Hari ini adalah hari upacara coming of age. Para maid sudah mendandani Emily sedari pagi. Namun mereka belum menunjukkan tanda-tanda akan selesai. Emily harus melewati serangkaian ritual mandi suci. Dari mandi kembang, mandi susu, mandi madu. Ah, bahkan Emily sekarang merasa kulitnya lebih manis dari kue tart. Para maid bahkan tidak membiarkan Emily makan. Hanya segelas air madu yang mengisi perutnya dari pagi. Semuanya demi penampilannya yang sempurna. Uh.. Untuk apa penampilan sempurna kalau aku sekarang mau pingsan karena kelaparan.
Acara akan dimulai pukul 3 sore. Diawali dengan serangkaian acara ceremonial. Dilanjutkan dengan first dance oleh putri kerajaan lalu acara bebas yang biasanya digunakan untuk bersosialisasi oleh para bangsawan.
"Emy, boleh aku masuk?" Terdengar suara Elizabeth dari luar pintu kamar Emily.
"Masuklah Liz."
Elizabeth berjalan masuk dengan anggunnya. Dia sudah siap untuk acara ceremonial. Gaun biru muda yang sangat cocok dengan warna matanya membuat Liz terlihat sempurna. Rambut hitam lurusnya di biarkan terurai indah, hanya di beri hiasan kecil untuk mempercantik penampilannya. Elizabeth terlihat sangat elegan.
"Kamu belum selesai Emy?" Elizabeth geleng-geleng kepala melihat Emily yang bahkan belum mengenakan gaunnya.
"Jangan tanya padaku. Tanya mereka yang suka sekali bermain mendandaniku. Badanku sudah pegal semua menunggu mereka selesai."
"Putri, ini demi dirimu. Bersabarlah sebentar lagi." Sofia berusaha menenangkan tuan putrinya yang mulai gusar.
"Demi diriku apanya."
"Sudahlah jangan menggerutu. Nanti make up di wajahmu bisa retak semua." ELizabeth ikut menenangkan Emily. "Aku akan ke taman, berbincang dengan lady yang lain. Kamu cepatlah selesaikan dandananmu dan mulai acaranya ya."
"Ya. Take your time Liz."
***********
Emily selesai berdandang tepat saat acara akan di mulai. Semua tamu undangan sudah ada di ballroom.
"My lady." Earl mengulurkan tangannya pada Emily. Dia sudah menunggunya dari tadi. Sorot mata Earl penuh kekaguman akan kecantikan Emily yang terpancar sempurna. "Kamu terlihat sangat cantik Emy."
Emily tersenyum menyambut uluran tangan Earl. Mereka berjalan menuju ballroom perlahan.
"Gugup?" Tanya Earl.
"Ya.. Setelah ini... Aku akan menjadi dewasa seutuhnya. Dan tentu saja tanggung jawabku bertambah kan?"
"Jangan pikirkan pekerjaan hari ini. Berbahagialah. Momen ini hanya datang sekali seumur hidup." Earl menepuk-nepuk tangan Emily yang melingkar di lengannya. Berusaha memberinya ketenangan.
"Terima kasih." Emily membalasnya dengan penuh senyuman.
Mereka sampai di ballroom. Semua mata tertuju pada mereka berdua. Dan tentu saja, semua orang mulai berbisik. Emily sudah terbiasa dengan semua itu. Dia hanya perlu tersenyum. Menunjukkan dirinya yang sempurna.
Raja dan ratu sudah menunggu di depan podium. Emily dan Eal duduk di sebelah mereka. Empat orang dengan status tertinggi di kerajaan Plenamory. Meski Earl orang luar, namun statusnya sebagai tunangan putri mahkota membuatnya menjadi petinggi Plenamory.
Sang raja berdiri untuk memberikan sambutan dan membuka upacara. Emily tak begitu mendengarkannya. Karena isinya hampir sama setiap tahunnya. Emily lebih sibuk menata detak jantungnya. Karena setelah ini dia akan berdansa dengan Earl. Bukan.. bukan karena ini pertama kalinya bagi Emily berdansa di acara resmi. Dia gugup lebih karena fakta dia akan menjadi orang dewasa setelah ini. Dan harus mengikuti semua aturan sosialisasi ala bangsawan yang sangat tidak di sukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Academy
Teen FictionAku princess Emily, seorang putri dari kerajaan plenamory seperti cerita di novel-novel itu, AKU DIJODOHKAN!!! Tapi kisahku tak akan menjadi se klise novel-novel teenlit Karena pangeran yang di jodohkan denganku justru membantuku untuk menemukan cal...