony baru ingat kalau pemilik kamar itu yang berkali-kali mengirimkan nya pesan untuk meminta oleh-oleh. Untung saja liony sempat membelikan mochi rasa matcha kesukaannya. Kalau tidak, Liony tinggal menunggu saja.
Sepertinya Liony harus membersihkan badannya terlebih dahulu, baru dia akan mengunjungi rumah tetangganya itu. Rumah yang sudah tiga tahun belakangan ini menjadi rumahnya juga. Itu anggapan Liony, karna Liony suka merecoki penghuni rumah disana. Terutama si pemilik kamar yang berada di sebrang kamarnya, gadis berwajah datar, Kanaya Sabrina Senja.
****
Liony sudah siap dengan pakaian rumahan nya, tangannya menjinjing dua bingkisan yang berisi oleh-oleh. Satu untuk orang tua Senja, satu lagi untuk Senja. Karena Liony tau betul Senja seperti apa.
Liony mengetuk pintu bercat coklat, menunggu sang pemilik rumah membukakan pintu untuknya. Tak lama pintu terbuka, menampilkan seorang wanita berusia 30an.
"Assalamualaikum, Tante" Liony mencium punggung tangan wanita itu.
"Waalaikumsalam. Lho Liony, cari Senja ya?"
"Iya, Tante. Pasti belum pulang ya?"
"Mungkin sebentar lagi."
"Oiya Tante, oleh-oleh nih buat Ayah sama tante" Liony memberikan satu bingkisan yang ia bawa, ke wanita itu,
"Ini buat Kanay, tapi Ony aja deh yang ngasih. Spesial banget soalnya" lanjutnya.
"Terimakasih ya, Liony."
"Sama-sama Tante."
"Mmm... Tante, Ony boleh numpang di kamar Kanaya? Mau ngasih kejutan" ujar Liony sambil memperlihatkan gigi putihnya yang rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vriendschapszone
Teen FictionUntukmu, yang raga dan hatinya tidak akan pernah bisa ku gapai. Untukmu, yang berkali kali melihat tapi tak pernah berani untuk merasakan. Untukmu, yang selalu membuat rinduku menumpuk tak terobati dengan temu. Kita pernah berada di dalam satu ling...