🌿21

8.5K 730 34
                                    

Vote and komen kalo udah baca ya❤

Happy reading
____🌿🌿____

"Dokter, detak jantung pasien mulai stabil," ujar seorang dokter lain yang keluar dari ruangan.

Kevan yang mendengarnya segera berdiri dan menghampiri dokter tersebut.

"Dokter, lakukan apapun, adik saya harus baik-baik aja," kata kevan.

"Tenang, Nak, saya akan berusaha semampu saya, yang lain kita serahkan pada tuhan, saya masuk dulu," ujar dokter itu lalu masuk kedalam ruangan.

Ardi barjalan dengan tergesa menghampiri kevan yang sedang mondar mandir gelisah di depan pintu ruangan, sedangkan Dina berada di ruangan pribadi karna pingsan tadi dan sedang di tangani oleh dokter.

"Abang," panggil Ardi.

"Adek, Yah, adek sayang abang, Yah." Tangis kevan memeluk Ardi

"Adek masih di sini," ucap kevan sesegukan.

Ardi berucap syukur, ikut menangis memeluk kevan mencium surai kevan berkali kali. Air matanya sudah luruh sedari tadi.

Sejam berlalu akhirnya dokter keluar dengan senyum lelahnya, menghampiri Ardi dan kevan yang masih berdiri sambil bersandar pada tembok.

"Adek kuat, detak jantungnya mulai stabil walau masih lemah, kita hanya perlu memantaunya," ujar dokter itu.

"Kevin akan di pindahkan keruangannya, dan kalian boleh menjenguknya nanti. Saya permisi dulu pak Ardi," lanjug dokter itu lagi lalu berlalu dari hadapan Ardi dan kevan.

"Ayah mau liat bunda dulu, abang jagain adek ya," ujar Ardi mencium kening putranya lalu berlalu keruangan Dina.

Kevan menunggu adiknya di bawa keluar untuk dipindahkan keruangan.

🌿🌿

Kevin terlelap dengan obat biusnya dan belum sadar selama dua hari.
Dina sudah jauh lebih baik, kevan dan Ardi pun sama. Mereka tidak pernah  meninggalkan kevin sendirian.

Kevan selalu stay di samping adiknya, menggenggam tangan dingin kevin, berharab adiknya segera bangun. Ardi dan Dina juga selalu ada,
Ruangan itu sangat luas, bahkan ada kamar lain di dalamnya.

Kevin berada di atas brankar khusus yang penuh dengan alat-alat rumah sakit, sedangkan di sisi lain ada kasur yang khusus untuk kevan tidur, hampir sama besarnya dengan kasur di rumahnya.

Di dalam ruangan itu ada sofa, Tv, kulkas, kamar mandi, bahkan permainan yang di sukai si kembar.
Makanan? Tentu saja ada apa aja di sana.

Kevan duduk di samping kevin, mengamati setiap lekuk wajah yang sama persis dengannya. Biasanya mata indah itu akan selalu berkedip lucu.
Hidung bengir itu akan selalu merah.
Bibir itu selalu tersenyum.
Kevan rindu adiknya yang ceria, yang cengeng, manja. kevan rindu.

Ardi masuk dengan membawa laptop di tangannya, dilihatnya Dina yang terlelap di sofa dan putra sulungnya yang menunduk di samping kevin dengan bahu bergetar.
Ardi mendekati kevan, menepuk pundak sang putra memberi kekuatan.

"Adek akan baik-baik aja bang," ujar Ardi.

"Adek kapan bangun, Yah?" lirih kevan.

"Abang kangen adek manja sama abang," lirihnya lagi.

"Secepatnya sayang," ujar Ardi memeluk putranya.

🌿🌿

Seminggu berlalu tapi kevin belum mau membuka mata, Kevan selalu setia di samping adiknya.
Dina dan Ardi juga, diantara mereka bertiga Kevanlah yang sangat kacau.
Setiap hari mengajak adiknya bicara.
Merayu bahkan menangis setiap kali melihat kevin.

Ardi dan Dina pun hanya bisa menunggu, prediksi dokter kevin akan segera bangun. Tapi entahlah kapan itu. Dokter juga tidak bisa memastikannya. Imun kevin terlalu lemah dan operasi ini juga mengakibatkannya semakin lemah.

Banyak hal yg di takutkan, jantung baru itu belum tentu 100% cocok.
Semua akan terlihat saat anak itu sadar nanti. Detaknya masih lemah sampai saat ini. Dan perkiraan dokter Kevin bisa drop kapan saja dan koma.

Perkataan dokter itu membuat Ardi tidak bisa tenang, Ardi memang tersenyum di hadapan istri dan anaknya tapi nyatanya Ardi juga menangis sendirinya.Ardi akan melakukan apapun demi putranya, demi istrinya dan putra sulungnya. Kevin harus baik baik saja.

🌿🌿
My family

Maaf kalo pendek ya
Nextnya lanjut besok

Mampir juga kecerita ku yang lainnya, ada cerita baru, loh!

Se you next part🤗❤

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang