Bab 12

394 30 0
                                    

Aku melotot kesal karena ucapannya barusan. Dia benar-benar menganggap ku sebagai gadis kecil ya?!

"Walaupun umurku baru 17 tahun tapi ukuran bra yang kupakai ialah D+ cup! Dan aku memiliki ukuran tubuh C97, W55, dan H88! Mananya yang gadis kecil huh?!?" aku menyuarakan pikiranku dengan kesal dan lancar.

Dan... Aku merasa malu beberapa detik setelahnya.

"!!!"

Aku menutupi wajahku dengan kedua tanganku.

Yuki Tanaka! Kenapa kau bodoh sekali?! Kau dengan lancarnya mengatakan kalimat memalukan seperti itu dihadapan Tuan Kazekage yang berada dikamarmu! Mau taruh dimana wajahmu?!

Kemudian aku mendengar Tuan Kazekage tertawa setelahnya.

Ah! Kumohon jangan tertawa, itu membuatku semakin malu. Hiks! Bibi Fang!

"Hiks!" aku terisak pada akhirnya karena terlalu malu.

"Kau menangis?" Tuan Kazekage bertanya setelah berhasil menghentikan tawanya.

Aku benar-benar ingin menenggelamkan wajahku didalam perut bumi agar tidak terlihat oleh Tuan Kazekage lagi.

"Lepaskan tanganmu, aku tidak bisa melihat wajahmu." titahnya membuatku menggeleng.

"Tidak! Kau akan menertawaiku lagi setelah melihat wajah jelek ku." tolak ku mentah-mentah.

"Tidak akan." balasnya lembut.

"Kau bohong!" aku tetap menolak karena sudah merasa jengkel dengannya.

Aku mendengar Tuan Kazekage menghela napas dan tangannya menyentuh kedua tanganku yang menutupi wajahku.

"Aku tidak akan pernah berbohong pada orang yang kusukai." katanya sambil menarik pelan kedua tanganku dari wajahku dengan tangan kirinya.

Aku menatapnya cemberut saat dia terkekeh menatapku. Itu kan! Dia berbohong!

Aku mematung saat tiba-tiba jempol tangan kanannya menyapu sisa air mata yang berada dipipiku. Aku menatapnya blank ketika dia selesai menghapus air mataku.

"Kau cantik." bisiknya pelan sambil menatapku dengan kerlingan di manik hijau safirnya.

"Kenapa tiba-tiba?" tanyaku heran. Aku menatapnya bingung.

"Hm? Mungkin karena aku mulai jatuh untukmu." jawabnya dengan senyuman di bibirnya.

Wah! Tampan nya!

Plak!

Sadarlah Yuki!!!

Aku menyadarkan pikiranku dari khayalanku. Aku hanya takjub dengan senyumannya barusan karena itu adalah senyuman pertama yang kuliat darinya untukku.

"Kau sedang menggodaku ya!?" kataku melotot kesal padanya.

Dia menatapku lalu menggeleng. Dia maju selangkah dan mendekat padaku.

"Kau tidak suka aku panggil gadis kecil?" tanyanya membuatku mengerutkan kening ku dan mengangguk mengiyakan.

"Hm!" sahutku.

"Baiklah, aku tak akan memanggilmu gadis kecil lagi, tapi dengan satu syarat." katanya dengan senyuman di bibirnya.

Aku menatapnya dengan kening berkerut.

"Apa itu?" tanyaku.

Dia tersenyum puas setelah mendengar pertanyaan ku.

"Tutup matamu." ucapnya membuatku menatapnya tidak mengerti. "Tutup matamu." ucapnya lagi.

Aku menutup mataku lalu suara kekehannya membuatku mengerutkan kening ku bingung.

"Kau—"

kalimat ku terpotong ketika sebuah benda kenyal dan lembab menyentuh bibirku. Aku segera membuka mataku dan melihat wajah Tuan Kazekage sangat dekat denganku.

Aku mendorongnya dengan kuat namun malah aku yang terjatuh keatas ranjang. Dia menatapku dengan senyuman di bibirnya. Aku segera menyentuh bibirku yang masih basah akibat lumatannya barusan.

"Bibirmu manis."

"Kau!" aku menatapnya terkejut.

"Hm? Kenapa kau terkejut? Apa kau belum pernah berciuman sebelumnya?"

"!!!"

Aku benar-benar marah sekaligus malu disaat yang bersamaan. Dia bisa-bisanya mengatakan kata yang sangat memalukan seperti itu!

Ketika aku masih menahan malu dan kesalku. Tiba-tiba dia mengatakan kalimat yang semakin membuatku terkejut.

"Aku akan tidur disini malam ini." ucapnya berjalan kearah sisi lain ranjangku.

Aku segera bangkit dan mengganti posisiku menjadi duduk.

"Tidak bisa!" tolakku sebelum dia duduk di ranjang.

Dia menatapku datar. "Kenapa tidak?" tanyanya.

Aku gelagapan mencari alasan.

"I-itu, k-kamarmu lebih besar dan bagus dari kamarku. R-ranjangmu p-pasti lebih nyaman dan lembut juga dari r-ranjangku. K-kau pasti tidak akan bisa tidur disini." jelas ku.

Dia terdiam sebentar lalu mengangguk. Aku menghela napas lega setelahnya.

"Baiklah, kalau begitu kau saja yang pindah ke kamarku." katanya pada akhirnya.

Aku mengerutkan kening ku tidak setuju. Kenapa jadi aku yang pindah!?

"Tidak!" aku menolak lagi.

Tuan Kazekage menatapku dengan tajam membuatku menelan salivaku susah.

"Kenapa?" dia menatapku.

Aduh! Kenapa jadi rumit begini?

"K-karena aku sudah nyaman disini?" aku malah mengatakan kalimat tanya. Tuan Kazekage menatapku heran.

"Kau juga akan nyaman di kamar ku." timpalnya membuatku terdiam.

Ugh! Harus ada alasan yang kuat!

"Karena aku tidak terbiasa berbagi kamar dengan orang lain." aku mencari alasan yang membuatnya tidak memaksaku lagi.

Tuan Kazekage menurunkan badannya dan menatapku lebih dekat. Aku balas menatapnya.

"Aku bukan orang lain, aku suamimu." bisiknya dengan senyuman nakal.

Skakmat!

Aku kehabisan kata-kata untuk menolak lagi.

Tuan Kazekage kembali berdiri tegak dan menjulurkan tangannya padaku. Aku menatap tangannya heran.

"Apa?" tanyaku bingung.

"Ayo, ke kamarku." jawabnya membuatku menghela napas berat diam-diam.

"Baiklah." aku menerima uluran tangannya dan mengikutinya melangkah menuju kamarnya yang memiliki pintu hitam diujung lorong lantai dua.

.

.

.
TBC.

Yuki Tanaka (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang