12

57 0 0
                                    

Saat Rei kembali, Adi sedang rebahan di sofa sambil menonton televisi. Rei menghampirinya dan duduk di sofa sebelahnya Adi. Jarum jam sudah menunjukan pukul 22.30WIB.

Adi: "Rei, sudah malam nih. Apa tidak sebaiknya kita beristirahat?"
Rei: "Oh iya Di, benar juga, lagi pula besok kan hari puncak kita MOS."
Adi: "Jangan lupa kita harus bawa tali plastik dan dus bekas."
Rei: "Siap, makasih ya Di, untung kamu ingatkan "
Adi: "Sama-sama Rei, selamat tidur. Aku tidur di sofa saja agar pagi-pagi langsung bangun, kalau aku tidur di kamar takutnya terlalu nyenyak."
Rei: "Baiklah kalau begitu, aku tinggal ya Di, sampai besok, siapapun yang duluan bangun maka tolong yang lain dibangunkan!"
Adi: "Siap Boss!"

Rei berlalu meninggalkan Adi di sofa, sesampainya di kamar, Rei langsung merebahkan tubuhnya. Baru saja mau memejamkan mata. Bunyi SMS dari hpnya terdengar.

Isinya: "Hei...ingat, kamu tidak akan mendapatkan Kiki, akulah yang akan mendapatkannya...hahahahaha"

Rei menarik nafas panjang, berfikir keras sebenarnya siapa orang yang meneror dirinya. Dia pun tak habis fikir, kenapa orang misterius ini terus-terusan menganggap dirinya mengejar-ngejar Kiki. Sedangkan Rei sendiri merasa tahu diri siapa dirinya dan siapa Kiki. Selain itu dia pun tahu bahwa sebesar apapun rasa suka dia terhadap Kiki, dia tidak pernah mengejar Kiki dengan sengaja atau mencari perhatian Kiki. Dia pun merasa sebenarnya dia harus mengubur dalam-dalam rasa sukanya terhadap Kiki, karena dia berfikir bahwa Kiki tidak menyukainya, dan hanya menganggap dirinya sebagai teman.

Dalam pikiran Rei: "Sudahlah, sebaiknya aku tidur dan tidak menggubrisnya."

Dipejamkannya matanya, beberapa saat kemudian Rei terlelap tidur.

*******

Pukul 04.00 pagi, mata Rei terbuka. Dia kemudian duduk terlebih dahulu untuk menyelaraskan tubuhnya dan kesadarannya. Tiba-tiba pintu jendelanya terbuka kencang, karena dorongan angin dari luar, angin yang masuk cukup kencang dan langsung menerpa wajah Rei, sehingga Rei langsung memalingkan wajah ke arah berlawanan dengan datangnya angin tersebut. Rei baru ingat semalam dia lupa mengunci jendelanya.
Karena kencangnya angin yang tiba-tiba masuk, matanya jadi kelilipan meskipun Rei sudah berusaha menghindarinya dengan memalingkan wajahnya tadi. Rei gelagapan dan berusaha mengusap-ngusap matanya dengan punggung tangan, semakin dia keras mengusapnya semakin terasa perih matanya. Rei berusaha membuka matanya sedikit namun yang terlihat seperti ada cahaya yang menyilaukan.
Cahaya tersebut tiba-tiba menggambarkan sebuah pemandangan dimana dia seolah berada di kelas dan ditertawakan teman-temannya. Rei semakin bingung, penglihatan apalagi ini? Atau firasat apalagi ini?.
Rei kemudian menutup matanya kembali lalu memaksakan membuka matanya lebar-lebar, meski sedikit terasa perih namun Rei akhirnya berhasil membuka matanya. Pemandangan di depannya sudah kembali normal menjadi kamarnya. Namun gambaran tadi tetap berbekas dipikirannya.

Bunyi alarm di hpnya menyadarkannya dari lamunan. Waktu sudah menunjukan pukul 04.30 pagi. Rei kemudian turun dari tempat tidurnya, mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi.
Selesai mandi dan ibadah, dia segera turun mengingat takutnya Adi belum bangun. Namun di saat dia menginjakan kakinya di anak tangga paling bawah, wangi masakan sudah tercium, sehingga Rei mengurungkan niatnya untuk ke ruang tv dan berbelok menuju dapur.

Rei mendapati Adi sedang mengambil sendok dari lemari dapur kemudian kembali ke meja makan.

Adi: "Eh nyonya besar sudah bangun rupanya...hihihi..." Canda adi.
Rei: "Mulai deh...mulai konyolnya..." Pipi Rei bersemu merah.
Adi: "Hahaha...silahkan duduk, sarapan sudah siap." Adi tersenyum lebar dan bangga karena dia bisa menunjukan masakannya ke Rei.
Rei: "Terima kasih ya Di, maaf aku jadi merepotkan, malah kamu yang menyiapkan sarapan. Eh iya, kok kamu sudah selesai siapkan sarapan? Memangnya tadi bangun jam berapa?"
Adi: "Kebetulan aku semalam agak susah tidur Rei, pas tadi sekitar pukul 02.30 dini hari baru bisa terlelap. Namun untungnya aku bisa bangun pukul 03.30, dari pada aku diam mending siapkan semuanya. Jadi tidak kesiangan kita."
Rei: "Sekali lagi terima kasih ya Di, maaf jadi merepotkan mu, padahal kamu tamu disini." Ujar Rei sambil menyuapkan sesendok nasi ke dalam mulut.
Adi: "Tidak apa-apa Rei, ayo kita sarapan langsung, nanti tinggal ganti pakaian lalu berangkat deh kesekolah."
Rei: "Baiklah Bapak Adi yang terhormat...hahahaha" Rei membalas candaan Adi tadi.
Adi: "Ish..kamu ini."

SEBUAH PENGORBANAN By MatchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang