Chapter 24 . Kalian Kenapa

3.4K 103 2
                                    

Dreet....dreet.....dreet....dreet.....

Siapa sih ganggu orang lagi nyetir aja......batinku, menatap kesal handphone yang terus saja bergetar di samping kursi kemudi ku.

Dreet....dreet......deret....deret....

Kini fokusku hilang membuatku mau tak mau harus ku respon terlebih dahulu si tersangka dibaliknya itu, dengan malas ku tepikan mobil Lalu menyambar benda perusuh yang sedari tadi bergetar itu.

Mataku terbelalak sempurna melihat banyak panggilan masuk dari Bunda, ntah kenapa melihat banyak panggilan masuk itu membuatku sedikit berfikir yang tidak-tidak karenanya, dengan ragu ku angkat panggilan terakhir yang masih jelas berdering di layar ponsel.

_Pip_

" As...-"

"Rian, pulang kamu sekarang" mendengarnya membuatku beristighfar seketika, pikiranku kini dibuat tambah berkecamuk tentang hal yang tidak-tidak sekarang.

Bunda kesurupan apa gimana sih, anaknya mau salam juga malah dipotong mana marah-marah lagi....batinku, menatap ngeri ke arah layar ponsel.

"Kenapa Bunda?" jawabku santai mencoba berfikir positif tentangnya.

"Kenapa kenapa, kamu yang kenapa PULANG SEKARANG!!"

_Tut_

Singkat, padat, dan sangat jelas.

Allahu akbar, ada apa lagi ini ya Allah. Apa iya Bunda tiba-tiba kesurupan terus marah-marah sendiri tanpa sebab, astagfirullah pikiranmu Yan udah berkeliling kemana-mana aja tapi kalau bukan gitu terus apa? atau jangan-jangan Aprill........

[Skip]>>>

Dengan langkah tergesa aku memasuki rumah, "Assalamu'alaikum" ucapku sedikit keras. Sesampainya di dalam, satu hal yang membuatku menaikan alis heran adalah saat itu juga tidak ada sahutan sama sekali ntah dari Aprill, Bunda, ataupun Mama.

"Bunda nelfon nyuruh pulang dan pas udah pulang rumah dalam keadaan kosong yang benar saja" gumamku keheranan, dengan asal ku buang begitu saja tas kerjaku, mengecek semua ruangan tetapi sama saja tidak ada orang satupun.

Rumah segini besarnya sepi banget berasa kuburan ....batinku, menghela nafas kasar.

"Aprill."

"Bun...Bunda."

"Bunda nggak ada, Aprill pun juga nggak ada, Mama apalagi pada kemana sih masa iya lagi pergi, kalaupun iya buat apa Bunda nelfon nyuruh cepat-cepat pulang" lirihku bermonolog sendiri, bergidik ngeri setelah menyadari tingkah konyolku yang berbicara sendiri.

"Ah iya Mungkin Bu Eka."

"Eh emang Bu Eka masih disini ya? ah dasar eror kamu Yan ngomong sendiri jawab sendiri."

Argh....ya Allah pada kemana sih, bahkan sampai ke seluruh sudut rumah pun sudah ku jelajahi tapi tak ada satupun respon dari mereka terus pada kemana sih

Arghhh Rian gila, stress parah, dibawah nggak ada yang pasti ya dilantai atas dasar bego

Dengan langkah yang terburu aku berjalan cepat menaiki satu persatu tangga rumah menuju lantai dua.

"Baru nyeselkan kalau kaya gini ceritanya, pas lagi darurat lagi dibutuhkan aja mau sampai tujuan serasa lama banget. Besok pasang lift sekalian gimana sih astagfirullah."

Hah, sabar Yan dikit lagi sampai

"Hiks, Bunda" mendengar suara samar-samar itu, membuatku menaikkan alis bingung menatap pintu kamar yang hampir di depan mata itu.

My Husband, My Dosen [TERBIT] ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang