13

30 0 0
                                    

"Sudah kuduga kamu akan datang kesini Rei..." Ujar Adi sambil berjalan mendekati sahabat tercintanya tersebut yang sedang duduk di kursi taman sambil menundukan kepala.

Suasana hening tanpa jawaban dari Rei, Rei tetap menundukan kepalanya sambil tangannya sesekali meremas tas sekolahnya. Perasaan Rei saat ini campur aduk, antara marah, kesal dan sedih. Rei pun bergumam dalam hati, kenapa dia begitu bodoh bisa menyukai seseorang yang sepopuler Kiki, pandai dalam pelajaran dan olah raga. Dia sendiri pun tahu pasti bahwa banyak orang yang suka pada Kiki, baik suka secara kagum maupun suka karena perasaan.
Ditengah lamunannya, Rei berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh menetes. Rei kemudian berjanji pada dirinya mulai saat itu, akan menjauhi Kiki secara perlahan. Rei faham betul bahwa dia sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Kiki, karena Rei berfikir bahwa perasaannya tidak mungkin terbalas, dan Rei berfikir juga bahwa selama dia dekat dengan Kiki maka bullyan bullyan dari duo julid tersebut akan terus menghujani dirinya. Rei sama sekali tidak ingin mencari masalah dengan siapapun di sekolah, dia hanya ingin sekolah dengan tenang dan fokus agar dia suatu saat bisa menjadi orang sukses dan membahagiakan Ibunya. Biarlah Rei mengorbankan perasaannya asal Rei bisa terus belajar dengan fokus tanpa adanya campur tangan kehidupan pribadinya. Sehingga dia bisa mengejar cita-citanya untuk masa depan.
Sebenarnya Rei pun bukan tidak berani melawan duo julid tersebut, namun Rei tidak ingin memperpanjang masalah. Selain dia niatnya ke sekolah untuk belajar, dia juga tidak ingin seandainya nanti mengecewakan ibunya, apabila ada masalah yang terjadi di sekolah hanya karena hal sepele.

"Rei, sudahlah, kamu jangan terlalu memikirkannya. Aku mengerti perasaan mu." Ucapan Adi cukup menguatkan hatinya yang saat itu sedang rapuh.

Secara spontan Rei memeluk Adi, dan akhirnya tangisannya meledak. Menangis sambil memeluk Adi. Adi balas memeluknya, sambil mengelus punggung sahabatnya tersebut.

"Yang sabar dan kuat ya Rei, ayo kamu bisa menghadapinya, kamu tidak selemah ini, kamu itu kuat, kamu itu hebat, selalu tegar, meskipun aku juga mengerti keadaan mu saat ini, dan itu hal yang wajar untuk kita menangis, aku ada untuk mu disini, bersamamu, jangan pernah merasa sendirian ya." Adi mencoba menenangkan Rei.
"Terima kasih Adi, kamu satu-satunya sahabatku yang benar-benar mengerti aku." Disela isak tangisnya, Rei berterima kasih pada Adi.
"Sama-sama Rei, kamu tenang saja, aku sahabat mu, kamu sahabatku, aku akan selalu menemani mu. Sahabat sejati tidak akan pernah meninggalkan mu." Balas Adi.

Rei mengangguk, kemudian Rei melepaskan pelukannya dari Adi.

"Adi, aku punya permintaan untuk hari ini, aku mau meminta pertolongan mu." Ucap Rei sambil mengusap air matanya.
"Ayo Rei katakan saja, apabila ada yang bisa aku bantu, maka kamu jangan segan ya untuk bilang padaku." Adi menyemangati Rei.
"Di, siang atau mungkin sore ini, Kiki akan datang ke rumah, katanya mau meminjam catatanku, tolong ya nanti kamu pegang handphone ku, untuk berkomunikasi dengannya, dan tolong berikan buku catatan ku padanya, aku sedang tidak ingin bertemu dengannya, aku ingin menenangkan diri." Pinta Rei.
"Siap Pak Boss...!!!" Ucap Adi semangat sambil nyengir.
"Apaan sih kamu?!" Rei sedikit tersenyum dan menahan tawa dengan kelakuan sahabatnya tersebut. Namun kembali murung karena rasa sedih masih tertinggal dihatinya.

Rei kemudian memberikan handphonenya pada Adi, Adi menerimanya kemudian menyimpannya kedalam tas sekolah miliknya.

"Sekarang bagaimana kalau kita pulang? Tapi ke rumah ku saja, bagaimana?" Adi memberikan ide.
"Boleh Di, nanti sekalian aku mengabari Ibuku dari rumah mu saja ya." Jawab Rei.
"Boleh bangeeeeettt...." Jawab Adi lagi.

Kedua sahabat sejati tersebut akhirnya beranjak pergi meninggalkan taman. Ekspresi wajah Rei terlihat sedikit lebih ceria, melihat itu, Adi sebagai temannya sangat senang, karena apa yang dilakukannya bisa berhasil menghibur sahabat tercintanya tersebut.

SEBUAH PENGORBANAN By MatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang