6

62 0 0
                                    

Karena masih gerah, Rei membuka kaosnya sehingga yang tertinggal hanya celana boxer saja yang semi transparant, karena memang selama ini kalau sedang di rumah Rei tidak pernah memakai kaos dalam, hanya saat bersekolah saja Rei menggunakannya.
Karena merasakan kegerahan juga lalu Adi pun melakukan hal yang sama yaitu melepas kaosnya, sehingga yang tertinggal hanya kaos dalam dan celana jeans pendek.

"Rei, setelah ini aku ikut mandi ya, gerah nih." Adi meminta izin pada Rei .
"Oh boleh saja Di, nanti kalau kamu sudah selesai mandinya baru aku ya, sama nih kegerahan dan keringatnya cukup banyak sehingga aku merasa tubuhku lengket semua. Tumben nih malam ini panas sekali udaranya."

"Siap Rei nanti gantian ya, eh atau mau mandi bareng saja?" Tiba-tiba pikiran mesum Adi bangkit.
"Hahaha...kamu apa-apaan sih...malu tahu." Bantah Rei.
"Kenapa harus malu Rei? Dulu kita kan sering mandi bareng." Balas Adi.
"Iya dulu kita kan masih SD, tapi sekarang sudah beda lagi...hehehehe" Rei tertawa kecil.
"Kalau aku sih sama saja mikirnya mau dulu atau sekarang...hehehe." Balas Adi.

Setelah selesai menyetrika, Adi kemudian mengambil peralatan mandi di tas pakaiannya, tanpa merasa canggung lalu Adi melepaskan kaos dalamnya dan celana jeans pendeknya di depan Rei. Adi membiarkannya tergeletak begitu saja di lantai seperti kebiasaannya saat di rumah, sekarang Adi hanya tinggal mengenakan celana dalam seksi berwarna putih semi transparant dengan bentuk yang sedikit minim dan ketat sehingga tercetak jelas tonjolan 'senjata' kebanggaannya. Memang Adi lebih suka mengenakan model celana dalam yang seksi dan ketat dari pada yang biasa saja. Sehingga tidak jarang Adi sengaja hunting celana dalam seksi dan membelinya untuk menambah koleksi, baik membeli secara langsung dengan berkunjung ke toko khusus celana dalam di mall maupun membeli secara online. Adi termasuk orang yang sedikit narsis karena dia selalu membanggakan tonjolan 'senjata' andalannya tersebut, terkadang Adi sengaja memakai celana luar yang sedikit nge-pas atau ketat agar tonjolan 'senjata' miliknya tetap eksis.

Secuek-cueknya Rei yang sedang bersantai mengusir gerah tetap saja adegan Adi tersebut terlihat jelas di depan mata, wajah Rei yang putih menjadi sedikit memerah tanda dia malu. Kepala Rei agak menunduk menghindari pemandangan yang bisa membuat dirinya terpancing gairahnya. Dengan berpura-pura membuka-buka majalah yang sedang dia jadikan kipas tetap saja Rei terlihat sedikit salah tingkah, Rei merasakan reaksi rangsangan dibagian bawah, 'senjata' Rei mulai bangun dan mengeras sehingga tercetak jelas sebuah tonjolan dibagian tengah antara kedua pahanya, celana boxer yang kainnya lembut dan tipis yang dikenakannya tidak bisa menyembunyikan tonjolan tersebut.

Adi melihat reaksi Rei yang salah tingkah tergambar dari ekspresi wajah Rei dan bahasa tubuh Rei. Kemudian Adi melihat ke arah celana Rei dan mendapati tonjolan 'senjata' milik Rei sudah eksis. Adi menyadari Rei sedikitnya terangsang dengan apa yang dilakukannya tadi. Adi tersenyum dalam hati dan semakin semangat untuk iseng mengerjai sahabatnya dengan terus memancing nafsu birahi Rei.

Adi kemudian menurunkan celana dalamnya dan membiarkannya di lantai, sehingga kini Adi telanjang bulat. Rei mencoba menghindarkan pandangan matanya, namun karena penasaran tetap saja akhirnya Rei menyaksikan apa yang dilakukan Adi. Rei mendapati pemandangan indah bokong milik Adi yang putih dan padat berisi karena Adi pun rajin melakukan olah raga. Tanpa sadar, refleks tangan Rei meraba bokong milik Adi dan meremasnya. Adi tersenyum pada Rei dan Rei pun membalas senyuman Adi. Rei melepaskan tangannya dari bokong milik Adi dan kembali duduk.

"Di, cepat sana mandi nanti terlalu kemalaman mandinya!" Perintah Rei.
"Ok Boss..." Adi mengedipkan sebelah matanya.
"Soalnya kan di rumah ku tidak ada water heater seperti di rumah mu...hehehe" Rei menjelaskan.
"Yes Boss! Eh Rei kenapa tadi tidak kamu sekalian remas saja ini?" Jari telunjuk tangan Adi mengarah pada 'senjata' miliknya yang sedang dalam kondisi tegang mengacung ke atas.
"Hahaha...dasar kamu ini, itu sih maunya kamu Di." Rei tertawa.
"Jelas dong!" Jawab Adi tanpa malu-malu.
"Seharusnya kamu yang remas punya ku!" Balas Rei lagi.
"Oh boleh Rei, dengan senang hati." Balas Adi.
"Hahaha...tidak jadi ah. Sudah sana mandi!" Perintah Rei pada Adi.

SEBUAH PENGORBANAN By MatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang