🌿06

15.5K 1K 24
                                    

Vote and komen kali udh baca ya❤

Happy reading
_____🌿🌿_____

"Eunghh." terdengar lenguhan dari bibir seorang remaja tampan yang tertidur di atas kasur empuk ruangan pribadinya.
Kevin membuka matanya, mengucek pelan lalu mendudukkan dirinya di kepala ranjang.

"Abang," panggil Kevin saat merasa tidak ada seorang pun di ruangan itu kecuali dirinya.

"Abang," panggilnya sekali lagi tapi belum ada yang menyahuti.
Suasana sekolah tampak sudah sepi karna bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi kemana Kevan?
Apa abang nya itu meninggakannya sendiri di sekolah ini?
Kevin sudah siap menangis lagi, dirinya takut sepi, takut sendirian.

"Hiks ... abang, hiks ... hiks ..." dan akhirnya tangis bayi besar itu terdengar lagi.

"Huwaaaa, abang hiks ... hiks ...abang." tangis nya semakin keras.

Pintu ruangan itu terbuka menampakkan Kevan yang berdiri dengan tangan yang menenteng dua tas. Kevan berjalan mendekat saat melihat adiknya sudah menangis sesegukan lagi. Huuff, Kevan menghela nafas gusar saat punggung tangannya menyentuh kening sang adik, anak itu kembali demam. Kevan memeluk Kevin lalu mengusap keringat di dahi anak itu.

"Abang kemana aja?"

"Ke kelas dek, ambil tas."

"Kenapa gak bilang dulu sama adek?"

"Lo kan tidur dek," jawab Kevan lembut sambil mengusap kepala adiknya.

"Kenapa gak bangunin?" rengek Kevin sambil memeluk abangnya semakin erat.

"Abang gak tega bangunin adek kesayangan abang yang pules banget tidurnya," jawab Kevan lembut.

"Mau pulang," rengek Kevin. Tangisnya sudah berhenti walau masih sesegukan.

"Iya dek, kita pulang sekarang."

"Gendong." Kevan berbalik menatap adiknya, memang sedari dulu Kevin begitu manja dengannya, Kevan tidak masalah asalkan adiknya selalu bersamanya, Kevan akan melakukan apapun.

"Gendong abang," rengeknya lagi membuat Kevan gemas sendiri, ingin sekali dirinya menjawil hidung anak itu tapi urung di takutkan akan menangis lagi.

"Iya-iya dek," uajr Kevan lalu berbalik dan berjongkok di depan adiknya yang langsung di terjang oleh Kevin dengan senang hati, bahkan senyum anak itu sudah kembali.

🌿🌿

Sesampainya di istana keluarga BRATADIKARA. Kevan langsung memasuki pekarangan depan rumah dengan mobilnya. Kevin tidak mau turun jika tidak di gendong makanya Kevan tidak memarkirkan langsung ke garasi.

Kevan turun dari mobil lalu mengitarinya untuk membuka pintu dan menggendong kembali bayi besarnya. Sebelumnya Kevan sudah berpesan pada supir pribadi nya untuk memarkirkan mobil ke garasi.

"Bunda, adek pulang!" teriak Kevin tepat di telinga Kevan.

"Adek gak usah teriak di kuping gue dek!" Peringat Kevan.
Dan yang di peringati hanya cengengesan.

Dina muncul dari arah dapur dan langsung menyambut kepulangan putra kembarnya.
Dan yang membuat Dina geleng kepala adalah anak bungsunya yang sangat manja di gendongan sang abang sedang tersenyum lebar ke arahnya.

"Bunda!" teriak Kevin lagi.

"Adek!" peringat Kevan.

"Maaf," cicit Kevin .

Kevan menurunkan adiknya di sofa dengan pelan lalu merebahkan dirinya di sofa panjang satu lagi, dirinya sudah sangat penat hari ini di tambah lagi harus menggendong adik manjanya.

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang