9. Putus atau Terus?

122 15 13
                                    

"Kita sedang mempertahankan hubungan atau hanya sekedar menunda perpisahan?"

.
.
.

Beberapa hari kemudian.

Sementara itu di sisi lain Kota Seoul, terdapat sepasang kekasih yang sedang menikmati makan malam mereka. Hanya suara denting antara garpu dan pisau yang menemani ruang makan apartemen studio milik Taehyung. Entah mengapa makanan kesukaan mereka berdua terasa hambar malam ini.

"Bagaimana kelanjutan lukisanmu—honey?" tanya Taehyung guna memecah keheningan. Namun kata terakhir yang diucapkannya barusan, terasa mencekik tenggorokannya.

"Begitulah. Sebentar lagi selesai dan aku akan segera kembali ke Paris."

Taehyung mengernyit, aktivitasnya terhenti. "Kau tidak akan tinggal di Seoul denganku?"

"Tidak," jawab Avery tegas. "Aku juga mempunyai pekerjaan di Paris, Taehyung. Aku tidak ingin menelantarkan pekerjaanku hanya untuk menemanimu di Seoul."

Taehyung menggenggam garpu dan pisaunya. "Kau akan kembali ke Paris sendirian?"

"Tidak. Namjoon akan menemaniku."

—Brak!

Taehyung tak mampu lagi menahan emosinya. Tangannya meletakkan—sedikit membanting sebenarnya, kedua alat makan yang dia pegang. "Cukup. Kekasihmu itu aku atau Namjoon?"

Avery balas menatap Taehyung berang. "Jangan kekanakan, Taehyung. Namjoon adalah temanku sebagaimana Soojung adalah temanmu," balas Avery.

"Jangan membawa-bawa Soojung! Masalahnya di sini adalah kau dan Namjoon!" bentak Taehyung.

"Oh ya?!" Avery balas membentak. "Lalu siapa yang meninggalkanku dengan Namjoon hanya untuk pergi ke rumah Soojung waktu itu? Hei, Kim Taehyung, kau pikir aku bodoh?"

"Bagaimana kau tahu—?"

"Jadi itu benar?" ucap Avery getir. "Aku menyusulmu ke tempat di mana project-mu akan dilaksanakan, tetapi teman-temanmu berkata kau tidak ke sana. Lalu aku pergi ke apartemenmu dan kau tidak ada," air mata mulai menggenang di pelupuk mata Avery. "Aku bahkan hanya berspekulasi, Taehyung dan kau sendirilah yang mengakuinya."

Taehyung kehabisan kata-kata. Rasa bersalah membuncah dari dalam hatinya. Kejadian malam itu ketika dia mencium Soojung masih menghantui pikirannya beberapa hari terakhir. Taehyung sungguh menyadari bahwa dirinya melakukan kesalahan. Pada Soojung, Avery, dan Jungkook.

"Apa yang kau lakukan di sana, Taehyung? Apa yang kau lakukan—hiks? Kenapa kau lebih memilih ke rumah Soojung daripada makan malam denganku? Apa karena Namjoon? Ti-tidak tahukah kau bahwa aku mengusir Namjoon tepat setelah kau pergi? Tidak tahukah kau bahwa aku segera menyusulmu tepat setelah Namjoon pergi?"

"Avery—"

Taehyung bangkit dari kursinya dan menghampiri Avery. Namun rupanya Avery dapat menghindar lebih cepat sehingga Taehyung tak mampu mencapai Avery. Kini Avery sudah berdiri di hadapan Taehyung dengan air mata dan senyum pahitnya.

"Taehyung... jawab dengan jujur, pikiran ini sudah menghantui diriku beberapa hari belakangan. T-tapi cukup jawab 'tidak' atau gelengkan kepalamu, kumohon," Taehyung sudah tahu apa yang akan Avery tanyakan. "Apakah... apakah kau berciuman atau melakukan sesuatu yang sejenis atau lebih dari itu dengan Soojung?"

What IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang