9

49 0 0
                                    

Kaki mereka bertiga telah sampai di halaman rumah Zeni. Zeni kemudian duduk di teras dan melepas sepatunya, kemudian Zeni menjinjing sepatunya berlalu memasuki rumahnya dengan mengucapkan salam. Rei dan Adi duduk diteras sambil selonjoran meregangkan kaki mereka yang dirasa sedikit memanas karena dipakai untuk berjalan cukup jauh. Ditengah lamunan mereka berdua yang kelelahan, munculah Zeni dan ibunya dengan membawakan minuman segar serta cemilan ringan yang manis maupun asin. Dengan ramah ibunya Zeni menyapa, Rei dan Adi menjawabnya serta mengenalkan diri mereka masing-masing.

Ibunya Zeni kemudian pamitan untuk kembali ke dapur karena memang sedang memasak. Sepeninggal ibunya Zeni, mereka bertiga kemudian bercengkrama sambil ngemil dan menghilangkan dahaga dengan minuman segar tadi. Saat sedang seru bercengkrama sambil sesekali mereka bertiga bercanda, tiba- tiba Zeni mengeluarkan ucapan yang sedikitnya menohok dan membuat Rei terdiam sesaat.

"Rei, aku tadi melihat dan memahami keadaan mu saat kita hendak pulang." Ucap Zeni.
"Memangnya apa yang kamu lihat Zen?" Tanya Rei.
"Aku tahu arti tatapan mereka terhadap mu, tahu juga arti tatapan Kiki terhadap mu." Balas Zeni lagi.
"Sudahlah Zen, aku baik-baik saja kok, dan aku tidak perlu ambil pusing dengan sikap dan ulah mereka." Rei berusaha tersenyum walau hatinya merasakan panas dan perih karena rasa cemburu yang tiba-tiba muncul ketika melihat Kiki membonceng Lia.
"Tidak begitu Rei, aku melihat Kiki suka pada kamu dan aku tahu kamu pun merasakan hal yang sama padanya." Zeni menohok Rei dengan pernyataannya.
"Hmmm..." Hanya suara bergumam yang keluar dari mulut Rei sambil terdengar suara hembusan nafasnya yang agak berat seolah dia memikul beban yang cukup berat.

Melihat kekakuan yang terjadi, Adi berinisiatif mengganti topik pembicaraan dengan candaannya, dan disitu Adi mengingatkan Rei dengan janji mereka untuk pergi ke Mall seperti permintaannya sebelumnya. Rei sendiri pun baru ingat bahwa dia memang sudah mempunyai janji pada Adi untuk mengantarnya ke Mall sepulang sekolah.

Pada akhirnya Adi dan Rei berpamitan pada Zeni dan ibunya, kemudian mereka menyebrang jalan dan naik kendaraan umum jurusan ke arah Mall. Tak lama kemudian mereka berdua telah sampai di Mall yang dituju. Turun dari kendaraan, Adi kemudian merogoh saku dan mengambil uang untuk membayar ongkos. Adi memegang pergelangan tangan Rei kemudian menariknya agak terburu-buru untuk memasuki Mall tersebut. Rei yang terkejut hanya bisa mengekor Adi dari belakang.

"Fuuuhhh...akhirnya adem juga." Ujar Adi
"Aduh Di, aku kira terburu-buru karena apa, ternyata cuma karena kamu kepanasan...hahaha" Rei tertawa dengan kelakuan sahabatnya tersebut.
"Hehehe...maaf Rei." Adi nyengir.

Dengan memberikan kode melalui gerakan kepalanya, Adi mengajak Rei untuk naik ke lantai 2. Sampai di lantai 2 kemudian Adi berjalan menuju ke arah sebuah toko pakaian khusus pria. Rei yang tertinggal dibelakang sedikit kebingungan mencari keberadaan Adi karena terlalu fokus pada handphonenya sehingga Rei tidak memperhatikan kemana sahabatnya tersebut berjalan. Ditengah kebingungan, Adi muncul di pintu toko tersebut kemudian menarik tangan Rei menuju ke dalam dan menuju ke arah sala satu pojok dari toko tersebut.

"Rei, ayo kamu pilih mau yang mana?" Kata Adi.
"Hah?!...apaan Di?" Rei tambah bingung.
"Aku kan sudah janji mau mengganti celana dalam kamu yang kamu pinjamkan kepadaku Rei." Tambah Adi.
"Walaaahh...tidak usah Di, tidak apa-apa kok." Tolak Rei.
"Sudah ayo jangan banyak alasan!" Pinta Adi.

Kepala Rei bergerak memperhatikan apa yang ada dihadapannya. Beberapa saat Rei memperhatikan namun dia masih sedikit kebingungan. Entah karena Rei merasa tidak enak terhadap Adi atau Rei bingung mau memilih yang mana. Adi yang ikut memperhatikan gerak gerik Rei seolah memahami kebingungan sahabatnya tersebut. Kemudian Adi mengambil beberapa buah celana dalam lalu mengajak Rei menuju ke Kassa untuk membayarnya. Selesai membayar, Adi mengajak Rei naik ke Food Court di lantai 3 dan mengajaknya makan siang. Setelah selesai, mereka kemudian beranjak pulang.

SEBUAH PENGORBANAN By MatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang