5

2K 314 77
                                    

"Ceritakan yang sebenarnya!"



Pagi kali ini disambut oleh ocehan cempreng menyebalkan milik Naruto. Suigetsu berkali-kali misuh ketika gendang telinganya menangkap suara yang sama. Sementara yang lain lebih memilih tidak peduli, bodoh amat, atau hanya diam tak ingin terlibat sembari merapikan peralatan tidur masing-masing.

"Sakura kan sudah bilang jatuh. Apa yang mau diceritakan lagi bodoh." Sungut Kiba tak terima dengan keributan Naruto.

"Jatuh gundulmu," Sembur Naruto. "kau tak liat tubuhnya luka-luka begitu," Sapphire nya menatap diam Sakura yang tengah mengemasi peralatan tidurnya dibantu Ino dan Karin. "Ra. Kalau ada apa-apa katakan padaku. Aku bisa dihajar sasori-nii kalau kau pulang dengan kondisi seperti ini."

"Siapa suruh mengajakku." Jawab Sakura asal.

"Serius nih mau dibawa sendiri?" Tanya Ino memastikan. "mending minta bantuan mereka aja deh Ra." Usul Ino sembari mengarahkan aquamarine nya ke para lelaki.

Sakura menggeleng kecil. "Mereka sudah bawa beban berat."

"Sini aku bawa bagi dua sama Ino." Kata Karin yang mendapat anggukan dari Ino.

Sakura mendengus pelan. "Apa sih Rin. Aku bisa–" Emerald nya sedikit melebar ketika Sasuke merebut tas carier nya tanpa permisi. Ia menghela napas pelan. "kau punya barang sendiri, tidak perlu membawanya."

"Aku bisa membaginya dengan Naruto." Tegas Sasuke. "Dobe bawa ini!"

"O-oke."

"Dia hanya membantu mu Ra," Ucap Ino berusaha menengahi. "ayo jalan."

Sakura mengangguk samar. Emerald nya masih setia mengawasi Sasuke yang tengah menyerahkan beberapa barang ke Naruto. Ia menghela napas pelan kemudian mengikuti jejak kaki yang ditinggalkan Ino.

Butuh waktu kurang lebih setengah hari untuk sampai di pinggiran sungai Lembah Iya. Selama perjalanan, Naruto tak jauh beda dengan Ino dan Karin. Hampir tiap 5 menit sekali selalu menanyakan kondisinya.

Lee selalu menawarkan diri untuk menggendongnya, yang selalu ditolak mentah-mentah oleh Naruto.

Sementara Sasuke secara sepihak memutuskan untuk istirihat sejenak tiap 30 menit sekali. Sakura tahu, ia sangat tahu untuk siapa mereka melakukan itu. Untuk dirinya yang selalu merepotkan dan menyebalkan.

Emerald Sakura menyapu pinggiran sungai di Lembah Iya yang akan menjadi perkemahan mereka. Tempat asri, sungai jernih, serta alirannya yang sangat menenangkan.

Sakura mengisi penuh kedua paru-parunya dengan udara segar di Lembah Iya, berusaha melupakan sejenak peristiwa di luar nalar yang telah menimpanya.

"Kita buat perkemahan di sini," Kata Shikamaru. "masih banyak waktu untuk mendirikan tenda dan membuat persiapan sebelum malam," Shikamaru melirik Suigetsu dan Kiba yang tengah bercanda. "aku tau ini sedikt merepotkan, tapi bergegaslah." Tegas Shikamaru.

Mereka sepakat mendirikan tenda melingkar untuk mengawasi satu sama lain. Obrolan ringan dan candaan menemani pendirian perkemahan mereka. Terkadang Suigetsu akan mengunjungi setiap tenda hanya untuk mengacau. Karin yang selalu mengomel, atau Naruto dan Kiba yang selalu berteriak.

"Sudah ku bilang duduk aja. Bebal banget sih dikasih tahu." Omel Karin untuk kesekian kalinya.

"Maklumi aja, karangnya belum pecah Rin." Sindir Ino menimpali.

Sakura mendengus malas mendapati tingkah menyebalkan sahabatnya. Ia hanya merangkai frame tenda dan mereka berdua sudah mengomelinya habis-habisan. "Jangan berlebihan. Aku hanya ingin cepat selesai, lagipula ini cukup mudah."

Isyarat[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang