4. Senja Di Balkon Villa

357 48 7
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Kepingan kenangan itu menyeruak begitu saja. Tapi, aku harus bisa mengatasinya. Semuanya cuma masa lalu. Itu sudah lama terjadi, dua tahun lalu. Dan sekarang semuanya sudah beda.

Aku juga tak tahu menahu hubungan mereka berjalan lancar atau tidak, sekarang masih berpacaran atau tidak. Karna semenjak aku pergi hari itu, semuanya sudah berakhir.

Aku tidak pernah mencari tahu dan tidak ingin tahu apa pun. Itu sudah cukup sulit untuk aku lakukan hingga terbiasa dan sekarang merasa asing dengan kenangan itu.

Setelah pengakuan Dito kemarin, aku berusaha untuk bersikap biasa saja. Rasa penasaran ku sudah terbayar karna tingkahnya yang mendekatiku terlebih dahulu itu sedikit agresif. Itu karena dia mengenalku.

Dan aku tidak ingin besar kepala dengan rumor yang beredar kalau Dito bersikap cuek kepada semua perempuan karena sedang menunggu seorang gadis. Dan aku tanamkan di dalam kepala kalau gadis yang Dito tunggu bukan aku. Mana tahu kalau gadis itu adalah Shinta, bukan aku. Kalau pun rumor itu benar.

Hari ini, hari keberangkatan menuju villa untuk acara latihan dasar kepemimpinan yang akan diadakan tiga hari dua malam. Aku sudah bersiap sejak pagi dan sekarang harus menunggu beberapa jam lagi sebab jam dua siang keberangkatan dimulai.

Hari ini aku tak memiliki kelas. Makanya sejak pagi tadi aku sudah siap berkemas. Beberapa pesan masuk ke dalam ponsel ku. Membuatnya bergetar-getar sejak tadi. Aku hanya menatapnya malas, saat melihat rentetan spam dari Dito.

Kemarin, setelah pergi dari hadapan Kak Nadine, Dito memberi tahu kalau ia masih Dito yang seperti aku kenal dulu. Ia tiba-tiba merebut ponsel ku saat dering telepon masuk dan merijectnya sembarangan. Kemudian memasukkan nomornya dan mengirim chat ke nomornya sendiri melalui ponsel ku. Begitulah ceritanya hingga ia pagi ini mengirimi ku pesan spam.

***

Jam satu siang, aku sudah berada di titik kumpul bersama beberapa teman ku. Kami mengumpulkan tas di bak mobil terbuka bersama beberapa barang lainnya.

Aku merasa risih karna sejak tadi Kak Nadine memperhatikan gerak-gerik ku. Teman-teman ku juga menyadarinya dan untungnya aku mempunyai mereka, sebab aku sudah merasa tak nyaman sejak tadi.

Anggota senior dan anggota baru semuanya sudah tiba. Kami melakukan perjalanan bersama-sama. Hanya memakan waktu empat puluh lima menit untuk kami sampai di tempat tujuan.

Villanya cantik. Dua lantai yang terbuat dari kayu. Di sisi kirinya ada hutan kecil serta perkebunan jeruk dan pohon sawit. Di sisi kanan ada rumah penjaga villa dan beberapa rumah penduduk. Ada lapangan luas yang menghadap langsung pada sungai kecil dengan air jernih yang mengalir. Serta pemandangan pedesaan yang tak kalah sedap di pandang mata.

Setelah sampai, kami beristirahat dan berkemas di kamar-kamar yang telah disiapkan. Jam bebas diberlakukan setelahnya dan kami diharap berkumpul di ruang tengah villa pada lantai satu sebelum makan malam.

Aku menikmati langit oranye senja dari balkon kamar lantai dua sendirian. Teman-teman ku sedang sibuk berkemas di dalam kamar.

Selagi asik menikmati hembusan angin senja yang menggoyangkan helai rambutku. Aku tiba-tiba dikejutkan dengan Dito yang datang dari koridor balkon di ujung sana.

Ia tersenyum pada ku. Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa di hadapannya sekarang. Dan memilih diam sembari berharap ia cepat-cepat pergi.

"Lagi liat langit senja ya? Sayang banget awan nutupin mataharinya." Dito berujar setelah berdiri di sampingku.

Lengannya yang bersentuhan dengan lenganku membuat aku refleks bergeser. Aku tidak ingin ada yang melihat, apa lagi Kak Nandine. Cukup sudah aku dibuat seperti teroris yang diintai sejak berada di titik kumpul sebelum keberangkatan tadi.

"Kakak seharusnya ga disini." Dito terlihat tak percaya setelah aku berujar seperti itu.

Ia membuka mulut hendak membalas ucapanku namun, salah satu Kakak senior lainnya memangil Dito. Akhirnya Dito hanya bisa menghela napas dan pergi dari hadapanku.

Semoga saja, Kak Nadine tak melihat kami sedang berdua tadi.

***

Udah ada yang baca Pagi Itu Hujan kan?

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang