16. Perkara Jaketnya Dito

204 36 12
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya😊

***

Akibat hujan yang belum juga berhenti, akhirnya pertemuan aku, Kristi, Wulan dan Kak Fira diadakan di kantin belakang gedung A. Mereka sedikit terkena hujan karna harus berdesakan dalam satu payung untuk bertiga.

Alasan mereka memilih kantin belakang gedung A adalah karna posisi ku berteduh adalah di gedung A, dan mereka tahu kalau aku baru saja sembuh dari demam dan tak ingin aku harus terkena hujan menuju basecamp karna tak membawa payung.

Mereka perhatian sekali. Dan aku terharu.

Kami sama-sama memesan mie rebus dan segelas teh hangat setibanya di kantin. Setelah memilih tempat duduk yang tersisa karna kantin cukup ramai saat hujan seperti ini, kami pun duduk dan mulai berbincang. 

Ternyata Kak Fira tidak semenakutkan itu. Pertemuan pertama saat latihan dasar kepemimpinan kemarin membuat aku mengira kalau Kak Fira itu galak, ternyata cover diluar tidak sama dengan isinya.

Kak Fira tipe senior yang ramah dan cenderung blak-blakkan. Apalagi saat membahas aku dan Dito.

"Sa, sumpah deh lo cocok sama Dito daripada si Nadine. Gini ya, sejak gue kenal Nadine dan Dito, Dito sama sekali ga ngerespek Nadine meskipun Nadine udah sampe ngemis-ngemis perhatian dari Dito."

Fyi, ternyata Kak Fira ini tidak suka dengan tingkah Nadine yang terkesan lebay dan tiap hal selalu dilebih-lebihkan. Makanya arah pembicaraan kami tidak lebih dari menjelek-jelekkan Nadine.

"Emang si Kak Nadine ini udah berapa lama deketin Kak Dito, Kak?" Wulan bertanya penasaran.

"Gue masuk organisasi tuh bareng sama mereka, kami seangkatan. Awalnya Nadine deketin Dito pas kita lagi latihan dasar kepemimpinan juga. Sebenernya waktu itu Nadine pingsan pas kita harus hujan-hujanan. Jatohnya Nadine tuh deket Dito, jadi mau gak mau Dito nolongin bopong Nadine balik ke villa. Sejak itu Nadine selalu nempelin Dito gitu dan ngerasa Dito suka dia karna pernah nolongin waktu dia pingsan."

"Oh gitu." Kami bertiga serempak mengangguk-angguk mengerti dengan penjelasan panjang Kak Fira.

Percakapan kami terinterupsi saat pesanan datang. Kami mulai memakan isi mangkuk mie rebus masing-masing. 

"Oh iya, abis ini kalian ada kelas lagi?" Kak Fira bertanya.

Kristi menggeleng. "Gak Kak, aku sama Wulan free."

"Aku juga free Kak, kenapa emangnya Kak?"

"Jadi gini, organisasi kita mau bikin acara. D-day dua minggu lagi, tapi kita perlu persiapan mulai dari sekarang biar besok gak keteteran. Nah, Kakak kan masuk divisi humas, kalian mau gak bantuin Kakak?"

"Jadi panitia ya Kak?" Kristi terdengar tertarik.

Kak Fira mengangguk.

"Boleh tuh." Aku langsung menyetujui.

Dan begitulah awalnya kami bertiga menjadi anggota panitia divisi humas dengan kepala divisi Kak Fira.

"Nah, mumpung kalian free. Kita bakal nganter surat ke tiap-tiap basecamp." Kak Fira mengeluarkan setumpuk amplop yang sudah dibubuhi stempel organisasi.

Wulan menatap takjub. "Banyak banget Kak, harus selesai semuanya hari ini Kak?"

"Kalau bisa iya, tapi gak papa sih dilanjut besok."

Kami bertiga mangut-mangut mengerti. Dan setelah isi mangkuk tandas, kami mulai bergerak menuju student center saat hujan juga sudah mereda.

Meskipun hujan telah berhenti, namun cuaca masih gelap dan suhu tetap saja dingin. Aku merapatkan jaket Dito yang oversize ke tubuhku dan mengikuti langkah Kak Fira.

"Jaket siapa Sa? Kok gede banget di lo?"

Aku sedikit merapat pada Kristi sebelum menjawab dengan berbisik. "Punya Dito, tadi sebelum ketemu kalian, Dito lagi bareng gue, dia ngasih jaketnya ke gue."

Kristi terkikik pelan dan mulai mengejek ku. Ini mengundang Kak Fira dan Wulan menoleh ke arah kami yang berjalan di belakang mereka dengan tampang penasaran.

"Kristi kenapa ketawa sendiri?" Kak Fira terlihat penasaran sekali.

"Liat deh Kak, Sasa pake jaket kegedean yang ternyata punya Dito." Aku yang tak sempat untuk menutup mulut Kristi yang sungguh berbicara dengan suara kelewat kencang hanya bisa menunduk malu dan berusaha menutup wajah.

Untung saja, kami belum sampai di student center. Kami baru tiba di pelataran parkir motor di depan student center. Namun, tetap saja suara Kristi terlalu keras. Dan aku takut ada yang mendengar selain kami berempat.

Kak Fira kontak tertawa dan ikut meledekku. Wulan juga.

Selalu saja hal yang telah ku pikirkan dan membuatku gelisah sendiri menjadi kenyataan. Saat tiba-tiba dan entah datang darimana, Nadine sudah berdiri di depan kami berempat.

Dia menatap ke arahku dengan pandangan sinis, terlebih lagi pada jaket Dito yang melekat di tubuhku.

"Siniin jaketnya Dito!" serunya marah.

***

Halo, selamat siang. Buat yang uas online juga semangat yaa💪buat yang utbk💪buat yang masih belum dinotice doi juga tetep harus semangat💪

[HS] Kembali Temu di Bawah Hujan (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang