🌿11

12.3K 862 20
                                    

Vote and koment kalo udh baca ya❤

Happy reading
____🌿🌿___

Kevan duduk di kursi samping brankar Kevin, wajah tampan adiknya di tutupi masker oksigen, Kevan menggenggam erat tangan dingin sang adik.
Kevin terseyum di balik masker oksigennya, dia sudah menunggu abangnya sedari tadi. Dirinya butuh pelukan abang kembarnya.

"Mana yang sakit dek?" tanya Kevan sambil mengecup tangan Kevin.

Kevin menggeleng lalu tangannya terangkat terbuka meminta pelukan. Dengan senang hati Kevan memeluk adiknya dengan erat.
Mengecup keningnya berkali-kali.

Pintu ruangan itu terbuka menampakkan Ardi dan Dina yang sedang tersenyum menatap kedua putranya. Dina kembali meneteskan air matanya lalu mendekati Kevin mengecup keningnya lalu Kevan.
Ardi mengusap surai putra kembarnya.
Lalu tersenyum hangat.

"Mana yang sakit sayang?" tanya Dina lembut. Kevin menggeleng lalu menggenggam tangan Dina.
Tangannya yang satu masih setia di genggaman Kevan.

"Anak ayah hebat, anak ayah kuat kan?" tanya Ardi yang langsung di angguki oleh Kevin.

"Waktu kecil adek udah jadi super man, sekarang harus jadi yang lebih kuat. Emm, adek mau jadi apa?" tanya Ardi lirih.

Kevin tampak berpikir lalu membuka masker oksigennya, senyumnya mengembang lalu menjawab.
"Mau jadi ultra man? Eum, hulk? Kapten amerika? Eh, mau jadi shifa aja deh!" jawabnya semangat meski dengan suara yang lemah.

Ardi terkekeh sambil mengangguk, mengecup kening putra bungsunya, anak itu belum tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Apa aja sayang, anak ayah kan kuat," ujar Ardi sambil mengangkat tangannya seperti menunjukkan ototnya.

Kevan menatap bundanya meminta kejelasan. Tapi Dina hanya menggeleng lemah. Kevan tau ada yang tidak beres dengan adiknya lalu membawa langkahnya keluar dari ruangan Kevin menuju ruangan yang bisa dia tuntut kejelasan.

Di sini Kevan sekarang, duduk tepat di depan dokter Jo. Tatapannya dingin dan wajah datar. Jo yang melihat pun tidak berani menatap anak itu lama-lama. Jo tau, pasti Kevan meminta kejelasan tentang kondisi adiknya.

"Jantung adek kembali berulah, ada beberapa bagian yang bocor, walaupun masih ukuran kecil tapi dampaknya sangat besar bagi adek dikarnakan itu bukan jantung aslinya," jelas Jo lalu menghela nafas pelan sebelum melanjutkan ucapannya.

"Om gak bisa pastiin kalo jantung itu akan bertahan lama, jadi secepatnya kita harus menemukan donor jantung yang lain. Setidaknya jgn sampai lebih dari lima bulan," ujar Jo lalu menatap Kevan yang sedang menundukkan kepalanya.

"Adek itu kuat, minggu depan kalian udah tujuh belas tahun dan adek masih ada di samping kamu itu keajaiban yang luar biasa. Dulu waktu adek di culik dada adek ditendang sampai lukanya makin lebar, jantung adek baru tiga hari diganti. Dan syukurnya adek gak koma bang. Abang harus yakin kalo adek akan baik-baik aja," ujar Jo yang sudah berdiri di hadapan Kevan.

Kevan diam, mencerna ucapan Jo. Benar, memang dulu adiknya tidak koma, tapi luka didada anak itu sangat lebar bahkan membiru seluruhnya.
"Abang harus semangatin adek, kasih tau adek baik-baik biar dia juga bisa jaga diri dengan keadaannya yang sekarang," jelas Jo sambil mengusap surai Kevan.

"Iya om, abang akan cari pendonor secepatnya," ucap Kevan dengan semangat, dirinya tidak ingin melihat adiknya kesakitan lagi dan tentunya Kevan tidak ingin kehilangan sang adik.

Setelah dari ruangan dokter Jo, Kevan kembali ke ruangan Kevin. Adiknya sudah tertidur kembali karna obat yang disuntikkan oleh suster. Bundanya duduk di sofa dengan Ardi yang memeluk Dina.

"Ayah sama Bunda pulang aja dulu, biar abang yang jagain adek," ujar Kevan.

"Gakpapa sayang, abang aja yang pulang, mandi terus istirahat," jawab Dina.

"Yaudah Bun, Yah, abang pulang. Nanti abang balik lagi," ujar Kevan lalu mengecup kening adiknya dan keluar dari ruangan Kevin.

🌿🌿

Setelah Kevan keluar Ardi menatap manik Dina yang sembab, mata indah istrinya sudah merah karna terlalu lama menangis.

"Sayang, gimana caranya kita kasih tau adek," ujar Ardi.

"Biar abang aja yang bilang yah, bunda yakin pasti abang tau caranya," jawab Dina.

"Kemana kita harus cari pendonor lagi bun, dulu aja butuh waktu bertahun-tahun baru ada jantung yang cocok," lirih Ardi.

"Pasti ada yah, yakin aja. Adek anak kita yang paling kuat. Pasti ada donor yang cocok."

"Kita bawa adek ke luar negri aja gimana bun? Di sana pasti ada," usul Ardi.

"Tanya dulu sama abang yah, ayah tau sendiri kan gimana abang?"

"Minggu depan si kembar ulang tahun yang ke ketujuh belas," lirih Dina.

"Pesta tetap akan kita adain bun, ini kan maunya adek sama abang . Semoga aja bisa bikin adek bahagia," ujar Ardi.
Dina mengangguk lalu memeluk suaminya.

Sudah 20 tahun menikah, banyak suka duka yang mereka lalui bersama.
Si kembar lahir pada tahun ke-3 pernikahan mereka. Awalnya Dina dinyatakan mandul dan itu sangat membuat Dina terpuruk.
Tahun ke-3 pernikahan keajaiban terjadi, Dina dinyatakan hamil dan sudah menginjak usia dua bulan.
Sampai si kembar lahir dan itu sangat sangat membuat Ardi dan Dina bahagia. Tapi saat dokter menjelaskan keadaan si bungsu membuat mereka harus menelan pahitnya kenyataan.

Putra pertama yaitu Kevan lahir dengan keadaan sehat dan sempurna. Tapi si bungsu Kevin memiliki kelainan jantung, bahkan sempat henti jantung saat usianya baru lahir dua bulan.

Tapi anak itu hebat sampai bertahan di umur 10 tahun lalu mendapatkan donor jantung, tapi sekarang kenyataan kembali menampar mereka agar tersadar bahwa jantung pengganti itu tidak akan selamanya bertahan.

🌿🌿
My family


Se you next part👋❤

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang