Part 10

18 8 0
                                    

Hari Senin. Hari yang paling menyebalkan untuk seluruh murid. Chessa mengawali sekolahnya dengan upacara pagi.

Hari ini adalah hari pertama Chessa sekolah setelah libur tahun ajaran baru. Kali ini dia sudah resmi menjadi anak kelas 12. Tingkatan senior yang paling tinggi. Artinya Chessa juga sebentar lagi harus menghadapi Ujian Nasional untuk bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

Masih terpancar pada wajah para murid kalau mereka masih belum siap untuk masuk sekolah lagi. Sepertinya suasana yang sedang dirasakan mereka saat ini masih suasana liburan.

Upacara pun selesai kemudian semua murid kembali masuk ke kelas mereka masing-masing. Kelas Chessa berada di dekat lapangan tertera disana bertuliskan kelas XII IPA 3.

Suasana di kelas saat ini ricuh, karena belum ada guru yang memasuki kelas.

Seperti biasa di dalam kelas orang-orang membentuk kelompok mereka masing-masing. Ada kelompok dengan julukan geng bobrok, tukang gibah, high class, langganan BK dan masih banyak lagi.

Tiba-tiba guru yang sangat mereka rindukan masuk ke kelas. Ya dia adalah Bu Tuti guru yang mengajar Kimia. Guru yang terkenal galak pada anak si pembuat masalah, tetapi di balik itu semua ia menyayangi semua muridnya.

“Bu apakabar? Udah lama ga ketemu sama ibu jadi kangen kan.” Cerocos Iqbal. Dia adalah murid yang paling sering kena marah Bu Tuti karena anaknya yang susah untuk diatur.

“Baik. Kamu abis di cukur bal? Makin ganteng aja keliatannya.” Canda Bu Tuti.

“Iya dong bu saya mah tiap hari juga ganteng.” Ucap Iqbal dengan pedenya.
Lalu diikuti sorakan dari teman-temannya.

“Karena baru hari pertama masuk sekolah, jadi saya akan membahas sedikit materi tentang Kimia Unsur karena keliatannya kalian masih sedikit bingung sama materi ini.” Ucap Bu Tuti mengawali pembelajarannya.

Pembelajaran pertama di kelas yang dimulai dengan penjelasan materi dari Bu Tuti tentang Kimia Unsur.

.
.
.

Yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Jam istirahat. Sungguh semua murid-murid sangat merindukan bunyi bel ini. Semua murid lalu berhamburan menuju kantin untuk berebut jajanan.

Chessa, Berly, Naya, dan Kaila lebih memilih membawa makanan mereka ke kelas. Mereka lebih memilih untuk makan di kelas karena ingin sembari bercerita tentang pengalaman liburan mereka masing-masing.

Biyan dan Arga pun menghampiri kelompok Chessa. Benar saja mereka datang untuk mengemis makanan pada mereka.

“Wih ciwi-ciwi ngerumpi aja.” Ucap Biyan.

“Sana kalian ganggu aja.” Protes Kaila.

“Nay bagi makanan dong laper nih.” Ucap Arga yang tidak lain adalah pacarnya Naya.

Arga dan Naya memang beda kelas, tetapi Arga suka seenaknya nyelonong masuk ke kelas XII IPA 3, karena di kelas ini ada sahabatnya yaitu Biyan.

“Nih abisin aja.” Ucap Naya sembari menyodorkan makanan tadi hendak ia makan.

“Aduh Ches kayanya itu enak deh.” Biyan hendak merebut makanan dari Chessa tetapi Biyan kalah gesit dari Chessa.

“GA BOLEH. Beli sendiri sana.”

“Pelit banget sih.”

“Yan pulangnya gue nebeng ya sampe rumah.” Ucap Berly memohon.

“Sayangnya jok belakang motor gue dah diboking sama si Chessa.” Sindir Biyan.

Merasa disindir Chessa pun langsung menatap tajam ke arah Biyan.

“Apa? Gaboleh emang?”

“Santuy dong natapnya jan kaya gitu.”

“Abisnya gue males banget harus jalan masuk gangnya. Kalian tau kan kalo rumah gue hampir di ujung.”

“Kenapa ga naik ojol aja.” Saran Kaila.

“Hemat duid. Selagi ada Biyan ngapain harus naik ojol, ya kan Yan.”

“Kalo dibayar sih gue mau.”

“Oh jadi sekarang lo mulai perhitungan ya sama gue.” Biyan langsung kabur keluar kelas saat melihat Chessa akan mencubit tangnnya.

.
.
.

Biyan mengantar Chessa sampai rumahnya. Setelah sampai rumah Chessa menjalani rutinitas seperti biasa.

Lalu jam 18.30 Chessa belajar karena dia ingat tadi ada tugas yang diberikan oleh guru Matematikanya yang harus dikumpulkan besok. Karena ada soal yang tidak dimengerti, Chessa memutuskan untuk meminta bantuan pada Arkan.

Send a picture.

Kak soal no 5 aku ga ngerti


Tidak selang lama Chessa mendapat balasan dari Arkan.

'Gercep banget balesnya' Batin Chessa.

Itu materi teori peluang ya
Biar kamu ngerti mending fc

Chessa panik karena Arkan akan menelfonnya. Bukan panik karena malu, tetapi saat ini kondisinya tidak tepat. Pasalnya suara Chessa sedang serak sejak tadi ia pulang sekolah, karena di sekolah Chessa terlalu banyak memakan makanan yang berminyak dan sampai rumah langsung minum air dingin.

Chessa hendak mengetik balasan untuk Arkan, nyatanya Chessa terlambat. Arkan sudah terlanjur menelfonnya.

Dengan tenang Chessa mengangkat telfon dari Arkan.

“Halo Chessa.” Ucap Arkan dari sebrang telfon.

“Ches?”

Lalu Chessa pun berdeham dan berharap agar suaranya kembali normal.

“Halo kak.” Kenyataannya berbanding terbalik dengan harapan Chessa. Suaranya masih tetap serak.

“Ches lo kenapa? Suaranya ko serak gitu? Lo lagi sakit?”

“Ng..ngga ko kak. Aku kaya gini gara-gara tadi di sekolah jajan sembarangan.”

“Jangan jajan sembarangan dong, Lo itu harus jaga kesehatan jangan sampe sakit. Kalo lo sakit nanti bisa ketinggalan pelajaran.”

'Gasalah dia perhatian ke gue?' Batin Chessa.

“Iya kak aku bakal jaga kesehatan.”

“Yaudah sekarang gue jelasin jawabannya ..…...” Jelas Arkan Panjang lebar.

Arkan secara detail menjelaskan jawaban yang tadi Arkan kerjakan pada Chessa sampai di mengerti oleh Chessa.

“Sekarang dah ngerti kan?”

“Iya ngerti. Btw maaf ya aku udah ganggu waktu kakak.”

“Sans aja gue kalo jam segini lagi nyantai ko.”

“Yaudah kak makasih ya penjelasannya.”

“Oke.”

“Dah.. Good night kak.”

“Too.”

Sambungan telfon pun diakhiri secara sepihak.

'Selain baik ternyata dia juga perhatian'

🌸🌸🌸

Tbc~

Happy Eid Mubarak
Mohon maaf lahir dan batin semua

Han 🐥

My TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang