Nada memperhatikan seluk wajah pria dihadapannya saat ini. Mereka sedang berada di restoran yang berada tidak jauh dari kampus. Arga terlihat sangat lahap memakan makanannya, bagaimana tidak? Jadwal makannya memburuk. Terakhir kali tubuhnya masuk makanan kemarin pagi.
"Bapak udah gak makan berapa hari? Kelaperan banget keliatannya."
"Jangan panggil saya bapak, berulang kali udah saya bilang." Jawabnya dibalas Nada yang memutar bola matanya. "Saya makan kemarin.."
"Pantes aja kurusan" Balas Nada karena melihat Arga berbeda dari terakhir kali mereka bertemu. Bahkan penampilannya pun tidak teratur seperti Arga yang biasanya.
"Ini gara-gara kamu"
"Loh, kenapa gara-gara saya?" Dahi Nada mengernyit tidak terima
"Kamu bikin saya gak ada selera makan" Jawabnya "Tapi karena kamu udah ada disini, rasa lapar saya muncul." Lanjutnya dengan satu tangan mengulur meraih tangan gadis itu dan mengusap punggung tangannya. Wajah pria itu tersenyum lalu melanjutkan makannya dengan tangan kiri tetap menggenggam Nada.
Nada menghela nafas. Yang dirasakannya selama ini mungkin benar. Arga-lah obat yang dibutuhkan untuk meredakan sesuatu yang kerap mengganjal dihatinya. Terbukti saat pria itu didekatnya, perasaan sesak itu tidak lagi melekat dengannya. Apa harus selalu seperti ini?
"Kamu mikirin apa, Rain?" Tanya Arga membuyarkan pikirannya
"Heh?..bukan apa-apa. Lanjutin aja makannya pak" Nada mencoba melepas genggaman Arga namun ditahan olehnya
"Kamu panggil saya pak-pak lagi saya gak segan cium kamu disini" Ulangnya lagi, entah sudah berapa kali Arga meminta hal ini namun Nada tetap saja memanggilnya Pak. Mungkin karena memang sepantasnya begitu? Umur mereka berpaut 10tahun.
"Maksa banget sih, iya-iya." Jawab Nada pasrah akhirnya.
"Kamu kenapa gak pulang ke rumah? Balik kuliah kamu kemana?" Tanya Arga menyelidik. Karena sepanjang ia menunggu gadis itu didekat gerbang rumahnya namun tidak kunjung ditemuinya.
"Nginep dirumah tante" Jawab Nada dengan jujur. Karena memang beberapa hari ini kalau tidak dirumah Tika, ya dirumah Tantenya.
"Selama itu?"
"Iya, udah lama gak main kerumah tante. Kamu juga ngapain ke rumah saya?"
"Nungguin kamu, tapi kamunya gak muncul-muncul." Jawabnya masih fokus dengan makanannya.
Nada memutar bola matanya. Sedetik kemudian gadis itu teringat sesuatu "Arga, kamu kenapa jarang kabarin Dinda?" Tanyanya membuat Arga menghentikan aktivitas makannya
"Saya akan membatalkan pertunangan saya dan dinda" Mata Nada sukses membulat mendengar jawaban enteng dari mulut pria itu
"Kamu gak serius kan? Dinda salah apa sampe kamu batalin pertunangan kalian?"
"Dinda gak salah. Saya yang salah. Saya gak mungkin melanjutkannya sedangkan hati saya untuk orang lain."
"Arga, hanya karena kita begitu malam itu bukan berarti kamu cinta sama saya, dan saya pun begitu. Mungkin karena kita lagi diposisi yang sama, kesepian." Jelas Nada, wajahnya benar-benar tidak yakin dengan kata-katanya sendiri.
Arga menatap gadis dihadapannya intens. Mencari kejujuran dari ucapannya barusan, terlihat sekali bahwa gadis itu berat mengucapkan kalimatnya barusan. Nada sukses dibuat gugup olehnya.
"Kalau saya kesepian, saya tidak akan berhenti saat itu." Jawab pria itu membuat Nada bingung harus menimpali dengan apalagi. "Saya akan sampaikan baik-baik ke Dinda.." Lanjutnya lembut
KAMU SEDANG MEMBACA
Do Not Fall In Love With Me [21+]
Romance#1 - agegap 28/05/2020 #1 - perselingkuhan 01/06/2020 #4 - affair 10/06/2020 --- Nada hanya gadis biasa yang tinggal bersama ibu dan kedua adiknya. Kehidupannya normal-normal saja sampai Dinda--adik tengahnya, mengenalkan calon tunangannya ke keluar...