Bagian 4

15.7K 249 1
                                    

"Kak, mau kemana?" Tanya Dinda memperhatikan Nada yang sudah rapi dengan dress diatas lutut sederhananya, berwarna biru muda.

"Engg..ada urusan kuliah dek."

Dinda manggut-manggut. Tidak lama setelah itu Nada berangkat menggunakan taksi.

Sesampainya di Resto Bumbu Desa, dirinya mencari sosok pria itu. Dan didapatinya seorang pria di pojok dekat jendela tersenyum seraya melambaikan tangan.

Arga dengan kemeja kasualnya nampak begitu tampan dan maskulin. Pantas saja adiknya tergila-gila dengan pria ini. Nada duduk dihadapan pria itu.

"Bapak ada apa ngajak saya ketemu disini?" Tanya Nada membuka suara. Yang tidak lama disusul pelayan yang membawa makanan mereka.

"Begini, saya mau kamu ikut ke acaranya seminar ekonomi internasional gunadarma sebagai asisten saya di New York minggu depan." Nada yang serang menyeruput jusnya tersedak

"Hah?"

"Saya gak terima penolakan, karena ini berpengaruh besar juga dengan nilai mata kuliah kamu." Lanjut Arga

"Ya, tapi kenapa harus saya? Bapak bisa bawa mahasiswa terpintar dikampus, kenapa saya?" Mata Nada masih membulat, tidak terima dosen satu ini bisa seenaknya saja dengannya.

"Minggu depan tanggal 21 Juni ya, saya tunggu di soetta, kalau kamu gak datang. Saya tidak akan membuka kelas remedial untuk mata kuliahku yang gagal kamu lewati."

Lagi-lagi ucapan Arga membuatnya sukses membelalak. Rasanya ingin sekali wajah pria didepannya itu dia cakar habis-habisan. Nada menarik nafas dalam-dalam, dia sadar betapa keras kepala dosennya satu ini.

"Pak, saya mohon sekali. Jangan saya.." wajah Nada nampak begitu imut dengan muka memelasnya, membuat Arga gemas.

"Saya maunya kamu"

Baiklah, ini tidak akan berujung sesuai kemauannya, Nada menyadari itu. Dia hanya menghela nafas pasrah. Kepalanya jadi mulai pening.

"Kenapa ya Dinda bisa mau sama cowok kayak lo, yang egoisnya gak ada obat gini." Arga justru terkekeh mendengar Nada menggerutu.

Tiba-tiba ponsel Nada bedering, tertera nama Selly dilayar.

"Hallo, kenapa sel?"

"..."

"Astaga, kok bisa-bisanya gue lupa sih! Gue lagi diluar juga sih sekarang, tapi..baju gue gak cocok sel kesana kayanya." Nada melirik kearah dress biru lautnya. Arga menatap penasaran percakapan mereka.

"..."

"Nggh...okedeh, di morizkan?" Arga mengernyit, bukankah moriz nama sebuah club di jakarta pusat? Benak Arga berpikir sambil masih terus menguping.

"..."

"Oke, 30menit lagi gue sampe sana."

"..."

"Bye sel" Nada mematikan telponnya. Tangannya merapihkan makanannya.

"Pak, udah kan ya? Gak ada yang perlu dibahas lagi? saya harus pergi."

"Saya antar" Nada yang hendak bangkit langsung melihat kearah lawan jenisnya itu.

"Nggak, Pak. Saya bisa pergi sendiri."

"Club morizkan? Saya tau dimana itu. Ayo!" Arga menarik lengan Nada

Saat sampai didepan mobilnya Nada melepas paksa pegangan tangan Arga dilengannya. "Pak, saya bukan anak kecil. Saya bisa berangkat sendiri." Nada hendak beranjak namun lagi-lagi tangannya ditarik Arga hingga ia kini bersandar dimobil rangerover milik pria itu, tangan Arga menghimpit Nada.

Do Not Fall In Love With Me [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang