Bagian 13

10.8K 234 24
                                    

"Mamaa.. Nada pulangggg."

Nada memasuki rumahnya mencari-cari sang ibu. Sampai didapatinya Indah sedang melipat kain diruang tivi.

"Sayangg..makan gih mama masak sayur asem sama ikan teri balado kesukaan kamu." Ujar Indah membuat Nada tersenyum lebar.

"Wahh makasi mamskyyy nanti aku makan abis bersih-bersih sama rapihin kamar ya ma." Jawab Nada "aku keatas dulu ma" lanjutnya hendak menaiki tangga rumahnya, namun baru tiga langkahnya terhenti saat terdengar suara bel rumahnya berbunyi.

"Siapa itu ya?" Indah melipat kainnya lebih cepat.

"Udah ma, biar aku aja." Nada bergerak menuruni tangga lagi seraya berjalan kearah pintu.

Tidak ada siapa-siapa sejauh mata memandang. Pintu gerbangnya juga tidak tertutup rapat. Dahi gadis itu berkerut. Kakinya hendak kearah gerbang untuk lebih memastikan namun seketika ia tersandung sesuatu.

Nada mengambil benda yang hampir membuatnya terperosok. Matanya terpancar kaget, ragu namun juga perasaan senang. Ini adalah boneka beruang yang tadi sangat ia inginkan. Tidak salah lagi, ini pemberian Adrian.

Kenapa dia kasih ke gue ya? Batin Nada keheranan.

Namun ia menangkis pemikiran-pemikirannya, perasaan senang teddy ini ada dengannya mengalahkan semuanya. Tangan mungilnya memeluk boneka teddynya erat. Sangat lembut. Buru-buru gadis itu masuk kembali lagi kedalam rumah, tidak lupa merapatkan pintu gerbang dahulu.

"Wah wah..kayaknya anak sulung mama udah ada calon nih yang bisa dikenalin?" Sahut Indah saat mendapati Nada berjalan dengan langkah semangat, tentu karena melihat wajah sang putri yang tampak begitu senang mengundang ribuan pertanyaan.

"Ih mama, engga ada kok..ini Nada gak tau, ada yang taro diluar tadi tuh." Sangkal Nada. Tidak mungkinkan dia menceritakannya, toh boneka ini memang bukan dari kekasihnya.

"Pokoknya kamu wajib kenalin ke mama ya kak, awas aja kalo backstreet!" Ancam Indah dengan suara dibuat mengancam putri cantiknya itu.

"Iya mamaku sayang, yauda Nada keatas ya ma. Muah!" Nada mengecup singkat pipi Indah sebelum bergegas masuk kekamarnya.

Sedari dulu Nada memang sangat menyukai boneka, walaupun sifatnya cuek dan terlihat dewasa. Tetap saja naluri perempuan tetap ada pada dirinya.

***

"Kenapa lu gak sama adeknya Pak Arga aja, Nad?" Suara Tegar memecahkan keheningan mereka yang sedang fokus mengerjakan laporan.

"Lu ya, apa-apa main comblangin aja gak diayak dulu." Sambar Tika pada omongan sohib lelakinya yang terdengar asal.

Baru beberapa menit lalu Nada menceritakan kejadian kemarin. Lebih tepatnya saat dirinya dan adik-kakak itu pergi ke festival sampai ke akhir cerita mengenai boneka beruang barunya.

"Gar, gue gak akan sama Pak Arga, apalagi adiknya, Adrian. Pak Arga calon adek gue." Jelas Nada dengan suara merendah diakhir kalimatnya.

"Kalo lo ngomong kayak gitu, terus apa yang lagi lo jalanin beberapa bulan ini sama Pak Arga? Jalan-jalan santai dosen dan mahasiswinya?" Timpal Tika dengan suara sedikit ditekankan.

Nada termenung. Tidak terasa sudah hampir setengah tahun berjalan. Setengah Tahun? Berarti ia harus cepat mengakhiri ini semua. Kenapa ia jadi tiba-tiba seperti tidak mengingat adiknya beberapa bulan ini?

"Kenapa diem?" Sambung Tika.

"Gue gak tau, Tik. Setiap gue mau ngejauh rasanya sakit, dan gue juga selalu gagal jauhin Arga." Jawab Nada. "Hitungan hari Dinda bakal balik ke jakarta, mungkin setelah itu gue bakal bener-bener bisa jauh dari Arga." sambungnya, meski dengan ketidakyakinan dengan ucapannya sendiri barusan.

Do Not Fall In Love With Me [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang