Kalo pd minat aku lanjut hehe
.
.Nada menyetir motor koplingnya memasuki parkiran Universitas Gunadarma. Tidak butuh waktu lama ia sudah berjalan menuju kelasnya. Hari ini adalah hari keduanya pada semester 8. Tidak peduli dengan tumpukan buku yang ia tenteng dan buku-buku lainnya yang memberatkan ranselnya, Nada tetap berjalan cepat menaiki tangga menuju lantai empat.
"Assalamualaikum, permisi.." ucap Nada karena menyadari dari kaca pintu sudah terdapat dosen didalam ruangan kelasnya. "Masuk" Dengan cepat ia masuk kemudian duduk dibangku mana saja yang kosong.
"Selamat pagi, perkenalkan saya dosen baru kalian. Sudah tau nama dan materi ajaran saya? Yaa, sudah tertera di situs web kampus pasti sudah tahu semua." Dosen yang masih terlihat muda itu menebarkan senyum yang seketika membuat hampir seluruh mahasiswi diruangan ini mericuh.
Bagaimana tidak? Senyum dosen Bahasa Inggris Bisnis yang baru ini sungguh berbeda dibanding dosen-dosen pengajar yang lain. Dia terlihat jauh lebih muda, bahkan tidak jauh dari umur mahasiswa dan mahasiswi diruangan ini.
Nada yang mendengar kericuhan itu menoleh sesaat ke arah dosen yang membuat hampir seluruh mahasiswi dikelas ini histeris. Seketika itu pula alisnya bertaut ketika tahu siapa dosen pengajarnya, pada saat itu juga pandangan dosen itu bertemu dengan Nada.
Iya bener, itu cowok semalem. Tua amat pacar adek gue
Gerak fisiknya sama sekali tidak menunjukan keterkejutan saat mengetahui siapa dosen itu. Ya, dia Arga, kekasih adiknya sendiri. Dalam benaknya berpikir, bagaimana Dinda bisa bertemu dengan pria yang lingkungannya saja sudah berbeda dengan lingkungan adiknya itu?
Entah kenapa ketika melihat ada Nada yang menjadi salah satu dari sekian mahasiswi dikelas ini menimbulkan rasa yang sulit dijelaskan oleh pikirannya sendiri. Arga baru saja mengajar mahasiswa/i tingkat akhir dihari pertama, tapi sudah ada hal yang membuatnya mungkin-akan betah mengajar dikampus ini, terlebih kelas 4EA23.
Dua jam materi ini terasa begitu singkat. Bahkan para mahasiswi banyak yang kecewa.
"Kak jelasin lagi dong..masih belum ngerti nih."
"Iya pak, jelasin lagi dong..masih belum rela bapak ganteng pergi."
Kening Nada berkerut melihat tingkah teman-teman satu kelasnya itu. Arga tersenyum tipis "Kita bertemu lagi pada sub-bab berikutnya minggu depan"
Arga merapihkan buku dan laptopnya, memasukkan semuanya kedalam tas ranselnya. Sebelum beranjak, matanya berhenti menatap Nada yang sedetik kemudian bertemu pandang dengannya. Arga tersenyum penuh arti. Nada tidak mengerti apa maksud senyum itu. Ia hanya diam saja.
Ketika Arga berhasil keluar kelas, Nada berlari menyusulnya. "Arga!" panggilnya tanpa berteriak dikoridor yang sedang sepi ini. Pria yang dipanggilnya itu menoleh, ia tidak menyangka perempuan ini akan menghampirinya.
Arga yang diam ditempatnya dihampiri Nada yang berjalan semakin pelan sampai berdiri didepannya-lebih tepatnya sejengkal didepan Arga. Nada agak mendongakkan kepalanya menatap pria yang tubuhnya lebih tinggi darinya sampai 20 senti.
"Ada apa?"
"Kita harus bicara, empat mata, soal adik saya." Jawab Nada tanpa irama.
"Apa yang harus kita bicarakan, Nad?" Suara Arga terdengar lembut. Berbeda sekali dengan Nada yang ketus barusan.
Mata Arga diam-diam memperhatikan setiap seluk wajah Nada. Bulu mata lentiknya, brown eyesnya yang menyala, hidung lancipnya, dan pandangannya berhenti pada bibir merah alami nan lembab yang berbentuk sensual itu. Rasanya ingin ia menyentuh bibir itu, tidak tidak, tapi lebih dari itu-ia membayangkan yang semestinya tidak ia pikirkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Not Fall In Love With Me [21+]
Romance#1 - agegap 28/05/2020 #1 - perselingkuhan 01/06/2020 #4 - affair 10/06/2020 --- Nada hanya gadis biasa yang tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Kehidupannya normal-normal saja sampai Dinda--adik tengahnya, mengenalkan calon tunangannya ke keluar...