Bibir Nada tidak hentinya tersungging senyum. Menampakkan betapa manisnya gadis itu kala tersenyum. Sudah lama sekali Nada tidak merasakan perasaan seperti ini. Hatinya terasa terisi kembali, setelah sekian lama kosong. Sekian lama membiru dengan luka yang sudah silam.
Arga mengecupi punggung tangan gadis-nya itu seraya menatapnya. Wajah Nada begitu cantik, begitu manis. Bibirnya yang ranum dan tipis. Pipinya yang sedari tadi merah merona. Arga gemas sekali dibuatnya, ingin rasanya saat ini pula ia raup gadis itu kepelukannya, mengecupinya. Gadis itu. Nada, hanya miliknya.
Mereka sedang berada dimobil Arga, baru saja balik dari makan siang. Sedari tadi tidak hentinya pria itu menggenggam tangan Nada, menciumi punggung tangan gadis-nya.
"Kamu masih ada kelas?" Tanyanya menoleh ke Nada
"Ada kelas terakhir jam 3.30, matkul Pak Rian."
"Berarti kita balik ke kampus ya" Ucap Arga dijawab anggukan Nada
Mobil Arga sudah berhenti diparkiran kampus. Nada pun membereskan tasnya bersiap untuk keluar. Baru hendak membuka kenop pintu mobil, lengannya sudah ditahan. Seketika itu juga Arga meraih wajah Nada, dikecupnya kening gadis itu untuk beberapa detik.
I love you , gumam Arga pelan masih dengan bibirnya yang menempel dikening Nada. Meskipun ia hanya bergumam, namun Nada bisa mendengarnya dengan jelas. Gadis itu tersenyum. Arga menjauhkan wajahnya masih menatap gadis cantik dihadapannya.
"Ayo keluar, sebelum aku hilang kendali." Ujarnya seraya keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk gadisnya itu. Kalau berlama-lama melihat gadis itu bisa membuatnya melayang jauh, tidak terkendali.
Nada melihat Arga yang kelihatan berusaha menahan dirinya hanya terkekeh pelan.
"Nanti pulang aku antar ya, tapi aku harus ke supermarket dulu karena bahan makanan diapartemenku menipis." Ujar Arga
"Oh yaudah, tapi kalau gak sempat jemput juga gak masalah. Nanti aku pulang de--"
"Denganku. Kamu gak dapat ijin pulang dengan yang lain, apalagi laki-laki lain." Arga memotong ucapan Nada, gadis itu mendengus pelan.
Semenjak beberapa hari lalu direstoran Arga jadi protektif sekali dengan Nada. Kemanapun gadis itu pergi, sebisa mungkin ada dirinya menemani atau mengantarnya. Padahal berulangkali Nada selalu mengatakan bisa melakukannya sendiri, karena sebelumnya pun ia sudah mandiri.
Pria itu tidak mau ada celah sedikitpun bagi lelaki lain yang mendekati Nada. Gadis itu hanya boleh dengannya, miliknya.
"Kamu kok gak masuk mobil? Katanya mau ke supermarket?" Tanya Nada karena Arga tidak beranjak dari tempatnya
"Aku menunggu adikku dulu, Rain. Dia sudah jalan kesini."
Dahi Nada mengernyit "Adik? Adik kamu disini?"
"Iya, dia sedang tinggal diapartemenku saat ini dan kebetulan dia sedari pagi disini." Jawab Arga "Kamu gak jadi masuk kelas, hm?" Imbuhnya lagi
"Oh iya, hehe..yaudah, aku ke kelas dulu ya udah mau jam setengah 4 juga nanti Pak Rian udah keburu sampe kelas."
"Iya, semangat belajarnya yaa, jangan genit sama Pak Rian." Ucapnya dengan mimik mengancam
"Genitnya sama Pak Arga aja, ya?" Balas Nada menggoda pria dihadapannya
Melihat Nada seperti itu saja sudah mampu membuat jantungnya berdegup cepat.
"Aku masuk kelas dulu yaa.." Ucap Nada kemudian menjinjit, satu kecupan mendarat mulus dipipi Arga "Bye!"
Arga menghela napas pelan. Menahan rasa gemasnya pada gadis itu. Merasakan bibir lembab Nada menempel dikulit pipinya saja sudah berhasil membuat darahnya berdesir hebat. Dia geleng-geleng merasakan debaran jantungnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Not Fall In Love With Me [21+]
Romantiek#1 - agegap 28/05/2020 #1 - perselingkuhan 01/06/2020 #4 - affair 10/06/2020 --- Nada hanya gadis biasa yang tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Kehidupannya normal-normal saja sampai Dinda--adik tengahnya, mengenalkan calon tunangannya ke keluar...