Bagian 12

13.1K 290 11
                                    

Jauh di kota surabaya, Dinda sedang berkumpul dengan teman-teman sepersekolahan pramugarinya. Tidak terasa waktu sudah hampir berakhir, tersisa satu bulan lagi ia sudah bisa mulai lepas landas mempraktikan semua pelajaran yang ia dapatkan selama pelatihannya didunia kerja penerbangan langsung.

Namun, selama lima bulan berjalan ini meski sekolahnya baik-baik saja, hatinya selalu merasa tidak tenang. Seperti ada sesuatu yang mengganjal disana, terlebih lagi seseorang yang ia harapkan ada disaat-saat senggangnya untuk melepas rindu namun tak kunjung ia bisa hubungi.

Selama lima bulan ini juga Dinda hampir menyerah, mencoba pasrah dan mengerti bahwa kekasihnya bukanlah pria tanpa pekerjaan dan aktivitas. Meski ia bersikeras berpikir demikian, tetap saja hatinya tidak terima.

"Diliatin mulu tuh hape, pacar lo masih ga ada kabar?" Tanya seorang gadis dengan rambut pendek kurang-lebih seperti rambut Dinda.

"Belum, terakhir dia hubungin gue beberapa minggu lalu, cuman bilang mau ngomong sesuatu yang penting..tapi nunggu gue pulang dulu." Ujarnya dengan suara lesu, pesan Arga yang beberapa minggu ini membuat pikirannya agak tidak tenang juga.

Dalam benaknya banyak cabang negatif, salah satunya yang paling ia takuti adalah kalau-kalau kekasihnya itu akan membatalkan pertunangannya.

Apakah Arga menemukan perempuan yang membuatnya nyaman selama aku gak bersamanya? Batin Dinda, lagi-lagi hatinya merasakan nyeri.

***

"Are you fckn serious?! Siapa perempuan itu?" Mata kedua pria itu membelalak mendengar ucapan kakaknya.

Baru saja Arga menceritakan apa yang ia rasakan beberapa bulan ini, baru sebagian saja namun adiknya sudah shock. Bagaimana ia tidak terkejut seperti itu? Arga adalah kakaknya yang tidak ada riwayat mengkhianati hati wanita, mantan kekasih Arga pun terakhir kali yang mengkhianati pria itu, kenapa bisa-bisanya sekarang dia seperti ini?

"Namanya Rain, dia kakaknya Dinda."

Adrian yang sedang duduk disofa bersama kakaknya itu melempar badannya ke dinding sofa dengan kedua tangan meremas rambutnya sendiri.

"You gotta be kiddin me bro" Adrian menarik napas panjang dan menghembuskannya mencoba menenangkan reaksinya "Lalu kalau sudah begini, Dinda bagaimana?"

"Aku akan batalkan rencana pertunangan ini, aku gak ingin menyakiti Dinda jika terus memaksakan bersamanya sedangkan hatiku untuk yang lain."

"Wait-wait..gak mungkin setelah batalkan pertunganmu dengan Dinda lalu tiba-tiba ada hubungan dengan kakaknya..Siapa tadi? Rain?"

"Entahlah, mungkin butuh waktu untuk kearah sana." Arga menyeruput kopinya dengan pandangan menerawang, kepalanya berpikir keras.

"Ternyata naluri playboy ada juga ya didirimu, Kak." Adrian tertawa terbahak membayangkan kakaknya yang sangat cool dan dingin ini serta terkenal tidak pernah main wanita sekarang memiliki dua wanita sekaligus.

"Jangan samakan aku denganmu" Arga melempar bantal sofa kearah Adrian seraya bangkit kearah kamar mandi.

Adrian menggelengkan kepalanya dengan tawa renyah, tidak menyangka kakaknya bisa berada dalam situasi serumit ini. Membayangkan berada diposisi kakaknya saja sudah membuat Adrian kalut, bagaimana jika ia benar-benar diposisi tersebut?

***

Nada berjalan santai menuju kelasnya. Wajahnya nampak begitu berseri karena semalam Arga mengajaknya untuk ke festival malam ini, pria itu ingin sekaligus mengenalkannya dengan adiknya.

Rasanya ia ingin waktu cepat berlalu hingga ia sudah bersama pria itu. Mengingat Arga saja sudah mampu membuat senyumnya tak kunjung lupus. Meski hanya dikenalkan ke adiknya, tapi ia merasa senang karena Arga mau memperkenalkannya dengan salah satu anggota keluarganya.

Do Not Fall In Love With Me [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang