8

61 0 0
                                    

Kiki membalas senyuman Rei, kemudian Kiki kembali ke kursinya. Para kakak pembina selesai berdiskusi dan mereka mengumumkan pembagian kelompok untuk kegiatan berikutnya.

Dari sejumlah siswa satu kelas akhirnya terbagi dan terbentuk 5 kelompok. Beruntungnya Rei dan Adi bisa satu kelompok, sisanya adalah Zeni dan dua siswa lainnya lagi. Tiba-tiba ada yang mengangkat tangannya.

"Kak, boleh atau tidak kalau saya pindah kelompok?!" Ujar suara tersebut.
"Boleh saja, tapi kamu harus mencari orang yang mau bertukar!" Tukas kakak pembina.
"Baik Kak, saya tanya dulu." Jawab siswa tersebut.
"Silahkan! Nah untuk yang lain silahkan kalian langsung berunding untuk pembagian tugas kegiatan besok!" Sambung sala satu kakak pembina lagi.

Siswa yang tadi meminta pindah, menghampiri kelompok Rei, kemudian dia mengobrol dengan sala satu siswa dikelompok Rei. Siswa tersebut mau bertukar kelompok dengan siswa tadi. Rei kaget ketika mengetahui ternyata siswa yang ingin pindah tadi adalah Kiki. Kiki kemudian duduk di samping Rei.

"Rei, bolehkan aku satu kelompok dengan kamu?" Tanya Kiki.
"Hmm...hmmm..bo...boleh kok." Rei merasa kikuk dan sedikit gugup.
"Cieeee...Rei ada yang PDKT." kata Adi.
"Apaan sih Di? Gaje deh." Rei sedikit tertunduk untuk menyembunyikan rasa gugupnya.
"Wah bener nih Di ada yang PDKT...hahaha..." Zeni malah memanas-manasi keadaan.

Rei semakin kikuk dan merasa kaku namun dia harus bisa mengalihkan perhatian teman-temannya.

"Sudah...sudah...kalian iseng banget sih." Rei memeletkan sedikit lidahnya.
"Ehemmmpp...ada yang malu-malu nih yeee..." Sambung Adi.
"Sudah ah...yuk kita tentukan siapa yang jadi ketua kelompoknya!" Ajak Rei.
"Yuk!" Jawab Chemi dari sebelah Zeni.
"Eh iya...bagaimana kalau kita mengambil suara terbanyak untuk memilih siapa yang bisa jadi ketua kelompok kita?" Lanjut Chemi memberi ide.
"Wah...ide bagus tuh." Sambung Adi.

Akhirnya mereka menulis disebuah kertas kecil kemudian menggulungnya seperti kertas arisan.

"Masukan ke sini!" Ujar Zeni memberi instruksi sambil menunjuk pada cup bekas minuman mineral gelas yang dipegangnya.

Dengan telapak tangan kanannya Zeni menutup bagian atas cup plastik bekas air mineral tersebut. Kemudian Zeni menggoyang-goyangkan cup plastik tersebut agar kertas-kertas yang berada di dalamnya tercampur.

"Di, kamu yang ambil ya sambil baca isi tulisannya!" Pinta Zeni.
"Siap!" Jawab Adi bersemangat.

Zeni mengangkat tangannya dari atas cup tersebut. Kemudian Adi mengambil satu persatu kertas di dalamnya sambil membacakan isi dari kertas tersebut. Kini hasil akhir sudah didapatkan. Nama yang terpilih untuk menjadi ketua kelompok adalah Rei. Keempat temannya tersebut memilih dirinya, namun hanya Rei yang memilih Zeni sebagai ketua kelompok.

"Aku tidak mau ah..." Tolak Rei.
"Rei, kita itu memilih kamu karena kita melihat kamu bisa bijaksana dalam memimpin." Zeni memberikan penjelasan alasan kenapa keempat temannya memilihnya untuk menjadi ketua kelompok.
"Iya Rei...kamu saja ya yang menjadi ketua kelompoknya. Aku percaya kamu bisa kok" Pinta Kiki sambil tersenyum simpul pada Rei.
"Baiklah kalau kalian memaksa, tapi aku mohon bantu aku ya teman-teman." Pinta Rei.
"Harus! Kita harus bantu Rei ya teman-teman." Chemi menyemangati.
"Yes!" Serentak semua menyebutkan kata yang sama.

Kiki mengusap punggung Rei, dengan cara itu lah dia menyemangati Rei. Rei tidak menyangka Kiki akan mengelus punggungnya. Namun dia sendiri tidak ingin merasa ke-geer-an dengan perlakuan Kiki terhadapnya. Dia segera membuang jauh-jauh perasaannya tersebut.

SEBUAH PENGORBANAN By MatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang