Part 12

20 8 1
                                    

Pagi-pagi Chessa menyusuri lorong kelasnya dengan lesu. Dari saat bangun tidur Chessa sudah merasa tidak enak badan, tetapi Chessa memaksakan diri untuk sekolah karena hari ini ada ulangan Biologi. Jika Chessa sampai tidak sekolah maka dia tidak akan bisa mengikuti ulangan susulan dan mendapat nilai, karena guru biologinya ini terlihat tegas dan apapun keputusan yang telah ia buat tidak bisa di ganggu gugat lagi.

Saat sampai di pintu kelas, Kaila dan Berly melihat muka Chessa yang pucat. Karena khawatir Kaila dan Berly pun menghampiri Chessa.

“Ches lo sakit?” Cemas Kaila.

“Cuma ga enak badan aja ko.” Ujar Chessa dengan suara yang terdengar parau.

“Kalo ga enak badan ngapain sekolah?” -Berly

“Kan sekarang ulangan bio, kalo gue sampe ga sekolah gue ga akan dapet nilai.”

Kaila dan Berly pun membantu Chessa berjalan menuju bangkunya.

“Kalo lo udah ga kuat pusing lo bilang aja sama kita.” Chessa hanya membalasnya dengan anggukan kepala.

Guru Biologi pun datang dan ulangan pun dimulai. Ulangannya berisi 10 soal essay.

Chessa baru mengerjakan 5 soal tetapi kepalanya sudah mulai terasa pusing. Untuk menghilangkan sedikit rasa pusingnya Chessa meneggelamkan kepalanya sejenak diantara lipatan tangannya. Kaila, Naya, dan Berly yang melihatnya khawatir dengan kondisi Chessa.

Tinggal 2 menit lagi yang tersisa tapi di kertas ulangan Chessa masih ada 2 nomor yang belum diisi. Chessa mulai panik dan dia pun lupa jawaban 2 nomor itu.

“Perasaan tadi malem gue ngapalin materi ini tapi kenapa gue lupa ya jawabannya, mana kepala gue ga kuat pusing.” Batin Chessa.

Waktu habis. Chessa masih sibuk menulis jawaban nomor 10. Semua temannya sudah mengumpulkan lembar jawabannya di meja guru. Saat Bu Santi menghitung lembar jawaban hanya ada 29 yang berarti ada 1 orang yang belum mengumpulkan lembar jawabannya.

“Siapa yang belum mengumpulkan lembar jawabannya?” Tanya Bu Santi.

Lalu Chessa pun mengangkat sebelah tangannya. “Saya bu.”

“Cepat Chessa waktu sudah habis.”

Chessa pun dengan cepat mengisi jawaban itu lalu mengumpulkannya ke meja guru.

“Saya akan umumkan nilainya minggu depan. Kalau ada yang nilainya di bawah rata-rata berarti harus remedial.” Bu Santi pun pergi meninggalkan kelas.

Setelah Bu Santi pergi, Naya dan Kaila langsung menghampiri bangku Chessa dan Berly.

“Ches kalo lo udah ga kuat mending pulang aja. Atau mau diem di UKS?” Saran Naya.

“Tanggung abis ini pelajaran PPKN nanti aja pas istirahat gue ke UKS.”

“Chessa jangan keras kepala, gue anter ke UKS sekarang ya.” Ujar Berly sambil memeriksa suhu di kening Chessa yang demam.

“Iya bener kata Berly, lagian juga gurunya baik ko abis ini juga ga akan ada ulangan lagi.” Timpal Kaila.

Chessa pun akhirnya menyetujui saran dari teman-temannya. Naya, Berly, dan Kaila pun membantu membopong tubuh Chessa berjalan menuju UKS.

.
.
.

Naya, dan Kaila sudah izin kepada guru PPKN mereka bahwa Chessa dan Berly tidak bisa mengikuti pelajarannya karena Berly harus menjaga Chessa yang sedang sakit di UKS.

Saat Biyan masuk kelas, Biyan melihat bangku Chessa dan Berly kosong. Lalu Biyan pun bertanya kepada Naya, dan Kaila selaku sahabatnya.

“Nay, Chessa sama Berly kemana?”

“Berly lagi jagain Chessa yang lagi sakit di UKS.”

Setelah mendengar itu Biyan pun kaget, “Chessa sakit?”

Setelah jam pelajaran PPKN berakhir, dan waktunya istirahat, Biyan, Naya, dan Kaila langsung melihat kondisi Chessa yang ada di UKS.

“Gawat demam Chessa makin tinggi.” Panik Berly.

“Ches gue anter lo pulang ya.” Tawar Biyan kepada Chessa.

“Gue gapapa ko gue masih bisa ngikutin pelajaran.”

“Chessa lo jangan keras kepala kalo sakit lo makin parah gimana?!” Bentak Biyan.

Setelah mendengar Biyan membentak Chessa, Berly, Naya, dan Kaila termasuk yang di bentaknya pun kaget.

“Iya Ches bener kata Biyan. Mending lo pulang aja daripada sakit lo makin parah.” -Naya

Akhirnya Chessa pun hanya bisa pasrah, “Yaudah gue pulang aja.”

“Bentar gue ambil jaket sama tas lo dulu. Ber lo juga minta surat izin ke petugas piket ya.” Ucap Biyan kepada Berly.

Kemudian Biyan pun pergi ke kelas untuk membawa jaket, kunci motor dan tasnya Chessa, sedangkan Berly dan Naya meminta surat izin ke ruang piket.

Setelah mendapat izin pulang, Chessa menunggu Biyan di gerbang yang sedang membawa motornya di parkiran.

Akhirnya yang ditunggu pun muncul.

“Nih pake jaket gue.” Biyan memberikan jaketnya kepada Chessa. Chessa pun menuruti apa yang Biyan suruh. Setelah memakai jaket Chessa pun naik ke motornya Biyan.

“Pegangan takutnya lo tiba-tiba pingsan trus jatuh kan gue yang repot.” Ucap Biyan dari balik helm.

Kemudian Chessa melingkarkan tangannya pada pinggang Biyan. Lalu Biyan mengantar Chessa sampai rumahnya.

Setelah sampai rumah tidak lupa Chessa juga berterima kasih kepada Biyan.

“Makasih udah mau nganter gue pulang.”

“Maaf tadi gue udah ngebentak lo.” Biyan merasa bersalah pada Chessa karena telah membentaknya saat berada di UKS tadi.

“Gapapa ko. Lagian kalo gue tetep gamau dengerin kata-kata lo mungkin sekarang gue udah pingsan di sekolah.”

“Gue balik ke sekolah dulu ya.” Pamit Biyan.

“Hati-hati.”

Biyan pun harus balik lagi ke sekolah untuk mengikuti pelajaran. Setelah Biyan pergi Chessa tidak menyadari bahwa ia masih mengenakan jaketnya Biyan.

😳😳😳

Tbc.

Ku menyadari readers makin sini makin dikit 😢
Ayo dong vote juga tinggal klik bintang di ujung kiri bawah

Han🐥

👇

My TutorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang