-4. Caramel Macchiato, Vanilla Late, dan Americano

207 20 0
                                    

"Find comfort in the chaos."

.
.
.

06.00 AM KST

Masih pukul enam pagi, namun Soojung sudah berjalan keluar dari rumahnya. Tidak biasanya dia keluar rumah memakai seragam dan membawa tasnya sepagi ini. Padahal masih sekitar dua setengah jam hingga bel masuk sekolah berbunyi.

Setelah kejadian dua minggu lalu, Soojung memutuskan untuk berangkat lebih pagi dari biasanya untuk menghindari kakaknya—Choi Soobin dan sang ayah. Soojung bahkan melewatkan sarapan demi hal itu.

Bukan. Bukannya Soojung takut bertemu kakak dan ayahnya. Dia hanya malas melihat tatapan meremehkan dari kakaknya. Daripada menghabiskan emosi di pagi hari, lebih baik Soojung berangkat lebih awal bukan?

"Ah, malangnya perutku," ucap Soojung sembari memegangi perutnya.

Tentu saja satu-satunya orang yang ada di pikiran Soojung untuk membantunya keluar dari situasi ini adalah seorang Jeon Jungkook. Setelah mengirim pesan pada Jungkook bahwa dia akan mampir ke penthouse pribadi Jungkook, Soojung segera memacu kakinya untuk berjalan.

Sejak Soojung selalu berangkat pagi, dia pasti akan pergi ke rumah Jungkook. Atau lebih tepatnya penthouse pribadi Jungkook.

Alasan Jungkook tinggal sendiri adalah karena Jungkook kurang suka tinggal di rumah aslinya yang jauh lebih besar daripada penthouse-nya. Menurut Jungkook rumahnya terlalu besar dan sepi jika hanya dihuni oleh dirinya.

Papa dan mama Jungkook sangat jarang pulang ke rumah karena urusan perusahaan, lagipula orang tua Jungkook juga mengijinkannya memiliki penthouse sendiri.

Selain itu ada alasan lain yang memperkuat tekad Jungkook untuk tinggal di penthouse yang cukup jauh dari rumahnya. Yaitu, karena penthouse-nya ini masih dalam satu komplek dengan rumah Soojung.

Sebenarnya, Soojung juga ingin memiliki apartemen sendiri, walaupun mungkin hanya apartemen studio. Tetapi, setidaknya dia bisa bebas dari tatapan meremehkan sang ayah dan kakaknya. Namun jika ketahuan oleh ayahnya, bisa-bisa seluruh kartu kreditnya diblokir oleh sang ayah.

Soojung berjalan menyusuri jalanan Seoul di Gangnam yang masih gelap. Memang ketika musim dingin seperti ini matahari selalu terlambat bangun, seakan mengajak makhluk hidup lainnya untuk ikut terlambat bangun.

Soojung menyempatkan diri untuk mampir ke minimarket dan membeli minuman kesukaannya dan Jungkook, yaitu susu pisang.

Sekitar 15 menit Soojung berjalan menuju penthouse Jungkook. Tak membutuhkan waktu lama memang.

Setelah masuk ke gedung apartemen mewah itu, Soojung langsung menekan lift ke lantai 19—lantai paling atas sebelum atap tentunya, yaitu tempat di mana penthouse Jungkook berada.

Begitu masuk ke penthouse Jungkook, Soojung disambut oleh harum masakan yang membuat hidungnya menari-nari.

Harus diakui oleh Soojung, Jungkook memang pandai dalam segala hal, bahkan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Hal ini yang membuat Soojung diam-diam mengagumi Jungkook.

"Wah harum sekali masakan yang kau buat," ucap Soojung dari belakang Jungkook.

Jungkook tampak terkejut. "Kau mengagetiku! Untung saja tidak jatuh," gerutu Jungkook.

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang