Pernah ku dengar cerita dari Bunda maupun Mama katanya resto milik Mas Rian ini di bangun murni dari hasil kerja kerasnya sendiri semenjak SMA dulu, dari semua hasil kerja kerasnya ketika mengikuti perlombaan dan kejuaraan. Namanya juga nak pintar pasti sering ikut perlombaan dan dari situ semuanya bermula semua uang hadiahnya di tabung sampai ketika lulus berdirilah resto ini. Bahkan sampai sekarang masih ada, dan yang membuatku kagum ialah pemikirannya yang sudah maju banget di masanya, padahal kebanyakan remaja anak SMA itu masih labil dan emosional banget lebih-lebih belum terlalu berfikir ke depannya akan seperti apa, belum bisa menyikapi tingkah perilakunya dengan baik tapi Mas Rian? dia bahkan sudah berfikir begitu maju dan se dewasa itu.
Duh suami siapa sih idaman banget udah ganteng, pinter, multitalent, pengusaha, dosen pula ya Allah jiwa sombongku jadi keluar dikit kan jadinya ckckck padahal dulu nggak ada tuh satu pun pikiran bakal nikah sama dosen sendiri.Beruntungnya kamu Prill nikah sama orang yang pekerja keras kaya dia bisa menyikapi semuanya dengan dewasa, ini itu sendiri nggak mau bebanin orang tua yang justru bikin bangga ughh....
"Dek, mau ikut Mbak nggak?" ucap seseorang memecahkan lamunanku lagi dan lagi. Mendengarnya membuatku menoleh ke arah sumber suara ternyata tersangkanya adalah Mbak Iren yang sedang memakai jaket di badannya.
"Hayuklah dari tadi kek Mbak, gabut aku" jawabku membuatnya terkekeh pelan, "Hehe ya udah cuss."
Bu bos boleh dong keluar masuk sesuka hati wkwk sombong dikitlah :v
Langkahku terhenti seketika, menatap penuh tanya ke arah Mbak Iren.
Cus mau kemana? eh tapi Kemana aja deh ngikut, asal jangan setor nyawa belum siap aku masih banyak dosa astagfirullah
"Emang kita mau kemana?" tanyaku.
Beuh...kita, kaya apa aja. Aku dan kamu jadi kita, weh kita siapa? ya gini sepupuan gitu maksudnya.
"Jemput Nayla, mending ikut Mbak aja daripada gabut kan" mendengarnya sontak saja aku mengangguk cepat.
Wowww......SERIOUSLY??
Tumben-tumbenan banget anaknya diajak ke sini biasanya aja uh pelitnya minta ampun, kaya mau diculik aja sama aunty nya sendiri emangnya aku setega itu apa ya kelihatan jahat banget
"Serius mbak?" tanyaku meyakinkan.
Siapa tau kan mau diajak kemana tapi anaknya yang dijadiin alasan, astagfirullah suudzon terus kerjaannya
"Nggak, boongan ini dek udah ih lama jadi nggak? kalau nggak mbak tinggal nih."
"Astaga dragon, tadi ngajak sekarang mau ninggal? sebenarnya niat ngajak nggak sih" gumamku menatapnya tak percaya.
"Cuss lanjutt."
Yuhuu ketemu ponakan aunty yang imut, Nayla aunty datang............
[Skip]>>>
Perjalanan menuju ke sekolah Nayla memerlukan waktu kurang lebih 15 menit, setelah perdebatan singkat tadi dengan terpaksa dan sangat terpaksa aku dan Mbak Iren on the way ketempat tujuan mengendarai mobilku. Yapss! jadi ceritanya hari ini lagi mood plus pengin aja bawa mobil sendiri tumben-tumbenan bangetkan sampai tadi aja diledekin sama mbak iren eh ini malah kaya yang dienakin sekarang. Suka nggak habis pikir kadang, udah gitu berasa supir aku yakin.
"Ngirit bensin ih, sekali-kali lah Prill jemput ponakan sendiri loh ini" yang berujung iyain aja beruntung aku lagi baik hati dan tidak sombong plus lagi kangen juga sama ponakan ter unyu jadi ya nggak masalah ponakan sendiri ini.
Sesampainya ditempat.
"Mbak, Nayla mana?" tanyaku setelah meminggirkan mobil justru membuatku bertanya - tanya.Perasaan sekolah sepi gitu, ini telat apa kecepetan sih sebenarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband, My Dosen [TERBIT] ✓
RomantikHigh rank #1 - April [13 September 2020 ] #1 - Dosen [19 Juli 2020] #2- Rian [ 21 Juli 2020 ] #6 - Mahasiswi [ 4 Juli 2020] [PROSES TERBIT] ⚠️ BEBERAPA PART MUNGKIN SUDAH TERHAPUS ⚠️ "Eh maaf" ucap seorang laki-laki itu langsung memasukkan layar tip...