Bab 19

402 30 0
                                    

Aku mengerjakan mataku ketika silau lampu memasuki mataku. Aku segera bangkit dari ranjang ku dan menatap sekeliling.

Ini kamarku.

Kali ini berapa lama aku pingsan?

Aku melihat jam dan menunjukan pukul 1 malam.

Ugh!

Perutku sakit.

Aku lapar!

Aku berjalan keluar kamar dan turun ke dapur untuk mencari makanan. Mengunyah roti ketika aku mendapatkan beberapa bungkus roti di lemari.

Ceklek!

Pintu dapur terbuka dan lampu dapur menyala. Aku menoleh ketika mendengar langkah kaki mendekati ku.

"Apa kau keluar setelah merasa lapar, Nona Tanaka?" tanya Gaara dengan tatapan tajam nya.

Aku mengabaikannya dan kembali mengunyah roti ku. Dia merebut rotiku dan mengangkatnya tinggi-tinggi.

"Brengsek! Kembalikan rotiku!" aku mengumpatinya seraya berusaha menggapai rotiku. Namun, sedetik kemudian aku mengabaikan roti itu dan memakan roti baru.

"Kau mengumpatiku?" tanya Gaara dengan suara datar nya dan aura dinginnya.

Cih! Aku tidak terpengaruh sama sekali.

"Aku kira telingamu masih bagus, Tuan Kazekage." sarkasku dan kembali mengunyah roti ku.

Dia menatapku dengan kening mengerut. "Kenapa sikapmu berubah, Yuki? Kau masih tersenyum padaku lima hari yang lalu." katanya dengan nada heran.

Aku menaikan alis ku terkejut.

5 hari? Aku demam dan pingsan selama 5 hari?

Sepertinya Bu Keshi tidak memberi tau Tuannya tentang demamku lima hari yang lalu.

"Wow. Aku akan memberinya hadiah." gumamku kagum.

"Hah? Kau mengatakan sesuatu?" suara Gaara membuatku tersadar.

"Bukan urusanmu." balasku cepat. Aku menaruh roti yang telah kugigit ke meja dan berbalik pergi.

"Kau mau kemana?" tanya Gaara menahan lengan kiri ku.

"Jangan menyentuh ku?! Kau brengsek!" aku menarik tanganku tapi Gaara tidak melepaskan tangannya.

Duk!

"Kau menyebutku apa?" tanya Gaara dengan suara datar nya. Aku membalas tatapannya.

Dia memojokkanku dan mengunci pergerakan ku dengan menaruh tanganya dikedua telingaku ke lemari yang berada dibelakangku.

"Brengsek! Apa kau marah? Kau memang brengs—!!"

Gaara memotong kalimat ku dengan lumatannya yang tiba-tiba dibibirku. Aku menatapnya dengan melotot terkejut.

What the—!

Aku teringat kejadian dikamar Nona Kirai dan itu seketika membuat perutku bergejolak.

Aku segera mendorong dada Gaara kuat dan...

"Huek!"

"Huek!"

"Huek!"

Aku mengeluarkan semua roti yang tadi kumakan ke baju tidur Gaara.

"Yuki! Kau kenapa?" tanya Gaara menatap wajahku.

Aku mengelap bibirku dengan punggung tanganku dan bergeser kesamping menjauhi Gaara.

"Kau bau!" teriakku padanya menutup hidungku. Aku segera berlalu pergi keluar rumah menuju halaman belakang.

Yuki Tanaka (S1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang