8. Oreo Cheesecake

98 15 1
                                    

"You are all I think about."

.
.
.

08.30 PM KST

Jungkook menatap ujung sepatu pantofelnya yang mengkilap. Kini dia telah duduk di bangku depan rumah Soojung, menunggu sang pemilik rumah untuk sampai ke rumahnya.

Sebenarnya Jungkook bisa saja langsung masuk ke rumah Soojung karena dia memiliki kunci cadangan. Dulu Soojung memberikannya pada Jungkook, kalau-kalau pria itu ingin datang berkunjung. Namun, entah kenapa hari ini Jungkook ingin menunggu hingga Soojung pulang, ingin melihat si gadis berjalan dari halte menuju ke rumah tokonya ini.

Jungkook menghembuskan napas perlahan. Di akhir bulan September atau awal musim gugur ini udara menjadi sedikit lebih dingin dibanding sebelumnya walaupun belum sedingin di bulan Desember nanti.

Ah, Jungkook juga menyukai musim gugur. Alasannya? Tentu saja karena Soojung menyukai musim gugur. Menurut Soojung musim gugur adalah waktu terbaik sepanjang tahun.

Entah sejak kapan, Soojung akan dan selalu menjadi alasan bagi Jungkook untuk menyukai atau membenci sesuatu. Bucin memang, tapi itulah Jeon Jungkook.

Lima menit selanjutnya, netranya menangkap entitas Soojung di ujung jalan. Soojung-nya tampak bahagia. Melompat-lompat kecil sembari membawa sebuah box berukuran sedang yang tampaknya berisi kue.

"Soojungie," panggil Jungkook yang membuat Soojung berlari mendekati Jungkook. Soojung tampak khawatir.

"Kenapa tidak langsung masuk? Di sini 'kan cukup dingin! Seharusnya kau langsung masuk saja!" cerocos Soojung, membanjiri Jungkook dengan perhatian.

Jungkook tersenyum. "Ini apa?" tanyanya mengabaikan kata-kata Soojung.

Soojung mendengus. Kebiasaan Jungkook, kalau dimarahi pasti langsung mengalihkan pembicaraan. "Oreo cheesecake. Dibelikan ayah tadi untuk dimakan di rumah katanya. Ayo masuk dulu, kubuatkan hot chocolate mau ya?"

"Anything is fine for me —terutama kalau kau yang membuatkannya," bisik Jungkook tepat di telinga kanan Soojung yang sontak membuat kedua pipi putih Soojung memerah.

"A-apa sih," gugup Soojung yang disambut gelak tawa si pemuda Jeon.

Setelah berganti baju, Soojung dengan cekatan mengeluarkan oreo cheesecake-nya dari box kue lalu meletakannya di dalam kulkas agar dingin dan lebih nikmat ketika disantap nanti. Lalu tangan kecilnya meraih panci kecil dan mengisinya dengan air dan merebusnya.

Sementara menunggu air mendidih, Soojung mengeluarkan cokelat batang, bubuk cokelat, dan beberapa marshmallow kesukaannya. Tangannya dengan cekatan memotong-motong tipis cokelat batang agar nanti mudah cair. Setelah cokelat batang terpotong, Soojung segera memasukannya ke dalam panci yang berisi air mendidih. Cokelat diaduk perlahan hingga mencair sempurna lalu ditambah cokelat bubuk agar semakin manis.

Setelah dirasa cukup, Soojung mematikan kompor dan menuangkannya ke dalam cangkir yang telah dipersiapkan. Lalu Soojung mengambil marshmallow dan meletakkannya di atas hot chocolate agar semakin nikmat.

"Ini, kau pasti kedinginan," ucap Soojung sembari meletakkan kedua cangkir di atas meja dan duduk di hadapan Jungkook.

"Baiklah."

"Baru pulang kerja?" tanya Soojung yang dibalas oleh anggukan Jungkook. "Pasti kau belum makan, sebentar aku potongkan cake."

Soojung segera mengeluarkan oreo cheesecake dari dalam kulkas lalu memotong cake tersebut dan menghidangkan dua potong di atas dua piring yang berbeda. Satu untuk Jungkook dan satu untuknya.

"Thanks," gumam Jungkook. Keju lagi. Ayah Soojung ternyata tahu kesukaan anak perempuannya.

Hening. Soojung dan Jungkook sama-sama menikmati oreo cheesecake yang terasa sangat nikmat entah karena apa. Mungkin karena makan siang tadi belum cukup untuk mengganjal perut sehingga membuat makanan manis menjadi lebih nikmat, atau karena hal lain.

"Jadi," Jungkook memulai pembicaraan. "Tadi kau ke rumah ayahmu?"

"Iya, beliau memberiku cake ini."

"Apa saja yang terjadi?" Dan Soojung langsung menceritakan semua kejadian di rumah sang ayah secara detail kepada Jungkook.

Senyum Jungkook mengembang menatap Soojung yang bercerita penuh antusias. Kedua matanya tak lepas dari Soojung dan kedua telinganya tak sedikitpun melewatkan kata-kata Soojung.

"Kau tidak mau menjual Swiss Roll di toko kuemu?" tanya Jungkook.

"Hm, ide yang bagus," jawab Soojung tampak berpikir. "Mungkin aku akan segera membuat trial dan membiarkanmu mencobanya!"

Keheningan menyelimuti keduanya. Baik Soojung maupun Jungkook sama-sama menikmati oreo cheesecake pemberian ayah Soojung.

"Kurasa aku akan menutup kafeku," Jungkook tiba-tiba mengeluarkan suara.

Sendok yang ada di genggaman Soojung sontak terjatuh. Tangannya mendadak lemas mendengar penuturan Jungkook.

"Ke-kenapa?" tanya Soojung lirih.

"Kurasa aku harus fokus ke pekerjaanku di kantor, berhubung aku harus menggantikan posisi papa."

Hening. Bulir bening mulai mengumpul di pelupuk mata Soojung entah karena apa.

"Kau menangis?" tanya Jungkook melihat Soojung mengusap matanya pelan. Soojung menggeleng, menghindari tatapan Jungkook. "Hei, kenapa?"

"T-tidak. Aku tahu tidak seharusnya aku begini karena itu kafemu, aku hanya sedih, Jungkook," jelas Soojung lirih.

"Hei," Jungkook mendekati Soojung dan membawa gadis kesayangannya ke pelukannya, walaupun dia berharap Soojung tidak mendengar debaran di dadanya. "Ssh baiklah, aku tidak akan menutup kafeku."

Soojung mengangkat kepalanya menatap Jungkook. "Lalu bagaimana perusahaanmu?"

"Ya mau bagaimana lagi? Aku tetap harus menjalankan perusahaan papa, mungkin aku akan memperkerjakan seseorang untuk menjadi manager kafe."

Soojung mengigit bibirnya. Berpikir apakah dia memiliki teman yang bisa dipercaya untuk menjadi manager di kafe Jungkook.

"Sayang sekali aku tidak punya usulan kandidat," tutur Soojung akhirnya.

"Tidak masalah, aku akan meminta sekretarisku untuk mencarikannya," jawab Jungkook menenangkan.

"Oh iya, apakah hot chocolate-nya enak? Itu resep baru," ucap Soojung sembari menatap Jungkook.

Jungkook mengangguk. Dia tahu, apapun yang Soojung buat pasti akan terasa enak baginya. Apapun juga yang membuat Soojung senang akan membuat Jungkook senang juga.

"Aku belum menceritakanmu satu hal, aku lupa," kata Soojung tiba-tiba.

"Apa?"

"Taehyung—" napas Jungkook tercekat ketika mendengar nama Taehyung disebut oleh Soojung. "Dia akan mengajariku membuat pastry cake."

Jungkook sedikit merasa lega. Yah, sebelum dia tahu kelanjutan kalimat Soojung selanjutnya.

"Dan kemarin malam dia mampir kemarin untuk makan malam. T-taehyung, dia menciumku. Di sini," lanjut Soojung sembari menunjuk bibirnya dengan jari gemetar.

Saat itu juga dunia Jungkook nyaris jatuh. Jungkook tidak mengerti. Baru beberapa saat lalu dia berpikir bahwa apapun yang membuat Soojung senang maka dia akan senang juga.

Bukankah seharusnya dia senang ketika Soojung kemungkinan bisa bersama orang yang dia sukai sejak lama? Namun sekarang begitu mendengar penuturan Soojung barusan, Jungkook langsung berdiri dan memakai sepatunya lalu berjalan keluar dari rumah Soojung tanpa mengatakan apapun. Jungkook benar-benar tidak mengerti dengan dirinya.

Soojung pun sama tidak mengerti. Seharusnya dia senang dicium oleh seseorang yang dia sukai, tapi kenapa sekarang dia menangis menatap Jungkook yang pergi dengan ekspresi kecewa?

[]

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang