Untukmu, bayanganku, harapanku, dan juga penantianku.
Dengarkan suara angin yang berhembus, yang terus berkelana, dan tak tahu akan berlabuh kemana.Aku mohon, dengarkan.
Aku tak bisa berbicara lagi
Tak bisa menyuarakan hati ini lagi
Dan tak bisa mengungkapkan rasa ini lagi.Biarkan angin itu yang berbicara
Mewakili semua isi hati ini
Yang terpendam selama ini
Yang tak tahu kapan akan berakhir.Jika aku yang menanyakan
Apa jawabanmu akan terpatri namaku?
Jika aku yang menyatakan
Apa jawabannya akan sesuai harapanku?Aku terlalu pengecut untuk jujur denganmu
Aku terlalu takut jika jawabannya selalu tidak
Tapi memang itu 'kan jawabannya selama ini?
Kamu hanya menganggapku sebagai teman pilu.Aku tau itu, kamu pun lebih tahu.
Aku hanya kursi kosong untuk tempat beristirahat
Aku hanya tempat berbagi keluh kesah untukmu
Aku hanya penampung setiap nama yang selalu kamu ceritakan, dan di antara itu semua tak ada namaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Were Never Really Friends
PoetryAku tak bisa lagi memanggil namamu, Kamu pun akan melanjutkan perjalanan mencari rumah yang lebih baik dari sebelumnya untuk tempatmu berlabuh. Jika kamu belum menemukan rumah untuk tempat berlabuh sebagai akhir pencarianmu selama ini, kamu bisa sin...