2. Fakhri Yang Menyebalkan

499 56 14
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Aku mendesah lega karna telah selesai take video untuk tugas kelompok ke instansi kemarin. Hari ini tinggal mengedit video dan membuat laporan yang tentunya bukan pekerjaan ku lagi.

Perpustakaan jam sepuluh pagi ternyata masih sepi. Aku menghirup aroma terapi yang khas tiap masuk perpustakaan.

Setelah menemukan buku yang hendak ku baca, aku memilih tempat di sudut dekat jendela. Ada dua kursi dengan meja bulat sebagai pembatas.

Aku membuka halaman pertama dan mulai khidmat membaca. Namun, agaknya ada saja yang membuat mood ku tidak baik.

Siapa lagi kalau bukan ketua kelas. Dia datang, tiba-tiba menaruh laptop di atas meja bulat di hadapanku dan duduk tanpa permisi.

"Gue mau bikin laporan tugas kelompok kita, jadi lo jangan gangguin gue."

Menyebalkan bukan? Dia yang datang tiba-tiba dan duduk tanpa permisi malah memerintah sendiri. Aku hanya mendesis sebal. Untungnya dia memberi alasan karna sedang membuat laporan untuk tugas kelompok kami. Aku membiarkannya dan kembali melanjutkan membaca buku.

Sinar matahari mulai masuk. Jendela dengan kaca persegi besar tanpa tirai membuat seluruh cahaya kuning itu masuk tanpa cela.

Si ketua kelas tampak menikmatinya dan merasa tak terganggu dengan cahaya itu. Cahaya yang menerpa wajah bagian kanannya, membuat aku terpaku untuk melihatnya lebih lama.

Sial sekali, karna sungguh aku tertarik melihatnya seperti ini. Fokus dengan layar laptop yang menyala dan jari jemari sibuk mengetik. Seperti ini lebih baik daripada wajah tengil yang membuat ku muak setiap hari.

"Ehem, udah puas liatin gue nya?" Dia mendapatiku melihatnya sejak tadi dan tampak senang sekali sebab aku terkejut setengah mati dibuatnya.

"Siapa yang liatin lo?" Aku mencebik dan mengalihkan perhatian keluar jendela.

Aku menyipitkan mata untuk melihat dengan jelas sosok yang ada di bawah sana. Itu Dito, sedang melepas helm setelah turun dari motornya.

Aku belum yakin kalau dia adalah Dito yang sama seperti yang aku kenal dua tahun lalu. Terlalu banyak perbedaan yang membuat aku semakin ragu. Dan juga yang memiliki nama Dito bukan dia saja kan?

Aku hanya menghela napas dan mengalihkan pandanganku dari jendela. Yang malah langsung bersitatap dengan ketua kelas.

Dia menaikkan alisnya seolah sedang menilai apa yang baru saja aku lihat. Lalu berujar, "Bisa banget dia narik semua perhatian cewek, termasuk lo lagi."

Aku mengerutkan kening tak mengerti. "Maksud lo apa?"

Tapi, si ketua kelas tak memberikan jawaban. Ia kembali sibuk dengan laptopnya seolah-olah aku tidak pernah bertanya apa-apa.

***

Kelas yang hening tanpa lelucon terdengar sedikit pun membuat suasana membosankan. Aku akhirnya menyerah dan menguap menahan kantuk setelah menahannya sejak tadi sembari mencatat materi.

Dosen di depan kelas sama sekali tidak menghiraukan kami yang mulai tak fokus, beliau hanya sibuk menerangkan dan menggeser slide powerpoint.

Si ketua kelas yang biasanya tengil dan banyak ulah malah terlihat tenang-tenang saja. Mencata materi dan fokus dengan dosen di depan. Tidak seperti biasanya.

Namanya Fakhri, aku lelah menyebut gelarnya terus-menerus, sebagai ketua kelas. Posturnya sepantaran pemain club basket kampus, dan tentunya saja tubuhnya atletis. Dia sering memamerkan wajahnya dan tebar pesona kapan pun dan di mana pun.

Tak pernah sekali pun aku melihatnya duduk tenang seperti ini di kelas. Baru kali ini dia juga absen memberi celetukan lucu untuk dosen yang membosankan di depan kelas.

Jam menunjukkan pukul empat sore tepat. Aku akhirnya bisa menghela napas lega, karna pelajaran telah selesai.

Sesudah merapikan buku dan alat tulis, aku melangkah keluar kelas. Bersamaan dengan Fakhri yang terlihat menundukkan kepala. Jarang sekali cowok itu memperlakukan wajahnya seperti itu.

Aku melangkah lebih cepat agar sejajar dengannya. Menyikutnya pelan lalu bertanya. "Laporan tugas kelompok kita udah kelar?"

Dia hanya mengangguk dan kembali melangkah acuh. Aku segera menahan langkahnya. "Fakhri, lo gak papa?"

Aku berhasil menahan langkahnya. Tapi, agaknya apa yang baru saja aku lakukan bukan lah hal yang bagus, sebab setelah cukup lama terdiam. Wajah tengil Fakhri keluar. Ia tersenyum-senyum dan menaik turunkan alisnya menggodaku. Lalu berkata. "Cie cie yang udah mulai nanya-nanya keadaan gue."

***

Selamat hari raya idul fitri🙏
Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir dan batin semua🙏

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang