🌿18

8.9K 742 40
                                    

vote and komen kalo udh baca ya❤

Happy reading
____🌿🌿____

Pagi kembali menyapa, dan bayi besar keluarga Bratadikara pun sudah rapi dengan seragam putih abu sekolahnya.

"Yaaap, udah ganteng dong," ujar kevin sambil menata rambutnya.

Kevin akan berangkat sekolah hari ini.
Padahal Ardi belum mengizinkannya keluar rumah apalagi kesekolah.
Anak nakal itu pasti punya jurus terampuh untuk meluluhkan hati keluarganya.

Kevin keluar kamar dengan muka gemasnya, dan saat itu juga Kevan keluar dari kamarnya. Lengkap dengan seragam yang melekat di badan tegapnya.

"Adek mau ke mana?" tanya Kevan.

"Sekolah dong." Semangat Kevin.

"Emang siapa yang ngizinin?" Bukan kevan, melainkan suara Ardi yang berdiri di tengah tangga.

"Ayah," jawab kevin polos.

"Ayah gak ngizinin tuh," celetuk Dina yang sudah berdiri di samping Ardi lalu keduanya menaiki tangga menuju si kembar.

"Adek mau sekolah ayah, adek bosen di rumah terus," rengek kevin sambil mengayun-ngayunkan  tangan Ardi.

"Adek belum sehat sayang," kata Dina lembut sambil mengusap surai bungsunya.

"Adek di rumah aja, abang pulang cepet kok," timpal kevan.

Kevin menggeleng sambil menunduk lalu isakan kecil terdengar, membuat ketiga orang itu menghela nafas pelan.

"Adek di rumah istirahat ya nak," ujar Ardi yang kembali mendapat gelengan dari putra bungsunya.

"Bunda masakin udang lagi mau?"

"Adek mau sekolah," cicit kevin dengan isakannya.

"Abang temenin adek di rumah gimana?"

Kevin menggeleng, tangannya terangkat mengusap ingus di hidungnya, lalu tangan satu lagi menghapus air matanya. Kepalanya masih menunduk. Sampai tiba-tiba dadanya kembali sakit dengan jantung yang berdetak cepat.

Ardi yang melihat anaknya kesusahan bernafaspun langsung menggendong kevin membawanya kembali ke kamar di ikuti Dina dan Kevan.

"Tuh kan, adek ngeyel sih," kata Dina membuka kancing seragam kevin.

"Abang sama ayah jagain adek dulu, bunda mau bikin bubur buat adek."

"Iya bunda."

Ardi memakaikan nassal di hidung kevin agar memudahkannya untuk bernafas, dada anak itu naik turun dengan cepat.

"Adek kalo di bilangin itu nurut sayang, ayah gak mau adek sakit lagi," ujar Ardi lembut sambil mengusap surai kevin.

Kevan mengusap-ngusap tangan sang adik yang di genggamnya, dirinya sudah terlambat ke sekolah tapi yasudah lah, sekolah ayah sendiri mah bebas wkwk.

Dina masuk membawa semangkuk bubur lalu duduk di samping Ardi.

"Makan dulu gantengnya bunda."

Kevin menggeleng.

"Dikit aja sayang," bujuk sang bunda.

"Gak mau bubur," jawabnya dengan suara lemah.

"Adek mau apa, hm? Ayah beliin tapi harus makan dulu," bujuk Ardi yang sukses membuat mata anak kucing itu berbinar.

"Beneran?" tanyanya dengan suara serak.

"Iya, abang juga turutin maunya adek, tapi harus istirahat di rumah," tambah kevan.

Kevin mengangguk, lalu menarik ingusnya pelan. Diam sejenak sambil menutup mata lalu permintaan anak itu pun mengalir dengan deras-_-

"Adek mau boneka kodok,  kelinci, zebra, jerapah, sama dinosaurus yang besar besar."

"Terus adek mau baju tidur kelinci sama kucing yang ada tudungnya, terus adek mau ruangan yang besar satu."  kevin dengan antusias mengatakannya.

"Ruangan buat apa?" tanya Dina heran.

"Buat adek jadiin kebun binatang pribadi, adek kan punya banyak di kamar," jawab kevin ceria.

"Yaudah, oke nanti siang yang adek mau sampai kerumah, udah ayah pesenin. Ruangan besar di samping kamar adek aja gimana? Kamar itu gak kepakek dan cukup luas."

Kevin mengangguk lalu tersenyum lebar. Anak tikus yang menggemaskan-_. Dina menyuapi kevin sampai buburnya habis dan kevan yang sudah berangkat ke sekolah, Ardi menunggu Dina karna keduanya ada urusan pekerjaan yang penting.

Kevin tinggal bersama para pembantu dan beberapa bodyguard yang berjaga di depan, lagipula anak itu tidak akan bermain keluar, Ardi berpesan agar kevin tidak melepas nassal di hidungnya dan bebas bermain di dalam kamar. Di kamar kevin ada permainan apa saja. Kamarnya luas banget kek lapangan bola-_

🌿🌿
My family


Se you next part👋❤

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang