Angin yang terus berhembus pun bosan denganku
Ia selalu menerpa wajahku berkali-kali
Aku tahu maksudnya, tapi aku enggan untuk menyadarinya.
Aku terlalu naif untuk membuat diriku sadar
Dan lagi-lagi aku menggenggam harapan semu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Were Never Really Friends
PoetryAku tak bisa lagi memanggil namamu, Kamu pun akan melanjutkan perjalanan mencari rumah yang lebih baik dari sebelumnya untuk tempatmu berlabuh. Jika kamu belum menemukan rumah untuk tempat berlabuh sebagai akhir pencarianmu selama ini, kamu bisa sin...
Bagian 18
Angin yang terus berhembus pun bosan denganku
Ia selalu menerpa wajahku berkali-kali
Aku tahu maksudnya, tapi aku enggan untuk menyadarinya.
Aku terlalu naif untuk membuat diriku sadar
Dan lagi-lagi aku menggenggam harapan semu itu.