Minggu

18 2 0
                                    

Kedua mata christina terbuka perlahan.Tangan kanannya mengambil jam beker dinakas.Ternyata masih pukul 06.18 lalu mengembalikan jam bekernya ketempatnya semula.Christina terbangun berjalan kearah lemari mengambil pakaian jaket dan celana panjang.Menggantinya dengan apa yang baru saja dia ambil.Tidak lupa dia mengikat rambutnya dan memakai sepatunya.Lalu memasang headphone ditelinganya berjalan keluar dari kamar.Christina berjalan menuruni tangga dengan sepatu yang sudah dia pakai.Hawa sepi menyelimuti rumah christina.Sepertinya kakaknya chan belum bangun.Christina membuka knop pintu rumahnya.Dihari libur ini entah kenapa christina ingin sekali olahraga.Biasanya saja christina akan menikmati hari liburnya dengan menempel ranjangnya.

Christina mulai lari dari depan rumahnya mengelilingi kompleks dengan alunan musik dari headphonenya yang bergantung ditelinganya.Sampai ditaman kompleks christina berhenti sejenak.Mendudukan dirinya disalah satu kursi taman yang masih kosong.Christina mengambil handphonenya disaku jaketnya.Terlihat dilayar menunjukkan baru saja pukul 07.14 tapi ditaman sudah ramai dengan orang-orang yang berolahraga,bermain dengan anaknya,membeli sarapan, dan lain sebagainya.Hembusan nafas keluar dari mulutnya.Keringat bercucuran didahinya.Christina menunduk mengusap dahinya.

"Ini buat lo" ujar seseorang tiba-tiba berdiri didepannya.Christina melihat sepasang sepatu didepannya langsung mendongak.

"Felix?" gumam christina.

"Ini diminum" ujar felix lagi memberikan air minum botolnya kepada christina.Tanpa peduli christina langsung menerimanya.Lalu meminumnya sampai botolnya habis.

"Makasih" jawab christina setelah meneguk.

"Gue boleh duduk?" Tanya felix.

"Tinggal duduk aja, siapa yang ngelarang?" saut christina dengan ketus kedua matanya melirik felix.

"Sendirian aja lo?Kakak lo dimana?" tanya felix lagi menatap kedepan.

"Enggak sekarang ada lo jadi ada temannya.Kalau kak chris jangan ditanya lagi pasti masih tidur"

"Tumben juga lo mau olahraga pagi" kekeh felix.Pasalnya jika dihari libur seperti ini pasti christina akan menghambiskannya dengan merebahkan tubuhnya dikasur setiap hari.Felix sangat tau sifat christina  yang pemalas,cuek, dan cerdas.Entah dari mana sifatnya itu.Mungkin dari orang tuanya.

"Iya pengen aja" jawab christina.

"Lo udah baikkan sama hyunjin" tanya felix memastikan lagi.

"Iya, gue enggak mau persahabatan gue hancur.Gue pengen jadi tokoh dalam hidup hyunjin walaupun bukan jadi tokoh yang akan mendampingi hyunjin selamanya" jelas christina.

"Syukurlah ikut senang gue.Lo udah jadi tokoh berharga buat hyunjin.Teman bahkan lebih berharga menurut gue" ujar felix menatap christina yang sedang mengeluh menundukkan kepalanya.Menurut felix teman lebih berharga dari pada kekasih.Sekarang kita lihat jika anda bertengkar dengan kekasih anda.Siapa yang akan disampingmu saat itu?Siapa yang akan menjadi pendengar?Siapa yang akan mempersilahkan bahunya untuk anda sandari?Itu pasti teman.

"Felix" panggil christina mendongak menatap felix.

"Iya kenapa?" Felix menoleh.

"Menurut lo, gue gimana?" Tanya christina.

"Maksud lo?" Felix dibuat bingung dengan pertanyaan christina.

"Gue harus gimana?Gue rasa enggak ada harapan lagi buat perjuangin hyunjin" ujar christina dengan mata yang tidak tau arah.

"Heumm lo udah berjuang tapi lo juga seperti bersikap yang aneh" jawab felix.

"Aneh?"

"Kalau lo suka sama hyunjin.Kenapa lo tadi ijinin hyunjin nganterin yeji?Kenapa lo selalu nyuruh hyunjin sama yeji kalau yeji muncul" ucap felix menanyakan segalanya yang sudah dilakukan christina kepada hyunjin.Disini bukannya christina memperjuangkan hyujin tetapi justru seperti membantu hyunjin untuk mendapatkan yeji.

"Gue rasa hyunjin lebih bahagia kalau sama yeji.Gue tau itu nyakitin diri gue sendiri tapi gue suka lihat hyunjin bahagia" jawab christina tersenyum tipis.Cinta dalam itu sangat menyakitkan.Apalagi yang dia suka adalah sahabatnya sendiri.Bahkan sahabatnya itu hanya menganggapnya sebagai sehabat tidak lebih dan menyukai gadis lain bukan dirinya.

"Lo cewek terkuat.Gue bangga sama pemikiran lo" jawab felix mengusap rambut christina.Setelah mendengarnya entah felix merasa christina sangat berpikir dewasa.

Drtt
Suara bunyi handphone.Christina segera melihat handphonenya ternyata kakaknya menelfonnya.Tertulis nama kakaknya chan dilayar handphonenya.

"Siapa?" Tanya felix melihat christina yang melihat handphonenya.

"Kak chan" jawab christina.

"Yaudah diangkat aja dulu" ujar felix.Christina mengangguk, menarik tombol hijau dilayar handphonenya.Suara kakaknya mulai terdengar jelas dari handphonenya.

Christina!

Iya kak kenapa?

Lo dimana dek?

Ditaman habis olahraga

Huh syukurlah pulang cepat

Iya kak

Christina mematikan sambungan telfonnya.Memasukka handphonenya disaku jaketnya.

"Kak chan cariin lo?" Tanya felix.

"Iya belum ijin tadi" kekeh christina.Memang kebiasaanya belum  menghilang dari dulu.Selalu pergi tanpa ijin.Sampai membuat orang khawatir.

"Dasar kebiasaan" umpat felix.

"Tadi pagi kak chan masih tidur gue enggak mau ganggu" ujar christina menjelaskannya.

"Yaudah ayo pulang gue anterin" felix bangun dari duduknya.

"Enggak usah lix" jawab christina.

"Udah ayo" felix menarik lengan tangan kiri christina menyuruhnya berdiri.Christina berdiri berjalan bersamaan dengan felix.Disepanjang perjalanan mereka saling mengobrol tertawa bersama.Bagi christina, felix adalah orang yang mengerti hatinya.Christina sangat bersyukur telat memiliki sahabat seperti felix dari dulu.Walupun felix seorang yang penakut, tetapi felix perngetian dan baik.

><
Jangan lupa vote!
#see you🐣

Regret | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang