🌿17

9.4K 760 34
                                    

Vote and komen kalo udh baca ya❤

Happy reading
____🌿🌿____

Suasana makan malam di mansion Ardi malam ini sangat ricuh, bagaimana tidak! Putra bungsunya tidak bisa diam sedari tadi . Mulut anaknya itu terus mengunyah dan mengoceh. Pantaslah anak itu tidak bisa diam. Infus di tangannya sudah di lepas oleh dokter Jo tadi sore.
Dan malam ini anak gajah itu di perbolehkan makan udang oleh keluarganya tentunya dengan izin dari Jo.

"Wahhh, adek mau nambah lagi," katanya semangat. Sudah dua piring udang goreng habis di lahabnya.
Hadehhh -_-

Yang lain hanya bisa tersenyum sambil geleng kepala melihat tingkah kesayangan mereka. Anak paus itu makan dengan lahab. Bahkan minta tambah lagi. Balas dendam katanya. Karna dua hari yang lalu dirinya harus makan bubur.

"Uhuk ... uhuk ..." Keselek cicak, eh, typo wkwk. Keselek udang.

"Makannya hati--hati sayang," ujar Dina lembut memberikan minum pada kevin.

Kevin nyengir, nunjukin gigi putihnya.
Mulut yang sudah belepotan. Rambut urakan dan baju kodok yang ada tudung kepala kodoknya yang dipakai di kepala kevin. Kalo baju-baju gitu yang beli abang Kevan ya :)

"Enak bunda, hehe," balasnya lalu melahab kembali udang gorengnya.

"Makan yang banyak anak ayah," ujar Ardi sambil mengusap surai kedua putranya.

Kevan tidak banyak menanggapi. Dirinya lebih banyak tersenyum melihat adiknya makan dengan lahab. Kemarin-kemarin adiknya makan dengan murung, tidak sebahagia malam ini.

"Uwaaahhh, kenyang," Seru kevin sambil memegangi perutnya. Dirinya duduk sendiri jadi bersandar pada kursi. Jika di pangku Ardi maka ayahnya akan menjadi tempat sandaran anak beruang itu.

"Minum obatnya sayang," titah Dina sambil menyodorkan obat ke mulut kevin yang langsung di lahab dengan senang hati.

"Minum obat, atau gak makan udang sama sekali."

Begitulah ancaman Ardi sore tadi saat Jo datang melepas infus kevin, tadinya anak harimau itu ngambek tidak mau minum obat lagi, bosen katanya.
Ardi kasian, tapi harus gimana lagi!
Semua ini juga demi kebaikan putra bungsunya.

Ardi Dina sudah selesai makan dari tadi, dan kevan memilih memakan salad buah saja sambil menunggu adiknya selesai memakan udang.
Kevin selesai makan dan menatap ketiga orang tersayangnya dengan mata berkedip-kedip lucu.
Ditambah mulutnya yang masih belepotan dan tudung kodok di kepalanya.

"Udah makannya?" tanya kevan.

"Udah, huwaa ... enak banget udangnya," jwab kevin berbinar.

Kevan mendekatkan dirinya dengan sang adik lalu mengambil tisu membersihkan mulut belepotan adiknya. Membetulkan letak tudung kodok lalu mengecup kening adiknya dengan gemas.

"Ayah sama bunda mau ke kamar, pengeran bunda mau ngapain lagi?" tanya Dina lembut.

"Mau main boneka besar sama abang," jawab kevin antusias sambil menarik kepala abangnya.

"Yaudah, tidurnya jangan telat, ya," ujar Ardi menciumi kening pipi putra kembarnya lalu di ikuti Dina.

"Ayok, Bang, gendong adek." semangat kevin sambil merentangkan tangannya pada kevan.

Kevan berjongkok di hadapn kevin, lalu menggendong anak kodok itu membawanya kedalam lift menuju kamar. Yang dipenuhi berbagai boneka binatang besar. Kamar kevin.

"Turunin di sini," titah kevin pada Kevan.

Kevan menurunkan kevin, dan anak itu langsung loncat ke atas perut beruang besar lalu beralih ke atas gajah.
Loncat sana sini seperti kodok beneran -_-

"Jangan loncat gitu, dek, sakit lutut lo nanti," ujar kevan, dirinya berbaring di kasur kevin tidak minat bermain dengan teman-teman adiknya.

Kevin tidak menghiraukan ucapan kevan, dirinya malah asyik berbicara dengan boneka-boneka besar itu -_

"Aku pangeran kodok, kalian adalah temanku."

"Eh, enggak deh, aku anaknya kodok dan kalian abang-abangku."

"Oh, gak gitu, aku hmm ... apa ya?"

Kevin terus bermain dengan bonekanya dan kevan memilih bermain game di hp canggihnya.
Sampai adiknya tertidur di tengah-tengah boneka besar itu kevan mengangkat sang anak kodok ke atas kasur. Melepaskan baju kodok yang tadi di pakaikannya menggantinya dengan baju tidur yang lebih nyaman.

Kevan menarik selimut kevin sebatas dada, sebelum beranjak dirinya lebih dulu memberi kecupan sayang pada kening sang adik. Wajah polos itu kevan sangat menyayanginya.

Setelah memastikan adiknya itu tertidur pulas, kevan keluar dari kamar kevin menuju kamarnya di samping kamar sang adik. Mengganti baju dengan baju tidur lalu menyusuri ke alam mimpi.

🌿🌿
My family

Se you next part👋❤

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang