Jangan lupa vote dan komen ya😊
***
Aku menghirup udara pagi hari yang sejuk dari balkon villa. Rasanya badan ku panas dan demam. Aku merapatkan jaket dan berusaha berdiri dengan benar. Sungguh, pemandangan matahari terbit dari balkon villa ini sangat sayang untuk dilewatkan.
Suara langkah kaki mendekat. Aku segera menoleh dan menyesal karna gerakan tiba-tiba yang aku buat sendiri menyebabkan kepalaku berdenyut. Langkah kaki itu terdengar bergegas mendekat ke arahku. Dan tanpa aba-aba menarik ku dalam pelukannya.
Aku berusaha untuk berdiri dengan benar dan melihat siapa yang baru saja memeluk ku. Ternyata itu Dito, dia terlihat panik.
"Kamu gak papa?" Dia tanpa minta izin lebih dulu mendaratkan punggung tangannya di dahi ku. "Astaga panas, kamu demam. Kenapa lagi demam malah berdiri di sini? Udah tau di sini dingin." Ia langsung membuka jaketnya dan melingkupkannya di tubuhku.
Aku hendak menolak namun yang keluar lebih dulu malah suara bersin dari mulutku.
"Kan udah dibilangin, udah sana masuk, istirahat aja di kamar, nanti gue panggilin panitia medis bawa obat buat kamu." Ia mendorong ku masuk kembali ke dalam kamar lalu kemudian pergi.
Tak lama salah seorang panitia medis datang. Ia memberi ku obat. Lalu sebelum pergi ia tersenyum penuh arti seraya berkata, "Oh jadi ini ya yang ditunggu Dito."
Aku perlu waktu lama untuk mencerna ucapannya. Dan menyerah karna rasa pusing di kepalaku semakin menjadi-jadi. Aku memilih berbaring di kamar saat teman-temanku yang lain dipanggil untuk segera berkumpul di lapangan.
Aku terbangun saat Kristi dan Wulan menatapku di sisi tempat tidur. Mereka terlalu menakutkan untuk ditatap balik dan aku hanya menunduk seraya mencoba berdiri. Untungnya sakit di kepalaku sudah mereda.
"Sa ga usah pura-pura ga liat kita deh."
"Gue liat kalian kok."
Kristi berdecak dan terdengar kesal. "Gue mau langsung to the point ya, jadi lo cewek yang ditunggu Kak Dito?"
Aku berbalik menghadapnya lalu berujar, "Kalian percaya?"
Sialnya, mereka berdua mengangguk tegas tanpa ragu. Aku hanya bisa meringis pelan dan mulai mengemasi barangku serta berjanji akan bercerita esok hari. Dengan alasan aku masih demam mereka berdua setuju dan tak lagi merecoki ku dengan pertanyaan itu.
Kami bersama-sama pulang dengan tiga bus berukuran sedang. Aku masuk ke salah satu bus dengan setengah terseret oleh Wulan. Dua bus lainnya sudah penuh dan untungnya bus terakhir yang aku naiki masih banyak menyisakan tempat duduk.
Aku memilih duduk sendiri sembari menyandarkan kepala di kaca bus. Hingga bus melaju dan aku kembali terlelap.
Rasa-rasanya seperti mimpi saat aku terbangun. Agaknya reaksi obat demam itu masih bekerja, ke dua kelopak mataku tidak mau dibuka. Rasanya aku hanya ingin tidur saja.
Namun, aku menangkap siluet tangan di sebelahku. Seingatku, aku memilih untuk duduk sendiri dan mengingatkan Wulan dan Kristi supaya memprotes kalau ada yang duduk di sebelahku. Apa mereka lupa? Atau mereka tertidur?
Aku menggesek ke dua mataku dan berusaha membuka kelopak mata sebisa mungkin. Hingga aku melihat dengan jelas siapa yang duduk di sebelahku.
Aku mengerjap beberapa kali dan mendengus pelan. Karna mau sebanyak apa pun aku meminta hari ini adalah mimpi, kenyataan tetap lah kenyataan. Yang duduk disebelahku adalah Dito.
"Masih demam?" Ia menempelkan lagi punggung tangannya di dahi ku dan menempelkan punggung tangannya yang lain di dahinya sendiri. Setelah beberapa detik ia berujar, "Udah gak panas sih, tapi kayaknya aku yang panas deh."
Aku hanya berdecak pelan dan menepis tangannya dari dahiku. "Apaan sih."
"Aku khawatir loh kalau kamu sakit."
"Kak jangan bertingkah kayak kita udah kenal lama."
"Bukannya kita emang udah kenal lama?"
"Lama apaan?" Aku meliriknya sinis.
Dito tak menanggapi lagi. Rasa kantukku akhirnya hilang. Aku memilih melihat keluar jendela bus, pemandangan yang indah selama perjalanan pulang.
"Pemandangannya cantik ya."
Aku mengangguk menanggapi.
"Cantik kayak kamu." Kemudian ia terkekeh pelan.
Ah, rasanya perjalanan pulang ini jadi lebih lama.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)
Romance[Completed] [HS] => [Hujan Series] Urutan membaca : [HS] Pagi Itu Hujan [HS] Kembali Temu di Bawah Hujan [HS] Gerimis Siang Itu ** Ketika petrikor menguap ke udara. ketika hujan menyisakan basah. ketika itu pula, kamu kembali datang. ** Start...