Sudah cukup lama wanita itu berdiam diri layaknya di sebuah kotak sempit dan gelap,
Tak ada kehidupan lagi di dalam dirinya, cahaya pun sudah enggan untuk menyinarinya.
Wajahnya yang ceria itu sekarang hanya diselimuti dengan raut kesedihan,
Matanya yang indah itu sekarang hanyalah sebuah mata dengan tatapan kosong.
Hatinya mati, dia seolah tak bisa merayakan semua yang terjadi dalam hidupnya.
Apa yang membuat wanita itu terus menyiksa dirinya sendiri?
Apa yang telah semesta perbuat kepadanya?
Mengapa kesepian itu selalu hidup
berdampingan dengannya?
Kemana perginya kebahagiaan itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
We Were Never Really Friends
PoetryAku tak bisa lagi memanggil namamu, Kamu pun akan melanjutkan perjalanan mencari rumah yang lebih baik dari sebelumnya untuk tempatmu berlabuh. Jika kamu belum menemukan rumah untuk tempat berlabuh sebagai akhir pencarianmu selama ini, kamu bisa sin...