Bagian 17

9.7K 251 36
                                    

Happy Reading shaaaayyy!! 🥰🥰😘 jan lupa tinggalin vommentsnyaaa hihi🥰🥰 thank you banyaaak buat semua vote komen dan masukan"nyaaa🌺🌺
.
.
.
.
Nada sudah kembali ke meja makan. Sebenarnya ia ingin kembali disaat sudah akan usai acara makan malam dan perbincangan pertunangan ini sudah berakhir.

"Kalau begitu tidak perlu ditunda lagi, mungkin sebulan dua bulan kita langsungkan pernikahan Arga dan Dinda." Ujar Tania pada Indah dan semuanya "Bagaimana, pa?" Lanjut Tania menoleh kearah Arlian.

"Lebih cepat lebih bagus. Dinda sudah siap?" jawab Arlian sambil melihat kearah Dinda

Dinda mengangguk mantap "Siap, Om. Dinda upayakan bisa jadi pendamping Arga yang baik nantinya." Jawabnya

Nada menghembuskan napas pelan. Dia tidak boleh menangis sekarang. Ini bukan waktu yang tepat. Mendengar perbincangan kedua keluarga ini membuat kepalanya pening, ditambah hatinya yang juga kian sesak sedaritadi.

"Kalau kedua keluarga sudah sepakat jadi enak, kedepannya bisa lebih lancar kita siapkan dan jug--"

PRANGG

Ucapan Tania terputus saat terdengar suara pecahan barang dari arah belakang rumahnya. Semuanya sontak bangkit dan berjalan kearah belakang rumah.

Saat sampai diruang santai keluarga semuanya terbelalak melihat pemandangan dihadapan mereka.

"ARGA!! BERHENTI!" Teriak Arlian seraya berlari menghampiri Arga yang berada diatas tubuh Adrian yang sedang terduduk menahan tubuhnya. Arlian menarik Arga menjauh dari Adrian.

Wajah Adrian sudah tidak karuan. Sudut bibir dan hidungnya berdarah sedangkan tidak ada goresan atau memar sedikitpun diwajah Arga. Tania menghampiri Adrian, membantu anak lelakinya untuk bangkit. Nada yang melihat hal demikian ingin sekali menghampiri Adrian.

"Kalian kenapa, hah?!" Tanya Tania dengan nada emosi. "Kamu kenapa Adrian? Kenapa kakakmu sampai memukulimu begini?" Tania menatap Adrian meminta jawaban.

"Mamah tanya aja ke anak mamah yang paling egois itu" Jawab Adrian datar masih menatap tajam kearah Arga, ia melepaskan pegangan Tania dilengannya.

Adrian berjalan kearah tempat Indah, Dinda, Dea dan Nada berdiri--menyaksikan kakak beradik itu berkelahi sejak beberapa saat lalu. Adrian menggenggam lengan Nada saat melewatinya, menarik gadis itu mengikutinya.

Nada menoleh sebentar kebelakang sebelum akhirnya mengikuti langkah Adrian. Arga menatap Adrian dengan tatapan membunuh, ia tidak pernah seemosi ini sebelumnya.

"ADRIAN" Teriak Arga hendak mengejar adiknya namun masih tertahan Arlian.

"Arga stop!! Apa yang kalian ributkan, hah? Sampai kamu buat adikmu babak belur begitu?" Tanya Tania pada anak sulungnya namun tidak mendapat respon apapun.

Beberapa menit lalu..

"Aku harap kamu masih sadar posisimu dimana, Adrian."

Mendengar hal tersebut membuat Adrian membalikkan tubuhnya, berhadapan dengan Arga dengan jarak kurang dari dua meter. Arga menatapnya tajam, bisa dirasakan bahwa kakaknya ini tidak suka kedekatan ia dan Nada.

Adrian melipat kedua tangannya, sudut bibirnya sedikit menaik.

"Bukankah seharusnya aku yang bicara seperti itu padamu, Kak?"

Do Not Fall In Love With Me [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang